Jam menunjukkan pukul 6 sore. Aku segera menyingkirkan koper hitamku di dekat lemari hotel ini. Badan ini cukup pegal, rasanya ingin sekali aku tidur tapi Rivaldo menyuruhku untuk makan malam terlebih dahulu. Sepertinya anak ini tidak ada lelahnya sedikitpun.
Aku terdiam karena Rivaldo membawa kami untuk makan malam di pantai dengan angin yang berhembus perlahan. Oh Tuhan, ini sangatlah indah. Terdapat lilin yang berjejer membentuk sebuah hati dan di tengahnya terdapat satu buah meja dengan dua kursi yang di selimuti pita berwarna keemasan.
"Gimana? Suka ngga?" tanyanya yang merangkul pinggangku.
Aku tersenyum dan menatap kedua matanya, "Suka."
Rivaldo mengajakku untuk masuk ke dalam dan duduk di sana. Aku kembali merasakan hembusan angin dan suara ombak pantai yang terdengar perlahan. Tak selang lama kemudian, ada seorang pelayan dan pemain biola yang mendekat kearah kami. Pemain biola ini memainkan sebuah lagu yang membuat aku merasakan kedamaian sesaat.
I have died everyday waiting for you,
Darling don't be afraid I have loved you,
For a thousand years,
I'll love you for a thousand more
Kulihat pelayan itu menuangkan wine di dalam gelas kami berdua. Setelah selesai memainkan biola tersebut, mereka berdua segera pergi meninggalkan aku dan juga Rivaldo. Aku meminum sedikit demi sedikit wine ini sambil terus menatap pantai yang menjulang luas,
"Cal..."
"Hmmm..."
"Lo bahagia ngga sih, nikah sama gue?"
Aku terdiam saat mendengar pertanyaan dari mulut Rivaldo, "Entahlah" jawabku yang kembali meminum segelas wine tersebut.
"Cal... Please, gue bakal lakuin apapun demi elu. Gue janji."
"Do... Kita baru nikah kemarin, gue ngga bisa percaya sama janji lo itu. Entah kenapa gue takut saat kita jalan berdua kayak sekarang ini."
"Lo takut kejadian SMA ke ulang lagi?"
"Ya begitulah."
"Cal... Dengerin gue. Sekarang lo itu istri gue, gue bakal ngejaga perasaan lo Cal. Dan lo ga perlu ragu."
"Status gue emang istri sah lo. Tapi kalo kelakuan lo masih sama, apa bisa gue percaya sepenuhnya sama omong kosong lo itu?" tantangku.
Rivaldo terdiam dengan menarik nafasnya, "Gue akan rubah sikap gue."
Aku mendecak dan menggeleng, "Ngga mungkin."
Sepertinya aku sudah tidak memiliki mood untuk melanjutkan acara makan malam hari ini karena Rivaldo membahas masa lalu kami yang membuat aku merasa, kalau sekarang aku berada di Zona Kesialan.
***
Kami sudah kembali ke dalam hotel, aku segera berjalan untuk membuka tirai kamar dan pantai yang indah tadi bisa terlihat dari dalam kamarku. Lagi-lagi aku harus menunggu Rivaldo untuk keluar dari kamar mandi.
"Dreet Dreet Dreet.... All my life has been a series of doors in myface... And the suddenly I bump into you..."
"Hello Arch Kenapa?"
"CIYE LAGI HONEYMOON!"
"Buset dah, ngga rame-rame
juga teriaknya!"Gimana Cal? Jangan mau
kalah sama Devi, Theo"
(Iya Cal... Dapet baby dong)
(Ciye Calerie malam pertama)"Hey kalian satu-satu
kenapa sih ngomongnya!
Btw Lagi di mana?""CAFE EASTON LAH!"
"Please kalian gausah teriak,
kuping gue budek lama-lama"(Eh guys, kita jangan gangguin pengantin baru)
(Iya Arch, matiin aja udah telfonnya)
"Bye bye Calerie Sayang""Eh Tunggu! Maksud gue bukan gi...."
Tuttt... Tuttt... Tuttt...
Aku menatap layar handphone dengan menyipitkan kedua bola mataku dan terlihat Rivaldo sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangnya. Aku segera berjalan melaluinya tanpa mendengar Rivaldo berbicara sepatah kata apapun.
Setelah masuk ke dalam kamar mandi, aku segera berendam di dalam bath-up dengan mencoba untuk serileks mungkin. Huh... Wangi aroma terapinya berhasil membuat aku memejamkan kedua mata. Apa ucapanku tadi sudah membuat Rivaldo sakit hati? Pasalnya tadi aku mengatakan kalimat yang sebenarnya tidak harus aku ucapkan setelah menikah, "Asli Do... Gue nyesel nikah sama lo kalo tau ujung-ujungnya begini. Sampe sekarang gue ngga bisa nerima kenyataan, kalo Tuhan malah nyatuin gue sama lo. Bukan sama Theo!" batinku
Perasaanku menjadi tidak enak, biar bagaimanapun Rivaldo juga memiliki hati dan sepertinya dia sudah berniat akan benar-benar berubah. Oh Tuhan, aku harus bagaimana sekarang?
"Huah!! Ikatan pernikahan bikin gue ga bisa leluasa!!! Kenapa sih mama harus nikahin gue secepet itu?" ucapku sambil mengacak-acak rambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Heart In The Sky
Teen Fiction1st Love yourself project story [Love your body] in LY [9/4/19] HIGHEST RANKING: #103 IN FUTURE [9/4/19] -Sebuah kado kecil dari Tuhan, Untuk Cal- ❤ Heart In The Sky ❤ Heart In The Sky 2 ❤ Heart In The Sky 3 Karna Tuh...