Part 59

109 17 0
                                    

Aku sudah berada di lingkungan kampus dengan melihat beberapa Mahasiswa/I tengah asik berkumpul di lapangan dengan rumput hijau di atasnya. Sepertinya juga matahari tidak terlalu menampakkan dirinya hari ini. Yap, cuaca di sini menjadi sangat adem dengan angin sepoi-sepoi yang berhasil menggoyangkan daun pada ranting pohon tersebut.

Kulihat Theo dan Arch tengah bersender pada sebuah batang pohon.

-AUTHOR POV-

"Ini cuacanya adem banget ya," ucap Arch yang merasakan hembusan angin tersebut.

"Iya bener... Btw Gimana hubungan lo sama Akbar?"

"Baik kok... Ah iya Theo. Gue mau nanya nih ya, sebenernya lo suka ngga sih sama Cal?"

"Ngga tau."

"Kok ngga tau?! Jangan Phpin anak itu dong!"

"Suka kok suka..."

"Dih ngga ikhlas gitu kan."

Theo sendiri bingung dengan perasaannya. Ada sesuatu yang membuat dia berfikir dua kali untuk menyatakan perasaan tersebut ke Cal. Theo juga sudah tahu kalau Cal suka dengannya tanpa Cal mengungkapkan terlebih dahulu. Tapi, akankah Theo melanggar janji yang pernah di sepakatinya?

-CAL POV-

Kini aku berjalan mendekat ke arahnya dan duduk di sana, "Ngga masuk kelas?" tanyaku.

"Kaga... Dosennya ngga ada," jawab Arch.

"Cafe Easton aja yuk..." ajak Theo.

"Lah Kelas lo gimana?" saut Arch.

"Kelas gue juga kaga ada Dosennya."

Kami bertiga segera berjalan menuju parkiran. Kulihat Rivaldo tengah menyender pada mobil hitam miliknya.

"Cal..." panggilnya

Ia segera berjalan kearahku dan terdiam sejenak. Aku memperhatikan raut wajah Rivaldo yang terlihat kusut akhir-akhir ini. Apa yang terjadi dengannya?

"Gue... gue minta maaf Cal."

"About?"

"Masa lalu. Cinta. Perasaan. Kebencian. Semua yang pernah terjadi di kehidupan lo... Yang buat lo nangis terus-terusan di makam Nathan... Gue merasa ngga enak selama ini," jelasnya.

Aku mendecak dan menggeleng perlahan, "Itu udah beberapa tahun yang lalu. Gue udah ngga mau ngebahas itu lagi... Toh sekarang gue udah bahagia kok karna ada mereka berdua."

"Jangan begini ke gue Cal..."

"Begini gimana?"

"Jangan jauhin gue...."

Permintaan Rivaldo membuat aku semakin bingung. Ya jujur, aku dan dirinya sudah tidak memiliki ikatan pertemanan lagi.

"Jangan minta gue buat ngga ngejauhin lo. Karna sikap lo lah yang udah buat lo ngerasa di jauhin. Gue harus pergi... Mereka udah nunggu di mobil."

Aku segera berjalan menjauhi Rivaldo dan masuk kedalam Mobil Theodore. Setelah itu, kami pergi menuju Cafe Easton. Tapi kenapa perasaanku terlihat kasihan dengannya tadi? Apa aku harus terus-terusan memendam perasaan benciku kepadanya?

***

"Mau makan apa nih?" tanya Arch dengan tangan yang terus membolak-balikan lembaran tiap lembaran dari buku menu itu.

"Saya Lemon Tea aja mas," pintaku.

"Ngga makan nasi Cal? Apa takut gemuk lagi?" ledek Theo yang duduk satu sofa denganku.

[Completed] Heart In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang