Part 75

166 14 0
                                    

Beberapa tahun kemudian, Calen dan Robert bertumbuh dengan sehat dan juga pintar. Hal ini di dapat berkat kerja keras Cal dan juga Rivaldo untuk membuat kedua orang tuanya benar-benar bahagia.

"Mommy! Liat boneka aku, lucu kan?" tanya Calen yang datang menghampiri Mommynya di ruang tamu.

"Iya sayang, Kamu main dulu gih sana... Mommy lagi ada tamu," jawab Cal.

"Mommy, ayo main dulu sama Calen..." pintanya memelas.

"Nanti Mommy temenin, kamu main sama abang kamu dulu gih."

Cal melihat anak cantiknya ini memasang wajah yang hampir mau menangis karena permintaannya tidak di turuni. Cal menghela nafas dan segera mengangkat Calen untuk duduk di pangkuannya.

"Calen sayang, jangan nakal ya... Mau di suntik sama om dokter?" tanya Cal yang melirik ke arah Naethan yang kini telah menjadi seorang dokter.

Calen menggeleng dengan wajah yang panik, "Ngga mau."

"Anak lu udah besar ya..." ucap Nae.

"Perasaan baru beberapa hari yang lalu, lo sama Tami dateng ke acara ulang tahun anak gue deh," jawab Cal sambil menyipitkan kedua matanya.

Nae tertawa kecil, "Iya begitulah..."

Cal baru mengetahui soal kedekatan Nae dan Tami yang berakhir menjadi suami istri pada saat mereka datang keacara ulang tahun Calen dan juga Robert. Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil milik Rivaldo yang membuat Robert segera membanting mainan mobilnya lalu bergegas menghampiri Daddynya dengan cepat. Calen pun tidak mau kalah, Ia segera turun dari pangkuan Mommynya dan menghampiri Daddy serta abangnya itu.

"Ugh..." suara Rivaldo saat Robert dan Calen memeluk dirinya secara bersamaan.

"Daddy, Robert kangen... Ayo kita main," pintanya.

"Daddy, Liat boneka dari Auntie Arch... Lucu kan?" tanya Calen sambil mengangkat boneka Teddy Bear berwarna coklat itu.

"Iya nanti ya... Daddy baru pulang kerja. Ih lucu banget... Kalian main dulu, nanti Daddy nyusul," jawabnya sambil mengusap kepala kedua anak kembarnya itu.

"Wih ada apa gerangan bapak Dokter Naethan di mari?" tanya Rivaldo yang terkejut saat Nae berada di ruang tamu rumahnya.

"Cal hamil lagi?" tambahnya

Cal segera mengambil tas jinjing berwarna hitam milik suaminya itu dan membantu melepaskan dasi hitam milik Rivaldo, "Kaga..."

Setelah itu, Cal segera berjalan ke kamar untuk menaruh barang yang Ia bawa. Sekaligus mempersiapkan air hangat untuk suaminya itu. Tidak lama Cal kembali ke ruang tamu, Nae segera pamit untuk pulang karena dia tidak tega meninggalkan Tami sendirian di rumah mereka.

"Aku udah siapin air hangat buat mandi" ucap Cal yang menutup pintu rumah.

"Baiklah, aku mandi dulu..." jawabnya yang kini menaiki anak tangga.

Cal segera membereskan mainan yang berada di ruang TV sesaat anak kembarnya sudah terlelap tidur diatas sofa. Satu persatu mainan milik Calen dan Robert, Ia masukkan ke dalam kotak mainan. Setelah itu, Cal mengangkat Calen untuk dipindahkan ke kamar anaknya itu. Karena mereka berdua sudah besar, Cal memisahkan Robert dan Calen supaya anak mereka bisa mandiri. Cal melihat bingkai foto bertuliskan Calen pada dinding kamar anaknya yang bertemakan merah muda itu. Kemudian Ia tersenyum lebar sambil mengelus kepala anaknya yang masih tertidur.

"Calandrea Vincentia Loomeyer, Semoga kamu bisa jadi putri cantik Mommy yang selalu pintar ya nak," lirih Cal dengan mengecup kening Calen yang kini telah tertidur ditempat tidurnya.

Setelah menutup pintu kamar, Cal kembali menggendong Robert dan masuk ke dalam kamar milik anaknya yang bertemakan biru muda. Dan lagi, Cal melihat bingkai foto bertuliskan Robert pada dinding kamar anaknya itu.

"Robert Vincentius Loomeyer, Semoga kamu bisa jadi jagoan dan pangeran yang pintar buat jaga Mommy juga Calen ya sayang..." lirih Cal sambil mengelus kepala anaknya itu dan berakhir dengan kecupan.

"Udah pada tidur ya?" tanya Rivaldo yang berjalan kearah Cal saat melihat istri kesayangannya itu menutup pintu kamar Robert.

Cal tersenyum kearah Rivaldo dengan mengedipkan kedua matanya. Rivaldo terkejut saat Cal memeluk dirinya tiba-tiba.

"Kamu kenapa yang?" tanya Rivaldo heran.

Cal menggeleng dengan tersenyum lebar setelah melepaskan pelukannya, "Ngga papa"

[Completed] Heart In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang