Di Parkiran Kampus
"Calerie," seseorang berteriak dari arah belakang saat aku hendak masuk ke dalam kampus. Aku menengok secara perlahan dan melihat Arch tengah berlari menghampiriku.
"Kenapa Arch?" tanyaku.
"Ngga papa... ayo masuk," ajak Arch.
Kini kami berjalan melewati koridor kampus dan melihat sekumpulan Mahasiswa/I tengah berdiri di depan mading. Aku dan Arch segera berjalan menghampiri mereka, "Ada apa sih?" tanyaku yang mencoba melihat ke arah mading tersebut.
Mataku membesar ketika melihat isi dari mading dan aku segera menengok ke arah Arch yang tengah menunduk, "APA APAAN SIH INI! SIAPA YANG BIKIN HAL KONYOL KAYAK GINI!!!" teriakku dengan tangan yang menunjuk ke arah Poster. Di sana wajah Arch terpampang selucu mungkin.
Dengan cepat, aku mengambil poster tersebut dan merobeknya hingga kecil. Kemudian aku menarik tangan Arch untuk menjauhi mereka yang kini menertawakan dirinya tanpa henti.
"Gue yang bikin..." ucap seorang laki-laki dengan suara Bassnya saat aku dan Arch sudah melangkah pergi.
Aku tau suara itu...
Aku terdiam dan tidak berani menoleh ke belakang, sementara tanganku tetap memegang tangan Arch.
"Kenapa? Keberatan kalo gue yang bikin?" teriaknya.
Jantungku berdetak sangat kencang ketika suara tersebut semakin dekat.
"Mau apa sekarang? Kenapa diem? Ngga berani?" tanya lelaki tersebut yang kini tepat beberapa langkah di belakangku.
Aku melepaskan genggaman tanganku dari tangan Arch dan menoleh ke belakang dengan tangan yang ku kepal dengan kuat. Aku melihat seorang lelaki jangkung dengan wajah putih mulus tengah berdiri tersenyum sinis ke arahku.
"Cewe kayak dia ini pantes di bully di kampus kita," ucapnya dengan telunjuk mengarah ke Arch. Kini Aku memberanikan diri mendekati lelaki tersebut.
"Prakkk!!!"
Sebuah tamparan dari tanganku, berhasil membuat pipi lelaki itu merah. Ia pun terkejut melihat sikapku kepadanya. Tanpa berpikir panjang, Aku menarik kembali Arch dan berjalan menuju kelas kami.
Di Dalam Kelas
Aku terus berbicara tanpa henti yang membuat Arch lelah mendengarnya.
"Lo kenapa sih ngga mau coba buat ngelawan mereka? Kenapa lo diem terus? Mereka itu udah malu-maluin lo!" ucapku yang nampak terlihat kesal.
"Gue emang malu-maluin Cal, jadi ya pantes gue nerima itu semua," bela Arch.
Aku menggelengkan kepala dan berjalan menjauhi Arch yang tengah duduk di kursinya, "gue mau ke kantin."
"Tenang Arch, gue bakal ubah fisik lo..." gumamku sambil berjalan keluar kelas.
Aku yakin sekarang, kalau Rivaldo juga yang menulis menggunakan pilox di atas meja Arch. Karena tadi, aku menampar pipi kanan Rivaldo saat dirinya menantangku di depan banyak Mahasiswa/I kampus. Dia fikir aku takut akan ancamannya ? Not this time. Aku fikir dia akan berubah setelah 4 tahun tidak bertemu denganku, tapi nyatanya aku salah. Dia masih sama seperti Rivaldo yang dulu.
Aku menuruni anak tangga dan melihat jam tangan milikku yang menunjukkan pukul 07:30 wib. Sementara Pak Tomi, Seorang dosen yang mengajar di kampusku akan tiba pukul 8 pagi.
"CALERIE LILLIAN VINCENTIUS!" seseorang memanggil namaku dengan bersuara lantang hingga menggema ketika aku hendak berjalan menuju kantin.
"Mau ke mana kamu?" tanya Bu Agnes dengan nada bicara yang tegas.
"Ke... toilet," jawabku dengan tersenyum lebar.
"Toilet arahnya di sana! Di sini itu arah ke kantin."
"Ya... Lewat Kantin dulu Bu... Ha.. habis itu ke toilet."
"Alasan kamu! Cepet sekarang kamu ma--"
"BU AGNES!!!"
Aku mendengar suara Theo bergema saat Bu Agnes hendak menyuruhku untuk kembali ke dalam kelas, "Di sini rupanya Ibu... di cariin sama Pak Ilham, bu," ucap Theo yang segera merangkul pundak Bu Agnes dan menyuruhnya untuk ikut menghampiri Pak Ilham. Aku melihat kepala Theo menoleh kearahku dan mengedipkan satu matanya.
Ya, Okay.. Theo telah menyelamatkanku dari amukan Dosen Matematika ini. Aku segera berjalan kembali menuju kantin untuk membeli sebotol minuman.
"Hey..." sapa seseorang yang berdiri tepat di sampingku saat aku telah tiba di kantin.
Aku menoleh ke arahnya dan ternyata dia adalah Nae,
"Ng... Hello," jawabku dengan mengambil botol minuman, setelah itu langsung melangkah pergi.
Aku kembali berjalan menuju koridor yang kebetulan tengah sepi, dan Aku mendengar suara langkah kaki seseorang yang berjalan di belakangku. Aku segera melangkah cepat untuk sampai ke ujung koridor ini.
GOSH!!! Jantungku berdetak sesaat orang itu memegang tangan kiriku,
Brakk...
Suara punggungku yang menghatam loker berwarna hijau ini terdengar cukup keras.
"NAETHAN?!" ucapku yang sangat terkejut saat Nae berdiri tepat di hadapanku.
"Ng.... Mau ngapain lo?" Jantungku berdetak tidak karuan saat tangan kanannya menahan badan tinggi yang cukup besar itu pada sebuah loker dan kini wajahnya mendekat ke arahku.
Aku mengalihkan wajahku sesaat merasakan nafasnya yang ikut meraba wajah ini, tangan kiri Nae mengambil tangan kananku dan meletakkannya di dada bidang milik Nae.
"Rasain detak jantung gue," pintanya.
Ok, Detak Jantung ini sama dengan detak jantungku. Tapi? Apa maksudnya?
"Shall we kiss?" tanya Nae dengan kembali mendekatkan wajahnya ke arahku.
Aku kembali mengalihkan pandanganku dan terus menunduk, "SOMEBODY HEL.....P" aku mencoba berteriak tetapi mulutku di bungkam oleh lelaki ini.
"Jangan pernah lo kasar sama cewe kalo lo ngga mau kepalan tangan gue mengarah ke muka mulus lo itu" teriak seseorang dari ujung koridor.
Ku lihat Nae berjalan mundur saat laki-laki itu mendekat,
"Ugh..."
Badanku segera di tarik oleh lelaki yang menolongku ini dan tangannya melingkar ke belakang hingga memegang pundak kiriku, "Dia pacar gue! Lo sentuh dia sekali lagi, lo bakal mati di tangan gue," ancamnya.
Aku tersenyum manis kearah Nae dan berharap Bajingan ini segera pergi dari pandanganku. Dan benar, tidak lama setelah itu, Nae pergi menjauh. "Makasih" ucapku yang segera melepaskan pelukkan dari tangannya dan melangkah pergi dengan arah yang berbeda dari Nae.
Sepertinya di sekitar depan pintu masuk kelasku sangat lah hening. Apa Jangan-jangan Pak Tomi udah .....
Aku segera berlari ke depan pintu kelas dan berdiam sejenak,
(Mendengar sedikit keributan dari dalam kelas)
...
"Ya okay, Jadi gue pindah dari Fakultas kedokteran ke Fakultas Ekonomi sekarang. So Hopefully kita bisa jadi temen satu sama lain"
Aku terdiam, memperhatikan laki-laki yang tengah berdiri di depan kelasku hingga mataku tidak berkedip,
"Bagaimana bisa? Dia baru aja bantuin gue dari bejatnya si Nae dan sekarang? KOK BISAAAAA ADA DI SINI" batinku yang terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Heart In The Sky
Novela Juvenil1st Love yourself project story [Love your body] in LY [9/4/19] HIGHEST RANKING: #103 IN FUTURE [9/4/19] -Sebuah kado kecil dari Tuhan, Untuk Cal- ❤ Heart In The Sky ❤ Heart In The Sky 2 ❤ Heart In The Sky 3 Karna Tuh...