27: menerima keadaan.

12 4 0
                                    

Pulang sekolah, ayu langsung pulang kerumah, menunggu sepupu kesayangannya hari ini akan pulang. Sedari tadi ayu belum masuk kerumah, hanya berdiri di depan rumah masih memakai seragam sekolah.

Sesekali ayu menatap layar handphone , menunggu balasan dari nia.

"Damn it, kenapa nia gak ngangkat-ngangkat telpon gue sih, sialan" teriaknya sendiri.

Kreek

Pintu rumah terbuka dari dalam, sontak ayu memalingkan badannya, dan menoleh ke arah pintu. Ternyata seorang perempuan yang membuka pintu itu.

"Ayu, kamu lagi ngapain sih di sini, teriak-teriak lagi, nungguin siapa? Tanya seorang perempuan yang baru saja keluar dari rumah.

"Nungguin elo lah, siapa lagi" gerutu ayu yang sedikit kaget melihat sepupunya itu.

"Ooh..., udah lebih sejam kok, aku di sini. Hehe" terang nia santai nia tersenyum manis, mengetahui kalo ayu menunggunya.

"Kenapa gak kasih kabar?, gue kan jadi nungguin lo," ujar ayu sedikit geram.

"Handphone ku lagi makan listrik hihi," ujar nia membuat ayu mengerucutkan bibirnya.

Nia menarik tangan ayu, mengajak ayu masuk ke dalam rumah, "aku dan bibi udah buatin makanan kesukaan mu, ayo kita makan, jangan kalah sama handphone, ku, hehe" ajak nia ke ayu

Di meja makan,nia dan ayu duduk berseberangan, nia pun cerita kalo hari minggu kemarin, nia jalan-jalan sama teman-temannya ke mall dan nonton konser musik dan banyak juga tempat-tempat yang nia dan teman-temannya kunjungi.

Ayu juga cerita ke nia, kalo hari sabtu kemarin, ayu sudah baikkan sama anggun, membuat nia bahagia mendengar kabar baik ini.

Tiba-tiba ayu terlihat murung dan hanya memainkan makanannya pakai sendok dan garpu. Membuat nia kesal di buatnya.

"Kenapa nasi gorengnya gak di makan, aku gak mau buatin lagi, kalo kamu gak mau makan?" ucap nia kesal

Bibi yang sedari tadi berdiri di ruang dapur, sontak berjalan keruang makan dan mendekati ayu.

"Non ayu gak suka ya?, padahal nasi goreng siput ini kan kesukaan non?" bibi ikut bertanya.

"Tadi pagi, Waktu gue minta maaf ke adek-adek kelas, mereka semua kaya ketakutan sama gue, apa gue kelihatan menyeramkan.?" Ujar ayu yang sudah mengunyah nasi goreng itu.

Nia dan bibi diam, mereka berdua saling pandang satu sama lain. Membuat ayu bingung melihat sikap nia dan bibi.

"kenapa kalian diam, JAWAB?" geram ayu sambil menatap tajam ke bibi dan nia.

"Gimana sih caranya kamu minta maaf ke mereka?" tanya nia serius.

"Gue tadi juga udah nanya sama anggun, katanya, gue harus senyum dulu ke mereka, baru gue minta maaf," ujar ayu menunduk malu. Ayu kembali memainkan makanannya.

"Jadi, waktu kamu minta maaf, kamu sama sekali gak senyum?" tanya nia lagi.

Ayu mengangguk, "waktu istirahat gue coba lagi minta maaf sama mereka, gue di temanin anggun berkeliling sekolah, gue coba ikutin saran dari anggun, gue senyum manis dulu, sebelum gue minta maaf, tapi, mereka agak bingung dan heran sama sikap gue" terang ayu nampak wajah ayu sedih.

"Terus, apa anggun kasih kamu saran lagi?" tanya nia lagi.

Ayu menggeleng pelan, "gak, anggun cuma bilang, kalo gue harus sabar dan tenang menghadapin semua ini, gue ngerasa jadi orang bego, karena mereka semua gak mau percaya sama gue yang udah berubah,"

imperious girl (My Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang