35: kenyataan yang pahit

11 3 0
                                    

UN dan US sudah selesai, hari ini semua murid kelas 12 dengan tegang menunggu nilai kelulusan, di kelas mereka masing-masing.

"Apa gue lulus ya?" gumam arya sendiri sambil menatap tembok di sampingnya.

"Lo nanya sama siapa, bro?" tanya ryan mengejek.

"Sama tembok bego," jawab arya judes.

hery mengangguk beberapa kali dengan wajah polosnya. "Baru tau gue, kebiasaan lo ngomong sama tembok!"

Ryan dan nia tertawa, arya hanya menghembuskan napas panjang.

"Nia" panggil arya, sontak nia menoleh keteman satu mejanya itu, "lama banget ya ibu cristi masuk ke kelas?!"

"Aku gak tau, kita tungguin aja, ribet amat sih" jawab nia sedikit kesal melihat wajah arya yang nampak murung.

"Gue gugup, tau ... !" ujar arya sambil mengerucutkan bubirnya.

"Halo murid-murid" ucap ibu cristi yang tiba-tiba sudah ada di depan kelas.

"Halo bu" semua murid membalas sapaan dari ibu cristi itu.

"Ibu sudah bawa nilai kalian semua," ibu cristi memperlihatkan banyak amplop di tangannya, dengan santainya ibu cristi tersenyum miring. "yang gak lulus, jangan sakit hati jangan bersedih, dan jangan berkecil hati. kalian masih bisa ikut paket c atau mengulang lagi belajar satu tahun seperti arya."

"Gue lagi, gue lagi," gerutu arya kesal. Membuat semua murid tertawa lebar.

Ibu cristi pun memanggil satu persatu murid-muridnya. Setelah semua amplop itu sudah ada di tangan pemiliknya. Ibu cristi pergi meninggalkan kelas.

Semua murid kelas 12 IPA2 sangat berisik karena mereka kegirangan, dan teriak-teriak, mendapati nilai kelulusan di atas rata-rata. Namun hanya arya yang masih diam memperhatikan amplop di tangannya.

"Kayanya kita lulus semua" ujar nia sambil memperhatiakan teman-teman satu kelasnya.

"Nia, ke sini" panggil ayu, nia pun berjalan menghampiri ayu dan anggun,

Ayu, nia dan anggun berpelukkan karena bahagia, hery dan ryan juga ikut berkumpul bersama nia, ayu dan anggun. Arya masih duduk termenung di depan amplop.

------------------

"Arya, Di buka dong!" pinta nia yang sibuk mengaduk es teler.

"Gue takut," arya masih sibuk menatap amplop itu.

"Takut ...., cuma lo yang belum." ucap ryan sambil menikmati sup buah.

"Buka aja, apa susahnya!" hery ikut bicara sambil memakan es campur

"Cowok bisa beladiri kaya lo, takut sama nilai, dasar pengecut!" ejek alex santai,

Anggun mengangguk mengiyakan ucapan alex, seperti biasa anggun sibuk dengan smarphonenya.

Dara membenarkan kaca matanya, "jangan takut,!"

"Ribetnya jadi cowok!" gerutu ayu agak sedikit menahan tawa.

Nia meminum jus milo, "cepetan di buka!"

Arya menghela napas, dan menatap teman-temannya yang sedang sibuk menikmati es dan jus. "Oke, gue buka"

arya mulai merobek amplop itu dan mengambil kertas di dalamnya, namun arya masih belum berani melihat nilainya itu.

Nia merebut kertas itu dan melihat nilai arya, nia menggelengkan kepalanya. "kayanya kamu harus sabar deh."

"Apa!" ujar arya kaget, dengan cepat arya mengambil kertas itu dari tangan nia, dan menatapnya.

Arya bangkit berdiri, dan mengangkat kedua tangannya. "yeee...... Ye..... Gue lulus"

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang