17: keadaan

42 5 0
                                    

Setelah pulang sekolah, ayu, anggun, meli, sisi, dan dena tidak di perbolehkan pulang, mereka berlima berada di ruangan guru, duduk menunggu kepastian akan nasib mereka.

Ibu wati yang terkenal galak dan suka menggunakan kata-kata kasar tepatnya satu kata yaitu bodoh.

Bu wati Menghampiri kelima murid perempuan itu, beliau memilih anggun yang masuk ke ruang guru BK, untuk menjelaskan semua kejadian tadi di wc.

Kemudian bu wati menuntun anggun menuju ruangan guru BK. Ibu wati sesekali melihat kepala anggun memakai perban, untuk menutupi lukanya,

Di ruang guru, ayu terdiam terlihat melamun masih memikirkan ucapan anggun tadi di UKS. Sedangkan meli, sisi dan dena nampak gelisah dan tegang, menunggu kepastian, tepatnya menunggu anggun keluar dari ruang guru BK.

Anggun di kenal sebagai murid yang pintar, kuat, dan lebih suka tidak banyak bicara, dan selalu jujur apa adanya, membuat semua guru termasuk ibu wati selalu percaya dengan anggun.

di ruang guru BK, ibu wati pamit, hanya anggun dan guru BK yang ada di ruangan itu.

"Jelaskan semuanya,? bapak percaya dengan semua yang kau katakan, anggun."

Anggun masih duduk diam, kedua kening anggun terlihat mengerut berfikir, apa yang harus di ucapkan. Sesekali anggun terperanjat pelan, tubuh anggun sedikit terangkat, nampak menahan sakit karena luka di kepalanya bekas di jahit dan di obati, tapi anggun mencoba santai, dan menyandarkan tubuhnya di kursi.

Guru BK menyadari sikap anggun itu dan tidak ingin berkomentar, sebab guru BK mengerti kalo anggun lebih suka terlihat kuat di depan semua orang dari pada bersikap cengeng atau bersikap penjilat untuk mendapatkan simpati.

Guru BK melanjutkan. "Bapak tidak tahu masalah apa yang membuat mu dan teman-teman mu bertengkar seperti ini, tapi, Bapak tahu, semua yang kamu lakukan pasti punya alasan, dan bapak ingin penjelasan dari mu, anggun, bapak hanya percaya sama kamu!" pinta guru BK.

"Saya tidak ingin menjelaskan apapun, tapi jika bapak ingin menghukum saya atau teman-teman yang lainnya, silahkan!". Tegas anggun membuat guru BK mengangkat kedua alisnya.

"kenapa kamu tidak ingin menjelaskannya ke bapak?"

"Karena kami semua sudah clear, and deal." jawaban anggun membuat guru BK bingung, anggun melanjutkan, "kami semua sama-sama terluka, jadi tidak ada yang merasa di untungkan ataupun di rugikan"

Anggun tak henti-hentinya memandang tajam ke guru BK yang ada di depannya, mata anggun sangat jelas ingin guru BK menghentikan semua ini.

Guru BK mengangguk pelan, "baiklah, bapak tidak akan menghukum mu atau teman-teman mu itu, tapi, ingat baik-baik, jika seperti ini terjadi lagi, bapak tidak akan segan-segan menghukum kalian semua," tegas guru BK terang-terangan sambil memukul meja, dengan penggaris panjang miliknya.

Anggun tak terlihat kaget, malah anggun beberapa kali menghela nafas lega.

Di ruangan guru, anggun berdiri di depan ayu, meli, sisi, dan dena yang sedang duduk, semuanya nampak tegang menatap anggun yang berdiri di depan mereka.

"Kita semua gak dapat hukuman," terang anggun, membuat meli, sisi, dan dena tersenyum lega, sedangkan ayu masih sibuk menatap anggun. Tanpa di duga anggun melototi meli, sisi, dan dena dengan tatapan mengancam, "jika kejadian seperti ini terulang lagi, maka, kita semua pasti dapat hukuman yang sangat berat, itu yang tadi di janjikan oleh guru BK. Apa kalian bertiga yang bego ini ,mengerti, hah?!." ujar anggun galak.

Meli, sisi, dan dena mengangguk ketakutan. Ayu berdiri menghadap anggun dan ayu ingin bilang sesuatu, namun anggun berbalik, cuek dan pergi tanpa menghiraukan ayu yang nampak cemberut.

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang