#9. karenamu

2K 135 1
                                    


"Jauhi Rama!!!"

Kalimat itu masih terus mengiang dikepalaku , membuatku benar benar merasa dia masih mengatakan hal itu.

"Ris lo kenapa?" Tanya kak Rama yang membuat lamunanku buyar seketika, lalu menatapnya.

Setelah kejadian diteman belakang tadi, aku langsung berlari ke gerbang sekolah dan melihat kak Rama didepan pagar.

"Gak papa kok kak". Aku berusaha tersenyum, tapi sifat peka kak Rama itu bisa dibilang tingkat dewa, jadi pasti ketahuan.

"Serius gak papa, biasanya cewe kalo ngomomg 'gak papa' itu ada apa-apanya loh". Kan bener, peka banget ini cowo.

"Em...kak?"

Kak Rama cuma berdehem sambil melirik kearahku.

"Kak Rama punya masalah apa sama Rakka?"

Sekilas kulihat kak Rama terlihat kaget dengan pertanyaanku, dan dia kembali tersenyum.

"Kenapa lo nanyain hal ini?". Jelas mata kak Rama meminta jawaban akan pertanyaan ku.

Cerita...
Gak....
Cerita...
Gak..

CERITA.

"Tadi pas pulang sekolah gue ketemu Rakka dan dia minta gue untuk ngejauhin kak Rama, makanya gue nanya, emang ada masalah apa lo sama Rakka?"

Dia melirikku sesaat dan kembali fokus melihat kearah depan.

Dia menghela nafas dan matanya terlihat kalo dia memiliki beban akan pertanyaanku.

"Gue sama dia itu sebenernya sodara"

Hah!?

"Gue gak tau boleh ceritain hal ini apa gak, Tapi kayaknya lo udah mulai masuk dalam masalah ini"

Aku diam, memberi isyarat kalo aku siap mendengarkan ceritanya.

Dia kembali melirikku dengan tatapan sendu yang gak pernah ku lihat sebelummya.

"Gue sama dia itu sodara tiri. Bokapnya dia nikah sama nyokap gue. Awalnya semua seneng-seneng aja sampe akhirnya peristiwa itu terjadi. Dan dia nyalahin bokap dia, nyokap gue dan gue."

Kak Rama terlihat benar-benar sedih saat menceritakaan hal ini. Seperti ada batu besar yang terus bertengger di bahunya.

"Emang peristiwa apa yang bikin lo sama Rakka kayak perang dingin gini?". Aku kembali bertanya untuk kesekian kalinya.

Dia diam sesaat dan aku masih setia menunggu jawabannya.

"Sorry Ris gue gak bisa ceritain hal ini, gue gak berhak akan hal ini. Kalo lo mau tahu, lo tanya aja langsung sama Rakka"

Hah. Are you kidding me? Setelah kejadian ditaman belakang tadi mana bisa aku bicara beginian sama dia. Mau di taro mana muka unyu, cantik, manis ini nanti.( ris gak usah alay bin lebay deh)

Aku diam, berfikir gimana agar bisa dapetin jawaban dari pertanyaan yang ngegantungin BGT. Dan ide gila pun terlintas di otak brilian ku ini.

"Lo kenapa sih dari tadi bengong mulu. Cerita gue tadi gak usah dihayati deh" ucap kak Rama yang menyadarkanku dari lamunan ide gila bin sinting ini.

"eng...enggak kok kak". Aku tertawa garing berusahan, mencairkan suasana.

"Oh~ yaudah gue duluan ya". Lalu dia berjalan memasuki jalan perumahan yang berbeda satu gang dengan rumahku


*****

Aku kini sedang berbaring dikasur sambil membaca salah satu novel romance yang sudah lamaku beli tapi males kubaca.

"Ris makannya udah siap. Ayo turun". Panggil seseorang yang gak lain adalah mba Dilla.

"Iya mba, Risa turun"

Aku menutup bukuku, menaruhnya dia atas meja belajar. Lalu segera keluar kamar menuju ruang makan.

Satu persatu anak tangga sudah kulewati dan akhirnya sampailah aku dimana semua keluarga terlah berkumpul, kecuali bang Fadli yang entah kemana?

"Mba, bang Fadli mana?"

TBC.....

----------------
--------------------

Hoi, hai dan hello...

Gimana ceritanya?

Pasti gajekan.

Yup saya pun merasa begitu. Karena alurnya entah udah kemana-mana.

Tapi saya akan berusaha memperbaikinya.

Dan terima kasih atas dukungan dari semua Readers yang telah menyemangati saya. Saya terharu *hiks. :''''').

maaf kalo typo bertebaran dimana-mana.

Ok segitu aja note dipart ini.

Tolong tinggalkan jejak ^^

Time For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang