30: berhasil

11 4 0
                                    

Tryout ketiga pun sudah berakhir, sekarang hari ini kamis semua murid kelas 12 bersiap-siap untuk menghadapi UN dan US yang sebentar lagi akan mereka temuin, mereka semua belajar, tidak serius lagi belajarnya, namun duarius.

Sejak ayu berubah baik hati dan ceria, ayu selalu menyapa semua murid dengan sapaan hangat sambil senyum manis khasnya, semua murid awalnya hanya diam tanpa merespon apa-apa, tapi lama-kelamaan, mereka juga ikut-ikutan menyapa dan membalas senyum ke ayu.

Ayu juga masih sempat-sempatnya mengucapkan maaf, apabila bertemu adek-adek kelas di lorong sekolah, dengan kesungguhan ayu ini lah, sudah lebih separu adek-adek kelas 10/11 yang mulai percaya dan mau memaafkannya.

Arya merasa lega dan senang melihat nilai tryout di mading. bahwa nilai tryout kedua dan tryout ketiga, nilai arya lumayan tinggi, masuk dalam batas nilai kelulusan. Tryout pertama nilai arya sangat rendah, nilai yang mengesankan untuk tidak lulus sekolah lagi.

Sekeras apapun arya melarang murid kelas 12 untuk tidak memanggilnya kaka, tetap saja mereka semua selalu memanggilnya begitu, sepertinya sudah terbiasa memanggil arya, di awali kata kaka di depannya.

Hanya hery, ryan, ayu dan anggun saja yang tidak memanggil arya kaka. Kalo nia tidak menganggap arya kaka kelasnya, sebab nia kan murid pindahan, jadi, dengan mudahnya nia memanggil nama saja kepada arya.

Selama ini anggun masih belum menemui dara, di kepala anggun fikirannya masih saling berkelahi, di satu sisi, dia ingin sekali bersahabat kembali dengan dara, di sisi lainnya dia masih belum bisa percaya sama dara.

Kring kring kring

Bel istirahat sudah berbunyi, tapi semua murid masih sibuk belajar, ayu pun tidak berkeliling sekolah lagi untuk meminta maaf. Sebab ayu juga serius belajar. Tidak dengan arya, kalo istirahat arya mulai tidur di mejanya, kebiasaan arya ini memang sudah jarang di lakukannya, dulu arya sering tidur pas jam mata pelajaran, sekarang arya menggantinya pas jam istirahat. Memang sulit sih meninggalkan kebiasaan yang sudah lama di lakukan sehari-hari, perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan barunya.

Di ruangan guru, semua guru termasuk pak kepala sekolah nampak tegang dan hanya bisa diam, melihat seorang alumni sekolah ini berdiri di tengah-tengah ruangan itu.

Ada juga seorang murid juga ikut diam, murid itu nampak kebingungan sendiri melihat guru-gurunya terlihat emosi melihat seorang alumni itu masih tenang berdiri di antara guru-guru yang menatap sinis ke arahnya

"lima tahun lebih ya sudah berlalu, tapi, Apa guru-guru di sini masih benci sama saya?" ujar seorang alumni itu tenang, tersenyum menatap semua guru di ruangan itu.

Pak kepala sekolah mengajak alumni itu masuk keruangannya, "arie, ayo kita keruangan bapak!"

"Saya perlu sama guru-guru ini om rahman, jadi saya mohon om jangan ikut campur" tegas arie tanpa ekspresi.

"Baiklah, keperluan mu itu cepetan ya di selesaikan, om gak mau kamu mengganggu guru-guru yang sibuk menyiapkan soal-soal untuk murid-murid," pinta pak kepala sekolah. Pak kepala sekolah beranjak pergi keruangannya, namun pak kepala sekolah mengintip keponakannya itu dari ruangannya.

Semua guru nampak masih tegang menatap tajam ke arie, ada juga yang menatap sinis ke arie, membuat arie terkekeh, "hee, cara kalian semua ini masih belum berubah ya kalo melihat saya, tapi, sekali lagi saya minta maaf sama guru-guru di sini, maafin saya."

Tidak ada guru yang bersuara, membuat arie melanjutkan, "maaf, saya akan buat kekacauan sekali lagi di sekolah ini, alasannya bukan untuk kesenangan saya, tapi, saya melakukan ini untuk semua murid di sekolah ini," semua guru sontak kaget, dan bingung, arie melanjutkan, "bukan saya yang langsung turun tangan, tapi beberapa murid di sini yang akan saya pinta untuk melakukannya, jadi, kalian tenang aja, saya gak akan lama kok di sini"

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang