4: pertolongan

46 9 1
                                    

Di ruang kepala sekolah, Ada seorang alumni laki-laki sedang berbicara dengan kepala sekolah. Laki-laki itu mengurus pembayaran adeknya, salah satu murid di sekolah ini, setelah urusannya selesai, laki-laki itu berpamitan, berjabat tangan dengan kepala sekolah itu.

laki-laki itu tidak langsung pulang, dia masih ingin memberi waktu untuk dirinya sendiri berjalan mengelilingi sekolah, "banyak perubahan di sekolah ini, tidak seperti lima tahun yang lalu." fikirnya. dengan santainya, kakinya melangkah, matanya juga menikmati suasana sekolah itu.

Selama istirahat beberapa murid di kelas 12 IPA2 termasuk arya, hery dan ryan hanya sibuk di mejanya masing-masing, waktu bel hampir tiba, pandangan arya hanya terpaku di pintu kelas yang terbuka, menatap semua teman satu kelasnya masuk, ayu lina dan sinta juga masuk kekelas, terlihat mereka bertiga tertawa bersamaan.

"Mana nia dan anggun ya?, ni udah mulai masuk jam pelajaran" tanya arya kepada dua temannya

Ryan dan hery hanya menggerakkan kedua bahunya

Arya berdiri "gue mau cari mereka dulu,!" beranjak pergi

"Woy, mau bel" hery setengah teriak sambil melihat arya mulai keluar dari kelas

"Dasar arya!," ryan mencibir, menggelengkan kepala

Ayu menyadari arya yang pergi dari kelas, terlihat ayu senang dan juga sedih, senangnya ayu merasa puas sudah ngerjain nia, dan sedihnya, arya, laki-laki yang ayu suka, malah pergi mencari nia

Suara bel terdengar, arya tetap berjalan menuruni tangga, 'apa mereka masih di kantin?, berjalan agak sedikit berlari, pandangan arya barganti-ganti kedepan terus menoleh kebelakang masih berjalan menuju kantin, dengan perasaan cemas.

--------------

Sejak ayu dan teman-temannya pergi dari depan gudang itu, anggun yang dari tadi dari bersembunyi, mulai keluar dan berlari menuju gudang tersebut

Nia masih duduk bersandar di pintu di dalam gudang di belakang sekolah, masih menangis tersedu-sedu, memeluk kedua lututnya, tubuh yang menggigil, ketakutan. "aku harus kuat," meyakinkan dirinya sendiri, mencoba berdiri dan mulai kembali menggedor-gedor pintu "siapapun yang ada di luar?, tolong bukakan pintu ini.!" teriaknya beberapa kali.

"Nia,?" kata seseorang dari luar pintu,

Mendengar suara itu, nia tahu siapa yang punya suara tersebut. "tolong, anggun, tolong, !?" terdengar suara nia mulai lemas.

"Gue pengen lo menjauh dari pintu, gue mau mendobrak pintu ini" ujar anggun bersiap mengangkat sedikit roknya ke atas.

Dengan tubuh yang menggigil dan mulai lemas, nia memaksakan dirinya menjauh dari pintu "sudah, anggun" jawabnya pelan.

Anggun bisa bela diri, ayahnya lah yang sering mengajari anggun. Karena itu anggun kelihatan sedikit tomboy. Dengan sekuat tenaga anggun menerjang pintu itu dengan tubuhnya beberapa kali, sesekali anggun menendang pintu itu dengan sekuat tenaga, namun hasilnya nihil, pintu itu tak bergeming sedikit pun, kunci pintu itu sangat kuat, kekuatan anggun belum bisa membuka pintu itu.

"Nia, lo tunggu di sini ya, gue mau cari bantuan dulu" suara anggun terdengar ngos-ngoasan, kelelahan.

'Apa? Aku di suruh menunggu, aku kan terkunci di gudang ini, gak bisa keluar. tanpa dia minta pun aku juga bakalan nunggu,' fikir nia wajahnya cemberut, sedikit menggelengkan kepalanya, Dan masih menangis.

"Iya" jawab nia yang sedari tadi melihat pintu itu bergerak karena ulah anggun, tapi masih belum terbuka 'cepat anggun, aku sudah gak tahan lagi' gumam nia dalam hati.

Dengan keadaan yang masih lelah, anggun berlari menuju menuju pos satpam di depan sekolah, hanya itu yang terlintas di fikiran anggun saat ini, meminta tolong ke staff kebersihan. sering semua staff kebersihan selalu berkumpul di pos satpam. Anggun tidak mau mengganggu guru-guru, karena Semua guru sibuk di kelas, karena jam pelajaran sudah di mulai beberapa menit sebelumnya.

"Kamu mau bolos ya,?" tanya seseorang, melihat anggun berlari menuju pos satpam yang masih sangat jauh.

Sontak anggun berhenti, membungkuk sambil mengambil napas, "gue gak tahan lagi berlari, capek banget" napas yang tidak beraturan, dan wajah anggun yang penuh dengan keringat menoleh ke arah laki-laki itu, "kaka, tolongin teman gue, dia ada di dalam gudang di belakang sekolah." anggun tidak kenal siapa laki-laki yang ada di depannya, anggun kembali memgambil napas, "lo dengar gak sih, cepat, pergi sana!" kesal melihat laki-laki itu diam dan hanya mendengarkan.

Laki-laki itu pun berlari cepat menuju gudang yang tadi di beritahukan oleh anggun, dan anggun berlari pelan di belakang laki-laki tersebut, sesampainya di depan pintu gudang, tanpa basa-basi laki-laki itu langsung mendobrak pintu tersebut beberapa kali sampai pintu itupun terbuka.

Anggun masuk kedalam gudang, melihat wajah pucat temannya, anggun cepat-cepat membawa nia keluar, terlihat kelegaan di wajah pucat nia yang masih basah karena air matanya, dengan jelas anggun dan laki-laki itu melihat tubuh nia yang masih gemetar hebat, nia pun memeluk erat anggun. "Sudah-sudah, jangan menangis" mencoba menenangkan, membelai rambut lembut nia.

"Terimakasih" suara pelan nia di dekat telinga anggun

Anggun masih memeluk erat temannya itu, laki-laki itu tersenyum senang, dan mulai meninggalkan nia dan anggun tanpa mengganggu mereka.

Setelah nia mulai tenang, anggun membawa nia ke UKS. Anggun sedikit merangkul tubuh nia yang masih kelihatan lemah.

-----------

Di kelas 12 IPA2 , ibu wati yang mengajar mata pelajaran bahasa indonesia dan juga terkenal galak, bertanya kepada semua muridnya "di mana anggun, dan arya. Kenapa tidak ada di kelas?" memandang semua murid dengan mata melotot khasnya

Semua murid diam, ibu wati kembali bertanya. "ibu juga dengar kalo ada murid baru di kelas ini, di mana murid baru itu?"

"Gak ada bu" jawab ayu tersenyum sinis

"Apa kau tahu di mana dia?"

"Gak tahu" jawab ayu, mengangkat kedua bahunya

"Dasar bodoh, baru pertama kali masuk sekolah, sudah bolos, mau jadi apa murid baru itu" wajah ibu wati kelihatan marah.

Ayu, lina dan sinta semakin senang mendengar ibu wati menghina nia.

Sebagian murid termasuk hery dan ryan menggelengkan kepala sambil melihat sikap senang ketiga gadis itu.

Bersambung

-------------

Siapa laki-laki yang menolong nia,?, jawabannya ada di cerita selanjutnya

Komen dan sarannya saya tunggu, maaf kalo ada typo ya.

Maaf kalo ada kata-kata kasar, silahkan yang mau melanjutkan cerita ini, karena masih banyak lagi konflik di cerita-cerita berikutnya

Akhir kata , vote and komentarnya

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang