Part 29

165 18 0
                                    

Aku masuk ke dalam kamar dengan suasana kamar yang kembali dalam keadaan normal, kulihat jam yang berdetak di dinding kamarku kini menunjukkan pukul 9 malam. Berdiri di tungku perapian selama 10 menit membuat keringatku keluar. Jadi, tidak salah kan kalau malam ini aku mandi?

Setelah mengambil handuk berwarna hijau, aku segera masuk ke dalam kamar mandi. Sekitar 8 menit berada di dalam kamar mandi, kini aku berjalan keluar dengan handuk yang berada di atas kepalaku. Saat aku ingin mengambil Hair Dryer di atas meja rias, kulihat dari pantulan cermin, terdapat secarik kertas yang berada di atas meja belajarku,

 Saat aku ingin mengambil Hair Dryer di atas meja rias, kulihat dari pantulan cermin, terdapat secarik kertas yang berada di atas meja belajarku,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear Calerie, Aku tahu kamu pasti terkejut ketika menemukan secarik kertas diatas meja ini. Aku cuma mau bilang, Terima Kasih. Terima Kasih karena udah memberiku sebuah kesempatan. Aku harap pertemanan kita, tidak sampai di sini saja. Aku juga berterima kasih kepada Tuhan karena telah mempertemukanku dengan wanita yang berhati mulia sepertimu. Kalau aja kamu tau yang sebenarnya, Aku sangat menyayangimu...

"Love N? Nathan?" Aku segera merobek kertas itu dengan cepat, lalu membuangnya di tong sampah kecil samping meja belajarku. Aku yakin itu hanyalah akal-akalan dari Rivaldo, karena Ia pernah melihatku berada di samping makam Nathan dan aku juga pernah bercerita dengannya tentang Nathan.

Tapi kalaupun itu dari Rivaldo, kenapa dia menulis nama Nathan? Kenapa ngga nyantumin nama dia sendiri?

Hari semakin larut, kurasakan mataku juga sudah terlihat sayu. Setelah rambutku dalam keadaan kering, aku segera tidur di atas ranjang karena esok, aku harus bangun pagi untuk menjemput Arch dan berangkat ke kampus.

****

Keesokkan Paginya

"5 menit lagi please..." Gumamku saat mendengar bunyi Alarm dan Jam Waker secara bersamaan.

Krekk.....

"KAK CALERIE!!!"

"BANGUN KAK BANGUN!!!!"

"AYO BANGUN!!!"

"BANGUN, BANGUN, BANGUN!!!"

Astaga badanku terpental-pental akibat ulah anak yang masuk ke dalam kamarku tanpa izin. Ya pasti kalian tau, Siapa lagi kalau bukan Rachel Sophia Madisson Carter.

Aku hanya bergumam tak jelas dari dalam selimut, tidak peduli apakah Rachel akan mengobrak abrik kamarku lagi atau tidak.

GOSHHHH!!!!!

Aku segera membuka selimutku saat mendengar Rachel membunyikan mainan terompet miliknya ke arah kupingku, "RACHEL!!!" teriakku sambil mengusap kuping kanan yang masih berdengung. Ku lihat Rachel hanya menyengir lebar dan terlihat 2 buah gigi ompongnya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

"Kak, bangun..." ucapnya dengan lirih dan berakhir senyuman. Setelah itu, Aku memperhatikan anak ini turun dari kasurku dan berlari menuju pintu kamarku.

"Kak Cal... bangun," ucapnya sekali lagi dengan tangan kanan yang menggelantung pada gagang pintu kamarku.

Aku kembali tertidur dengan wajah yang ku benamkan di atas kasur.

BRAKKKKK!!!

Aku tersentak sesaat pintu kamarku terbuka hingga menyentuh dinding kamar dan lagi-lagi aku mendengar suara anak kecil itu menyuruhku untuk bangkit dari kasur. Ketika aku mencoba untuk mengejarnya, Anak itu segera berlari menjauh.

BRAKKK!!!

Aku kembali menutup pintu kamarku dengan kencang dan menguncinya dari dalam agar Rachel tidak lagi nyelonong masuk ke dalam kamarku. Ku lihat jam di dinding kini menunjukkan pukul 6.30 pagi, Akupun segera bersiap-siap untuk pergi ke kampus.

"Dreet Dreet Dreet.... All my life has been a series of doors in my face... And the suddenly I bump into you..." (Dering handphone Cal)

"Hello Arch?"

"Di mana lo?
gue udah siap nih"

"Oke gue otw"

Aku segera menutup telfonku dan bergegas menuju garasi mobil tanpa memperdulikan sarapan pagi. 4 menit aku mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, kini Aku sudah berada tepat di samping sebuah rumah besar dengan bergaya klasik dan kulihat di atas pagarnya terdapat dua malaikat di setiap sisi kanan dan kiri.

Setelah Arch masuk ke dalam mobilku, aku langsung mengendarai mobil ini hingga sampai ke kampus. 10 menit kami berada di jalan, kini kami tiba di sebuah parkiran kampus. Setelah memarkirkan mobilku, aku dan Arch berjalan ke kelas kami yang terletak di lantai dua.

Aku terdiam saat berpapasan dengan seorang laki-laki 'Nerdy' yang memiliki kulit putih dan kulihat wajahnya sekilas, ia memiliki pipi tirus berbentuk kurva, hidungnya yang mancung serta alisnya yang sedikit tebal. Tapi tunggu! Sepertinya aku mengenali lelaki barusan ...

[Completed] Heart In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang