6: ucapan nia

43 8 1
                                    

Nia berjalan menghampiri anggun yang duduk di bangkunya "Kau masih ingat, wajah cowok yang menolong ku kemarin?" tanya nia,

Anggun mengangguk pelan.

"Kenapa kemarin aku gak kepikiran ucapin terimakasih ya ke cowok itu!". nia menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"kemarin lo ketakutan, kelihatan sangat sock, jadi bukan salah lo, kalo lo gak kepikiran soal itu.!" jelas anggun.

Nia cemberut, "aku mau cari cowok itu, kamu mau kan bantu aku?" nada berharap,

Anggun tersenyum terus mengangguk setuju,

"Makasih banyak" ucap nia, merasa lega. anggun menoleh ke arah arya

Nia pun menuju mejanya, Arya terlihat kawatir "Lengan lo jadi biru, kemarin cuma merah aja" ujar arya melihat lengan nia

Nia tersenyum"Gak apa-apa kok, gak sakit lagi" jawabnya

Lengan nia biru gara-gara kemarin, menggedor pintu gudang, terkurung di sana membuat nia ketakutan dan pasti tidak memikiran apa-apa lagi, selain ingin keluar.

"Tapi, Agak bengkak, nia.!?" menatap wajah nia yang kelihatan biasa-biasa saja

Mengangguk pelan masih memperlihatkan senyum manisnya,

tiba-tiba ibu cristi masuk "waktunya belajar, anak-anak," perintahnya dengan sopan, siapa yang tidak suka dengan guru yang baik dan lembut, tidak seperti ibu wati yang galak dan kasar.

"Iya, bu" menjawab serentak.

Waktu berangkat kesekolah, ayu dan nia tidak satu mobil lagi kaya kemarin, ayu di antar pak supir pribadinya, sedangkan nia di antar oleh ayah ayu.

Waktu istirahat, ayu dan kedua temannya keluar kelas, terus nia menceritakan kejadian tadi malam di rumah ayu, dan sesaat kemudian nia mulai bertanya. "Apa di antara kalian bertiga yang kasih tahu tante sari, soal kejadian kemarin" menatap ketiga teman cowoknya

Dengan santai arya menggeleng, hery kelihatan bingung, tapi ryan menunduk, anggun hanya diam masih sibuk memainkan smartphone miliknya.

"Gue yang kasih tahu tante sari," jawab ryan gugup, "gue minta maaf," melanjutkan, merasa bersalah.

Hery, arya, dan anggun terdiam, nia menatap ryan, "aku suka teman yang jujur," tersenyum, "semua sudah terjadi, gak bisa di rubah lagi," nia menghela napas, "jadi, jangan di pikirkan lagi." nia menenangkan.

"Lo kenal ibunya ayu?" tanya arya penasaran

Mengangguk "iya, tante sari teman arisan ibu gue" jawabnya

"Lo emang gokil ya, langsung bertindak, tanpa minta ijin dari nia" ucap hery

Ryan memutar kedua bola matanya, memalingkan wajah, males. menanggapi kata-kata hery, Semua nampak tertawa melihat wajah ryan yang cemberut kesal.

"Aku masih gak tahu kenapa ayu benci banget sama aku" terang nia

"Kenapa lo peduli banget sama orang yang udah nyakitin lo?" tanya arya

"Aku sayang sama ayu," nia menunduk, "aku tahu kalo selama ini ayu merasa sangat kesepian," wajah nia mulai lesu, "bagaimana pun dia sepupu ku, aku akan selalu ada di belakangnya, mendorongnya untuk tetap tegar," tersenyum melihat teman-temannya, "bisa di bilang aku mencoba selalu ada untuknya.!" lanjutnya

Arya, hery, ryan dan anggun terpaku, mendengar ucapan nia.

"Hehe, apa kata-kata ku lebay" nia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak kok" jawab anggun cepat

Arya, hery dan ryan mengangguk setuju dengan jawaban anggun.

"Tapi, kalo menurut geu ya, lo gak usah dulu deketin ayu," kata arya, nia pun menoleh ke arah suara itu, arya melanjutkan. "mendengar cerita lo tadi, soal kejadian kemarin malam, sepertinya ayu masih sangat kesal sama lo," tegasnya. "kita cari moment yang pas aja nanti" gimana?" tanya arya penasaran.

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang