#1. Rakka

9.2K 291 12
                                    

Awan hitam menggumpal di langit, Menjatuhkan butiran air bening yang membasahi bumi, dan membawa hawa dingin yang amat menusuk.

Dengan wajah yang mulai memucat dan pakaian yang basah kuyup dia berdiri tepat di sebelah batu nisan yang bertuliskan nama seseorang yang sudah tak asing lagi baginya.

"Rik lo kenapa sih pergi duluan. Lo tau gak gue kesepian banget tau"

"Mungkin kalo lo disini lo pasti lagi ngomel-ngomel karena gue basah kuyup begini"

"Sorry selama ini gue belum bisa jadi kakak terbaik buat lo, padahal gue udah pernah janji bakal jadi kakak yang selalu ada buat lo". Tanpa sadar air mata mulai mengalir membasahi pipi Rakka.

"Gue tau ini udah telat banget, tapi jujur gue cinta lo. Gue cinta lo sebagai laki-laki"

"Lo cewe pertama yang bisa masuk ke hati gue"

"Gue udah gak tau hidup gue untuk apa setelah ini. Mungkin dimasa mendatang gue bisa tiba-tiba nyusul lo dengan cara tragis"

"I love you Rikka. Lo cewe dan adik terbaik untuk gue. Thanks untuk semua yang lo berikan"

Tiba tiba datang pria berjas menghampirinya sambil membawa payung berwarna putih.

"Maaf tuan, tuan besar meminta anda untuk segera kembali ke rumah utama sekarang"

"Rik gue balik dulu ya. Besok-besok gue bakal sering mampir"

Dengan berat hati dia meninggalkan kuburan adiknya dan sebuket bunga lili putih yang berada di atas kuburan.

Lalu menaiki mobil mewah pribadinya yang terparkir di pinggir pemakaman

"Jalan Dimas" pintah Rakka.

"Baik tuan"

Mobil pun mulai melaju meninggalkan pemakaman.

*****

Didepan rumah sudah berderat para pelayan yang menyambut kedatangan Rakka.

"Tuan Rakka. Tuan diperintahkan untuk segera ke kantor tuan besar" ucap salah seorang pelayan yang menyambutnya.

Dengan cepat Rakka segera berjalan kearah kantor tuan besar alias ayahnya.

Sebenarnya Rakka tahu apa yang akan terjadi nanti karena hampir setiap hari hal ini terjadi padanya.

Pintu jati besar pun terbuka, dan terlihatlah seorang pria dengan kisaran umur 50-an dengan wajah masam dan marahnya.

Rakka pun masuk dan pintu kembali tertutup rapat.

"Rakka sudah berapa kali ayah bilang jangan pergi tanpa ijin dari ayah. Apa kau tahu seberapa ayah khawatir padamu"

Senyum sinis terlihat di wajah Rakka."khawatir? Sejak kapan ayah khawatir padaku. Bukannya yang ayah khawatirkan hanya tentang nama baik perusahaan aja"

Sebuah tonjokan melayang tepat mengenai pipi Rakka yang membuatnya tersungkur ke lantai.

"Beraninya kamu bicara begitu Rakka" bentak Ayahnya.

"Itu memang benarkan. Seandainya ayah gak begini pasti dia masih hidup"

Tanpa banyak bicara lagi Rakka segera keluar meninggalkan ayahnya yang terus memanggilnya.

*****

Rakka membanting keras pintu kamarnya. Membuat beberapa hiasan dinding disekitar pintu sedikit bergoyang.

Rakka mengambil sebuah foto seorang gadis cantik berusia 16 tahun yang menggunakan dress berwarna putih dengan renda ungu menghiasinya.

"Rik sorry kayaknya gue gak akan bisa panjang umur deh, gue gak tahan hidup begini terus, gue capek"

Lalu Rakka merebahkan tubuhnya di kasur. Memejamkan matanya dan tanpa sadar dia mulai terlelap dalam mimpi. Mimpi yang suram dimana kesedihan Rakka yang paling terdalam.

TBC.....

-------------------------------------
------------------------

Hai....

Saya kembali lagi dengan kisah baru.....Gaje ya ceritanya? So pasti. Maklum pemula dunia perwattpad-an.

Tapi tolong jangan lupa vote dan komen ya...

Jangan jadi pembaca gelap loh...

Ok gitu aja pesan dari saya...

Terima kasih :)

Time For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang