#17. entahlah

2.1K 126 3
                                    


"Eh-eh itu kan cewenya kak Rakka"
"Woi itu pacarnya Rakka"
"Mukanya biasa aja tuh, malah cantikan gue"
"Bukannya itu cewe brangasan yang pernah hampir nonjok lo ya"

Kuping Risa panas mendengar gosipan orang-orang yang melihatnya, memang sengaja atau merekanya yang bego mengencangkan volume suara mereka hingga terdengar ke telinga Risa.

Bagi Risa mereka hanya orang-orang konyol yang bahkan gak pernah bercermin walau mereka sudah berjam-jam didepan cermin.

Risa masuk kekelasnya meninggalkan teman-temannya yang masih manteng dikantin.

Lalu duduk dibangkunya, memainkan game harvest moon di hpnya. Digame itu dia telah menikah dengan seorang dokter pemilik klinik, bahkan dia sudah memiliki seorang putri yang dia beri nama Luna.

"Eh liat deh Risa, tampang pas-pasan aja kok bisa ya pacaran sama kak Rakka" ucap salah seorang cewe yang berkumpul dipojokan kelas tak jauh dari bangku Risa.

"Iya deh. Malah cakepan kakak-kakaknya" jawab cewe lain.

"Jangan-jangan pake pelet lagi" tambah salah satu cewe yang sangat Risa kenal suaranya. Tara.

Mereka tertawa centil, membuat tali kesabaran Risa terputus. Setelah mengsave gamenya dia langsung menghampiri kumpulan cewe itu.

"Lo pada kagak punya kegiatan yang lebih berguna lagi gak sih selain ngegosip kayak tante cabe cabean. Ngeganggu orang tau". Ucap Risa yang masih berusaha mengaitkan dua ujung tali kesabarannya.

"Oh elo, gue kira siapa. Ternyata cuma cewe centil murahan yang deket deket kak Rakka sama kak Rama" cemooh Tara, ketua geng cewe centil yang hobi ngegosip sekaligus ngebully orang orang, terutama junior.

Risa tertawa garing. "Sadar diri dong mba. Bukannya itu elo"

"Gue? Harusnya lo yang sadar diri. Apa sih yang orang tua lo ajarin, jadi jablay" kumpulan cewe itu tertawa kompak sambil gaya-gaya centil.

"Apa lo bilang!?".

Pak!?

Sebuah tamparan tangan tepat mengenai pipi Tara yang langsung membuatnya diam sambil memegangi pipinya.

Mira yang gak terima temannya ditamapar begitu saja langsung membalas tamparan Risa hingga suara tamparannya lebih kencang dari Risa.

Risa gak tinggal diam, dan dimulailah baku tampar ala-ala sinetron antara Risa dan geng-gengan Tara.

Yang membuat mereka berakhir di....BK, ruangan yang paling populer akan keseraman dan kesadisan guru BKnya.

*****

Mereka menjelaskan kronologi awal ceritanya pada pak Susan. Nama aslinya sih Susanto. Tapi biar gokil di panggil pak Susan.

"Hem..kalo gitu sebagai hukumannya kalian semua dihukum untuk mencabuti rumput di lapangan sekolah, dan itu dimulai sekarang"

"Hah!" Teriak mereka berempat bersamaan.

"Pak saya gak bisa terima pak. Nanti kalo kulit saya gosong gimana?" Tanya Tara gak terima, termasuk kedua temannya juga.

"Itu mah DL. Derita lo". Jawab pak Susan alay. Iewww.
"Yaudah bapak mau fb an dulu sama my honey. Kalian mending segera kerja biar cepet selesainya". Lalu pak Susan pun pergi meninggalkan mereka yang entah kenapa ilffel sama tuh guru.

*****

Dengan berat hati Risa mencabuti satu persatu rumput liar di taman dekat lapangan upacara.

"Huh, rumputnya kok banyak banget sih, jadi pengen banget tabok orang" gerutu Risa yang sudah hampir satu jam cabutin rumput, sedangkan geng-gengan Tara malah enak-enakkan ngobrol di bawah pohon jambu.

"Risa!"

Hah suara itu. Risa berpaling ke orang yang memanggilnya.
"Kak Rama!"

"Lo ngapain?". Rama menghampiri Risa.

"Em... lagi cabutin rumput". Jawab Risa malu-malu. Gengsi dong kalo ketahuan kena hukum sama doi. Gini gini Risa masih ada rasa loh sama Rama.

"Oh...kena hukum ya sama pak Susan." Tebak Rama yang seratus persen bener.

Peka banget sih nih cowo!

Tiba-tiba Rama mencabuti satu per satu rumput tanpa menoleh ke Risa.

"Lah, kak ngapain?" Tanya Risa bingung.

"Lo gak liat gue ngapain. Ya jelas-jelas gue ngebantuin lo lah, masa cewe idaman gue dibiarin gosong di lapangan"

Blush!

Muka Risa memerah dan panas, bahkan lebih panas dari sinar matahari yang dari tadi menyinarinya. Kak Rama bilang gue cewe idamannya. Kyaaaa>< bahagiannya diriku.

"Woi Ris muka lo kenapa kok merah, panas ya. Nih pake aja dulu topi gue" tawar kak Rama sambil memakaikan topi sekolah yang memang gak sengaja dia bawa tadi.

Risa diam tak dapat berbicara apa-apa lagi bahkan dia sempat lupa kalo di telah telah memiliki hubungan dengan Rakka. Entahlah hati ini susah ditebak.

*****

Rama mengelap keringatnya menggunakan bagian lengan kemejanya. Cool, itulah yang pertama Risa katakan saat melihat Rama tadi.

Rambutnya berantakan, bajunya agak basah karena keringat dan penampilannya itu loh yang dapat menggoyahkan iman cewe mana pun. Idaman banget nih cowo.

"Huh akhirnya selesai juga ya Ris"

"Iya, thanks ya kak udah bantuin sampe bolos pelajaran". Mereka memang mengerjakannya sampai beberapa saat setelah bel berbunyi. Capek sih, tapi kalo di bantu cogan rasanya capeknya itu melayang.

"Ris pulang bareng ya!" Pintah Rama mengingatkan Risa akan janji mereka.

"Eh- ok" jawab Risa yang baru ingat tentang hal itu.


TBC....

----------------------
--------------------------

Gomen nasai. *membungkuk.

Maaf semua aku gak update kemaren.

Gegara banyak pr plus ada beberapa hal yang menghalangi penulisan.

Arisa : alah paling alesan doang.

Rakka : iya bener itu. Udah gak update kemaren, dipart ini gak ada gue lagi.

So ( saya) : banyak maunya aja nih. Gak gue bayar baru tau rasa lo.

Rakka : gak dibayar ya gue minggat.

So : serah.

Hehehe gaje ya. Ok tetap setia di TFY ya ^^

See you next part :)

Time For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang