13: awal

42 5 0
                                    

"Ka arie, di mana posisi, kaka sekarang.?" nia sedang berdiri di depan sekolah, pandangan nia fokus di sekitarnya, tapi masih sempat melambaikan tangannya kepada arya, hery, dan ryan yang bersiap berangkat untuk pulang.

"Arah jam 9 dari tempat asal adek berdiri" jawabnya dari belakang smartphone.

Nia menoleh kekiri, dan tersenyum setelah melihat arie yang berada agak jauh, sedang duduk di sepeda motornya. "Oke ka, sebentar lagi ayu juga bakalan keluar juga kok!,"

"Iya, kaka tunggu" masih melihat murid-murid sekolah yang keluar dari pagar.

"Saya ngumpet dulu ya ka!" nia berjalan ke tempat parkir, masuk kedalam mobil anggun.

"Iya, jangan ganggu,"

Ada seorang perempuan terlihat agak pucat berjalan keluar dari sekolah, perempuan itu memeluk beberapa buku, sebab sudah beberapa hari ini dia sakit, tidak masuk sekolah.

Bruukk.

Semua buku yang di pegangnya jatuh, karena menabrak seorang laki-laki di depannya,

'Cara itu udah norak, pasti ka arie bantuin ayu memungut buku-buku itu' fikir nia, "ka arie gak punya inisiatif sendiri sih, cara seperti itu sudah kuno, dan sering di lakukan orang-orang." gumam nia dari dalam mobil sambil menggelengkan kepala.

"Lihat saja dulu" anggun masih serius melihat arie dan ayu. Tanpa terganggu dengan kata-kata nia.

Anggun dan nia keheranan sendiri memperhatikan arie masih berdiri sambil memasukkan tangannya di saku celananya, hanya diam melihat ke arah perempuan itu yang sibuk memungut sendiri buku-bukunya.

"Kalo jalan pake mata," wajah datar tanpa rasa bersalah

"Sialan, apa elo gak sadar, lo yang nabrak gue" tegas ayu yang sudah berdiri tegap di depan arie.

"Aku cuma berdiri saja di sini, kamu yang jalan gak lihat-lihat." terang arie juga mulai menaikkan nada bicaranya.

"Elo yang nongol sendiri di depan gue, dari tadi gue gak lihat lo berdiri di sini"

"Tapi lihat kenyataannya," arie mengangkat kedua alisnya, "kamu yang menabrak, jadi kamu harus minta maaf"

"Minta maaf,?. Harusnya elo yang minta maaf sama gue, gara-gara lo, buku gue jatuh semua," mata ayu menatap tajam ke arie, "harusnya elo bantuin gue kek mungut buku-buku ini, bukannya malah diam kaya patung, marah-marah gak jelas, dan malah nyalahin gue lagi yang nabrak, dasar cowok sialan lo,"

"Ngapain aku bantuin elo, buang-buang waktu ku saja" tegangnya.

"Elo gak sadar ya, bego," ayu menunjuk wajah arie, "elo udah buang-buang waktu elo berdebat sama gue, apa elo sadar, hah." ayu tersenyum sinis, "lebih baik bantuin orang kek, dari pada ngomong gak jelas, dan ngomong salah menyalahkan kaya gini."

"Kamu hutang maaf sama aku, tenang saja, nanti aku akan tagih hutang mu itu" jawab arie tenang.

"Dasar cowok sialan," teriak ayu masih memandang arie yang sudah berjalan menjauh.

Nia dan anggun yang ada di dalam mobil masih heran dengan kejadian yang ada di depan mereka. Terlihat nia menggelengkan kepalanya pelan sambil menghela napas. Anggun diam masih melihat nia yang berdiri sendiri kelihatan sangat kesal, tidak berapa lama pak supir pun datang untuk menjemput ayu.

"Dasar cowok sialan, buat gue tambah kesal saja sama hidup gue, sialan." gumam ayu kepada dirinya sendiri, ayu kelihatan marah-marah sendiri, membuat pak supir penasaran.

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang