#21. amahara (2)

2K 109 7
                                    


"Cantiknya!" Teriak Risa terpesona. Baru kali ini dia melihat sebuah tempat dimana berlimpah akan bunga warna warni.

Risa memang buka penyuka bunga atau pun hal semacam itu, tapi ini benar benar di luar bayangannya selama ini.

"Rak ini taman lo?" Tanya Risa, matanya masih belom bisa melepaskan pandangannya.

Hampir di taman itu hanya berisikan bunga dan beberapa pohon rindang, dan dibagian pinggir taman mengalir sungai kecil, bahkan ditaman itu ada sebuah labirin tanaman pagar.

"Ini taman nyokap gue," jawab Rakka sambil sekilas menolehnya.

"Oh~ terus nyokap lo dimana, kalo boleh gue mau ketemu dia."

Rakka langsung menatap Risa datar. "Nyokap gue udah ke balik papan."

"Terus kapan balik?" Risa masih bertanya polos untuk kesekian kalinya.

"Lo gak ngerti maksut gue ya?" Rakka nanya balik dengan menaikan suaranya 1 oktaf.

"Maksut yang mana?"

Rakka cuma menghela nafas lalu memandang Risa sambil tersenyum tipis." Maksutnya, nyokap gue udah pergi ke sisi tuhan, masa lo cewe gak peka sih."

Risa agak tersentak kaget. "Eh...sorry gue gak maksut nyinggung gituan, gue bener bener minta maaf." Risa merasa gak enak hati, sebenarnya selama ini yang dipikirkan Risa adalah nyokapnya Rakka cerai dengan bokapnya. Ternyata ini lebih parah dari dugaannya.

Mode canggung telah aktif, membuat suasana sunyi yang 100% gak mengenakkan.

Kok jadi gini sih, kan gak enakan.  Batin Risa sambil memikirkan pembicaraan yang akan mencairkan suasana.

"Oh iya Rak, lo kenapa ngajak gue ke sisni?" Tanya Risa cepat.

"Ya karena lo pacar pertama gue," jawab Rakka santai tapi langsung membuat pompa jantung Risa bekerja 2 kali lipat lebih cepat.

"Apaan sih, lebay amat." Risa langsung memalingkan wajahnya, malu kan kalo sampe ketauan kalo dia ngeblush.

Tiba-tiba wajah Rakka langsung berada dihadapan Risa, dan seketika membuat Risa terkejut plus salting. " Muka lo lucu kalo lagi ngeblush," ucap Rakka dengan nada nada jail.

Risa kini gelagapan." Eh-, a-ada tempat duduk gak? gue capek berdiri," tanya Risa mengganti topik pembicaraan.

"Kalo gak salah ada bangku taman di sekitar sini, yaudah yuk." Rakka berjalan duluan meninggalkan Risa dibelakang yang sedang menarik nafas lega.

Untung nih cowo gampang di ubah topiknya, kalo kagak gue pasti masih serasa jadi bahan bullyan. Batinnya tenang.

Tak jauh dari mereka, terlihat sebuah bangku taman putih yang berada tepat di bawah pohon besar.

"Ris duduk sini aja ya," pinta Rakka sambil menunjuk bangku itu.

Risa cuma meng-iyakan lalu segera duduk disamping Rakka.

"Ris, lo tau taman amahara?" Tanya Rakka tanpa menoleh ke Risa. Dari suaranya terdengar jelas kalau dia sedang dilanda kesunyian.

Risa menggeleng kecil. "Enggak, emang itu apaan? Gue gak pernah denger."

"Ibu gue pernah cerita kalo ada sebuah kisah dimana tuhan menciptakan taman untuk semua tanaman," sunyi sejenak "mungkin nyokap gue berfikir bisa buat taman begituan di sini, tapi jelas jelas itu cuma dongeng. Gue bingung sama jalan pikiran nyokap gue."

Risa bingung harus berpendapat gimana, ditambah dia masih bingung kenapa tiba tiba Rakka ngomongin tentang ibunya.

"Em...mungkin ini salah satu impian nyokap lo, kan gak ada salahnya memimpikan hal itu," "gue juga pernah bermimpi kalo gue seandainya jadi peri peri yang kayak di tinkerbell, kan asik aja kalo bisa terbang sana sini." Risa berusaha membuat lelucon tapi hasilnya jelas krik krik krik.

Garing banget sih candaan gue. Batin Risa sambil remes remes tas selempangnya geram.

Dan secara tiba tiba Rakka langsung memeluk Risa secara posesif dan membuat jantung Risa kayak dilanda cobaan.

"Eh- Rak ini kenapa?" Risa gelagapan untuk kesekian kalinya. Ya anggep aja ini sudah menjadi semacam kebiasaan untuk Risa.

Rakka masih memeluk Risa erat, bahkan membuat Risa mulai kesusahan bernafas. "Thanks ya Ris, lo memang cewe terbaik buat gue."

"Thanks untuk semuanya ya Rika" ulang Rakka, tanpa menoleh ke Risa.

"Rak!" Panggil Risa pelan.

Rakka cuma berdehem, lalu menjajarkan wajahnya dengan Risa. "Iya"

"Siapa Rika?"

Deg!?

TBC....

-------------------
---------------------------

Hai, di sini masih ada orang kan?

Kalo masih ada syukurlah,

Em...mula mula saya mau minta maaf untuk para readers karena mungkin saya sekarang gak bisa update setiap hari dikarenakan kesibukan saya bertambah 2 kali lipat dari biasannya, dan karena jalur cerita ini gaje, dan juga karena selalu ada typo dimana mana.

Tapi saya mau mengucapkan terima kasih untuk semua readers yang sudah mendukung saya sampai disini.

Saya senang(:

Oh iya kalian sadar gak kalo Rakka ultahnya udah lewat beberapa hari atau lebih tepatnya 10 november.

Yayayayayay Happy Birthday Rakka untuk yang ke 18 atau yang aslinya yang ke ???

Rakka: gue gak di kasih kado gitu?

So : nanti kapan kapan, gue lagi miskin nih, jadi gak usah minta yang aneh.

Rakka: iya, gue cuma minta di endingnya nanti gue?????

So : liat aja nanti.

Ok readers terus baca TFY ya. Biar kalian gak merasa di gantungin.

Ok see you next part ^o^

Time For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang