Part 70

124 13 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku sesaat mendengar kicauan burung dan desiran ombak di pantai. Kualihkan pandanganku ke samping. Senyumku terulas saat melihat Rivaldo masih tertidur pulas dengan tangan kanan yang ia lingkarkan pada pinggangku. Menyadari akan hal itu, aku segera mengangkat tangannya dan kuhempaskan agar segera menjauh dari tubuhku.

Rivaldo yang terkejut segera bangun dan menatapku, "Ada apa sih?" tanyanya kesal.

"Ayo ah pulang ke Indonesia," jawabku.

"Gamau ah!"

"Yaudah, gue balik sendiri," ujarku dengan bangkit dari kasur.

*** 

Kami sudah berada di dalam bandara dan sekarang tinggal menunggu untuk masuk ke dalam pesawat. Tidak lama menunggu kedatangan pesawat tersebut, kami pun segera masuk ke dalam dan menunggu pesawat untuk terbang kembali ke indonesia. Sedang asik memandangi pemandangan dari dalam pesawat, seketika pikiranku terlintas pada nasi goreng yang berada di Cafe Easton. Aku juga sudah jarang kesana, duh pokoknya setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Aku harus mengajak Rivaldo kesana.

Setelah menempuh perjalanan 4 jam lebih, kami tiba di Bandara Soekarno-Hatta dengan selamat. Aku segera menyuruh Rivaldo untuk berjalan cepat.

"Cal... Pelan pelan kenapa sih."

"Ngga bisa, buruan dorong trollinya! Gue pengen nasi goreng Easton," pintaku.

Brakk... (Pintu taksi yang tertutup)

Sekarang kami berada di dalam taksi dan aku menyuruh supir taksi ini untuk melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Lo kenapa sih?" tanya Rivaldo heran.

"Gapapa," jawabku santai.

"Kita mau pulang ke rumah mama atau rumah kita?" tanyanya.

"Rumah kita aja. Gue cape, habis dari cafe Easton baru pulang," tegasku.

Setelah tiba di cafe Easton, aku melihat Akbar dan Arch tengah duduk di salah satu meja cafe. Dari sekian lama aku mengunjungi cafe ini, aku baru mengetahui kalau Akbarlah pemilik cafe yang besar tersebut dan dia menyamar sebagai seorang koki di cafe ini.

"Permisi"

"CAL?! KOK KALIAN UDAH BALIK?" tanya Arch dengan suara lantang.

"Apa sih Arch? Bikin gue kaget aja," jawabku dengan mengernyitkan dahi.

"Wih penganten baru. Sini duduk." saut Akbar.

"Bar, gue minta nasi goreng sekarang! Gausah pedes."

"Nyidam Cal?" tanya Akbar heran.

"Mbarangan! Gue lagi pingin aja."

Akbar pun segera bangkit dari kursinya dan berjalan menjauhi kami.

"Eh gimana malam pertama kalian?" tanya Arch tiba-tiba.

"Lancar... So, Kapan kalian nyusul kita semua?" tanya Rivaldo.

"Selo Do... Sebentar lagi kita bakal nyusul," saut Akbar.

Ku lihat wajah Arch memerah karena hal itu, "Lo jangan Php-in anak ini ! Lo Phpin dia, gue ngga tanggung-tanggung bakal bakar ini Cafe" ancamku.

Ku lihat wajah Arch memerah karena hal itu, "Lo jangan Php-in anak ini ! Lo Phpin dia, gue ngga tanggung-tanggung bakal bakar ini Cafe" ancamku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Completed] Heart In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang