Part 52

126 19 0
                                    

"Ugh!"

Suara dari dalam radio mobilku membuat aku semakin membenci dirinya. Aku menjadi tidak fokus mengendarai mobil saat pikiranku yang melayang entah ke mana. Untungnya jalanan yang aku lintasi ini sedikit sepi, jadi aku bisa mengendarai mobil dengan perlahan.

***

Setelah sampai di dalam rumah, aku segera berjalan menuju kamar dan melihat Arch tengah tertidur pulas. Aku langsung melepaskan High Heels hitamku, perhiasan yang berada di anggota tubuhku dan segera berjalan menuju kamar mandi untuk berendam sebentar di dalam Bath-up.

20 menit aku berada di dalam kamar mandi, kini aku berjalan keluar. Seketika pandanganku tertuju pada sebuah foto yang terpajang diatas meja belajarku tepat di samping fotoku dengan Nathan.

Itu adalah Theodore, Aku dan juga Archulleta, Sewaktu kami menghabiskan waktu di sebuah ladang hijau yang terpelosok jauh dari ibu kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu adalah Theodore, Aku dan juga Archulleta, Sewaktu kami menghabiskan waktu di sebuah ladang hijau yang terpelosok jauh dari ibu kota. Saat itu Theo mengajak kami untuk menghabiskan waktu satu hari di sana. Dia bilang kalau kita ke sana, semua masalah yang ada di otak akan menghilang dan kembali bersemangat. Itu benar, Karena pada saat kami sudah sampai di tempat tujuan kami, mataku langsung terbelalak begitu melihat banyak sapi coklat dengan tubuh yang besar tengah memakan rumput hijau yang segar, ada juga beberapa domba kecil yang berkeliaran, Sepertinya punya seorang pengembala. Udara di sana begitu sejuk dan dingin, Aku jarang mendapatkan udara itu di kota besar seperti sekarang ini. Saat itu Arch tidak bisa lepas dari handphone miliknya karena dia sibuk Chatting dengan Akbar dan aku bisa memahami itu.

"Guys Foto dulu! Kali aja bisa jadi kenang-kenangan" pinta Theo.

Aku tersenyum lebar saat memandangi foto ini. Aku juga bisa merasakan kehadiran sosok Nathan pada saat itu. Ya, Rasa kebahagiaan itu muncul saat aku bersama dengan mereka berdua. Aku bisa melepaskan segala beban di otak ataupun di perasaanku jika aku bersama dengan kedua sahabatku ini. Tapi Nathan, kau jangan khawatir soal itu. Kamu masih tetap menjadi sahabat pertama-ku untuk selamanya. Aku harap kamu tidak akan cemburu saat aku mengakui Theo dan Arch sebagai sahabatku juga

Ku letakkan kembali foto kami bertiga di samping foto Nathan dan aku berjalan menuju ranjangku. Untungnya mama sudah membelikan aku sebuah ranjang besar untuk di kamar, jadi aku bisa tidur nyenyak akhir-akhir ini.

***

"Cal. Gue mau ngomong sama lo..."

"Soal?"

"Gue juga suka sama ........."

"KRING...... KRING...... KRING......."

"Dreeettt dreetttt.... Calerie sayang... Ayo bangun, kalo bangun pagi cantiknya bertambah deh... Dreeettt dreetttt....Calerie sayang... Ayo bangun, kalo bangun pagi cantiknya bertambah deh" (dering alarm Handphone Cal)

[Completed] Heart In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang