19: mengerti

35 4 0
                                    

Sudah empat hari berlalu, tepatnya hari ini hari kamis, selama empat hari ini, ayu berubah, tidak senyum-senyum sendiri lagi, tidak memainkan smartphone nya lagi, dan hanya diam menunduk lesu, seperti mayat hidup tanpa gairah dan tanpa ekspresi sedikitpun

Semua itu membuat nia penasaran. Dan ingin langsung bertanya ke arie, namun arya melarang.

Kring, kring.

"Arya, kamu keluar!" perintah bu wati sekalu guru bahasa indonesia. Geram Dengan nada khasnya.

Tanpa bicara, arya mengikutinya. Semua murid hanya diam melihat arya keluar dari kelas.

Kesalahan arya sama seperti kesalahan-kesalahan yang sering di lakukannya yaitu tidur di kelas.

"Gue, ada ide," ujar arya waktu dia bersandar di luar kelas setelah beberapa menit berfikir

Arya berjalan menuju pos satpam, seperti biasa tangannya di masukkannya ke saku celana.

"Hay bro, udah lama kamu gak mampir kesini," ucap seorang staff kebersihan bernama mang eko. yang sedang duduk bersama dua staff yang lain dan pak satpam di pos.

Mang eko, dan pak satpam jadi penonton setia kedua staff yang sedang main catur, tepatnya pak satpam dan mang eko menunggu giliran untuk main catur.

Arya ikut berkumpul di sana, "lama juga gue gak di keluarin dari kelas." gerutu arya. Membuat mereka semua ketawa kecil.

"Mau jadi apa bro, mau gak lulus lagi ya," ujar pak satpam meledek.

"Jangan buat gue tambah kesel deh pak udin." arya berdecak kesal. Menatap pak satpam.

Pak satpam hanya nyengir kuda, mang eko dan kedua staff yang lainnya ketawa walaupun kedua staff itu masih sibuk berfikir main catur.

"Bro, Siapa yang sering menang, apa masih seperti biasanya?" tanya arya ke pak satpam dan mang eko, yang serius menonton.

"Yoi, bro, seperti biasa, yang sering menang, adalah aku" ujar mang eko bangga sambil menujuk dirinya sendiri.

Pak satpam dan kedua staff itu mengangguk mengiyakan.

"Gue tantang mang eko main, gimana?, udah lama kan kita gak main!"

"Siapa takut, bro." ujar mang eko semangat.

Kedua staff itu pun berhenti main, dan menyerahkan catur itu ke mang eko dan arya. Pertandingan pun di mulai terlihat arya dan mang eko serius, pak satpam dan kedua staff itu juga serius menonton.

Arya dengan mang eko selalu bergantian menang dan kalah, seimbang. kalo pak satpam dan kedua staff yang lainnya bukan tandingan arya atau pun mang eko.

Kring kring

Waktu Istirahat sudah tiba.

"Panggilan, kepada arya restu hermawan, untuk segera menuju kantor," suara speaker sekolah berbunyi.

'Dasar ibu suka ngadu, pasti ini ulah bu wati' ujar arya dalam hati.

Kedua staff dan pak satpam yang serius menonton berdecak kaget dan mencoba untuk menghentikan permainan.

"Itu kaya suara pak kepala sekolah, bro, kamu di panggil tuh!" terang mang yayan

"Cepetan, nanti aja lanjutinnya bro!" ucap mang dede.

"udahan dulu, kayanya mang eko juga bakalan kalah lagi sama kamu bro," pinta pak udin

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang