28: kasih sayang

11 3 0
                                    

Sepuluh hari lebih sudah berlalu, tryout juga sudah di lalui oleh murid-murid kelas 12. Tepatnya hari ini hari minggu. Selama ayu mulai meminta maaf, selama itu juga arie selalu menyemangati ayu lewat smartphone.

Rencananya hari ini ayu dan arie ingin bertemu berdua saja di taman.

Setibanya di taman ayu langsung duduk manis di salah satu kursi di taman itu, kursi yang sering di dudukinya. Dengan duduk manis sambil memegang meja belajar kecil yang penuh dengan paku kecil, Ayu menunggu orang yang dia sayang dengan sabar.

Senyum ayu terlihat di wajah cantiknya, melihat seorang laki-laki berjalan menghampirinya dengan tergesa-gesa laki-laki itu berjalan sambil membawa susu coklat kesukaan ayu.

"Maaf ya sayang, aku telat lagi," ujar laki-laki itu yang sudah duduk di kursi yang sama dengan ayu.

"Lo ini buat gue selalu nungguin lo, seharusnya kan cowok yang nungguin cewek, bukan sebaliknya, dasar. . !" ujar ayu sewot sambil memalingkan wajahnya. Ayu tidak mengatakan kata sialan di ujung kata-katanya. Membuat arie tersenyum senang karena mengerti kalo ayu sedang membiasakan diri untuk berhenti mengatakan sialan.

"Maaf, maaf, ya sayang," ujar arya tersenyum manis, arie kemudian kasih susu coklat buat ayu, "eh, ini buat kamu,"

Ayu langsung mengambil susu coklat itu tanpa melihat arie, dan segera meminum susu itu dengan pelan. Ayu nampak menikmati susu itu.

Arie kemudian mendekati wajahnya ketelinga ayu, "gimana keadaan sekolah akhir-akhir ini,?" tanya arie pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Ish, dasar cowok, . ., lo kan udah tau, selama inikan gue selalu kasih tau lo, jangan buat gue emosi deh" geram ayu kesal sambil menatap tajam ke arie yang masih tersenyum manis.

Arie mencium pipi ayu, "Hehe, aku kan pernah bilang, kalo kamu lagi marah, kamu tambah cantik, aku suka liat kamu lagi marah-marah kaya gini."

"Modus!" ujar ayu singkat, ayu kembali memalingkan wajahnya, malu kelihatan wajahnya sekarang ini mulai merah merona.

Arie melihat meja belajar kecil itu, meja itu masih di letakkan ayu di kedua pahanya, "kenapa gak ada satu pun pakunya yang di copot?"

Ayu mulai menatap meja itu, wajah ayu berubah sedih. "gimana gue mau copot, gak ada yang bener-bener mau percaya sama gue, gak ada yang bener-bener mau maafin gue."

"Eh, tapi kan aku sudah kasih tau kalo kamu minta maaf, kamu boleh copot paku itu" tukas arie serius.

"Gue gak mau, sampai mereka semua mau maafin dan percaya sama gue" ketus ayu nampak matanya berair.

"Dasar cewek keras kepala, kenapa aku bisa sayang ya sama kamu, heran aku!" ujar arie sambil mengelus rambut ayu. Membuat ayu mengerucutkan bibirnya.

Ayu menyandarkan kepalanya ke pundak arie, "apa lo juga pernah ngalamin semua ini?" tanya ayu pelan. Arie mengangguk, ayu melanjutkan, "rasanya gue mau nyerah aja, gue gak sanggup sama keadaan ini, gue gak sanggup, Arie."

Air mata ayu mulai mengalir deras di pipi putihnya, arie hanya bisa diam melihat kesedihan ayu, Ayu berhenti menyandarkan kepalanya di pundak arie, dan mulai mengucak-ngucak rambutnya sendiri.

"Aaahhhhhh....... Kenapa sulit banget sih dapat maaf dari mereka, aaahhhh.... Kenapa sulit banget sih buat mereka percaya sama gue, aaaaaahhhh... Kenapa semua ini terjadi sama gue,? kenapa.?" teriak ayu histeris masih mengucak-ngucak rambutnya. Wajah ayu sangat basah karena air matanya sendiri.

Arie menghentikan ayu mengucak-ngucak rambutnya sendiri dan arie memegang erat kedua tangan ayu, "boleh gak aku bantuin kamu?"

"Bantuin apa?" tanya ayu balik.

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang