"Kak Yeol kak Nyoung." Teriak Joy begitu pulang sekolah.
"Ga ada yang nyaut. Mati kali ya." Kata Joy.
"Bi, kakak - kakak ada di rumah?" Tanya Joy pada ART nya.
"Ada kok Non, kalau ga di kamarnya Den Chanyeol di studio, Den Jinyoung di perpus." Jawab Bi Nah.
"Makasih Bi, ini ada coklat buat anak bibi aja. Pasti dua manusia itu ga mau nerima."
"Rezeki banget ya neng tiap pulang sekolah dikasih coklat."
"Itu bukan buat aku bi, buat manusia ngeselin. Aku ke atas dulu ya." Kata Joy.
Keluarga ini dikaruniani dua putra dan satu putri. Mungkin orang lain bilang Sooyoung alias Joy beruntung punya dua kakak tampan. Namun, tidak bagi dirinya. Kedua kakaknya sangat usil. Mereka sangat kejam. Joy adalah anak ceria dan cerewet sedangkan kedua kakaknya asik dengan dunianya. Yeol atau Chanyeol lebih senang di dalam studio, sedangkan Nyoung atau Jinyoung lebih senang membaca buku dibanding mendengar celotehan adik bungsu mereka. Kedua orang tuanya sibuk, ayahnya produser film, ibunya penulis skenario. Jadilah di rumah ini hanya ditinggali mereka bertiga, baruntunglah setiap pagi hingga sore ada asisten rumah tangga yang membereskan rumah. Jika tidak rumah ini mungkin sudah seperti kapal pecah.
Dor dor dor. Joy mengetuk pintu studio musik. Dilantai bawah.
"KAK CHANYEOL DARITADI DIPANGGIL BUDEK APA ." teriak Joy.
"Kedengeran kok cuma lagi asik. Keluar gih." Usir Chanyeol
"Makan dulu kak." Kata Joy
"Nanti aja. "
"Kalau maagnya kambuh gimana."
"Ada obat maag."
Joy nyerah ia memilih ke perpustakaan di lantai atas, sebelah kamar Joy.
"Kak Jinyoung." Panggil joy sambil membuka pintu perpus
"Hmmmm"
"Makan dulu kak." Kata Joy
"Nanti aja. Belum lapar"
"Nanti keburu dingin masakan nya." Kata Joy lagi
"Bisa diangetin kan. Nanggung baca dikit lagi."
Lagi Joy gagal. Sebenarnya ia hanya ingin makan bersama kakak - kakaknya. Karena untuk makan berdama Ibu dan Ayah sangat sulit. Namun, kakaknya lebih senang mengasingkan diri bersama alat musik dan buku.
Joy akhirnya masuk kamar. Menangis. Selera makannya hilang.
"Kenapa sih kakak - kakak jadi gitu. Udah hampir sebulan mereka gini. aku kan kesel. Huuuuuuuu." Joy nangis.
Kebetulan Jinyoung haus ia berniat mengambil minum dan mendengar tangisan adiknya. Padahal baru beberapa menit lalu adiknya masih biasa saja.
"Dek kamu kenapa?" Tanya Jinyoung masuk ke kamar Joy.
Joy tidak menjawab malah menangis lebih kencang.
"Kok makin kenceng nangisnya. Cerita ada apa?"
Joy mengelap air matanya. Mencoba menetralkan nafasnya.
"Kakak tuh kenapa ga mau sih gua ajak makan. Dua minggu ini kakak cuekin gua. Kalau Kak Yeol emang udah sifatnya gitu kalau udah di studio. Tapi kenapa kakak juga ikutan."
"Maafin kakak, lagi banyak pikiran."
"Kalau banyak pikiran kenapa kakak juga jadi gitu sama Gua. Bukannya cerita. Tadinya pengen loakin semua buku kakak sama semua alat musik Kak Yeol" kata Joy berapi - api.
"Iya kakak minta maaf janji ga akan cuekin Joyi. Senyum dulu." Kata Jinyoung.
"Beneran. Ga boong kan?"
"Ngga. Suer deh. Janji kelingking nih." Kata Jinyoung sambil memberikan kelingkingnya.
"Kenapa harus aku nangis dulu sih baru kakak baik lagi?"
Jinyoung tertawa kelakuan adik bungsunya memang menggemaskan walau badannya bongsor tidak imut lagi.
"Yaudah makan yuk, kamu pasti lapar. Biar kakak yang ajakin Kak Yeol."
Di dalam studio.
"Kak Joy nangis barusan." Kata Jinyoung.
"Kenapa dia?" Kata Chanyeol dengan wajah panik.
"Katanya ngerasa dicuekin kita. Mending sekarang makan bareng biar dia senang."
"Iyasih Nyoung, kakak lagi patah hati makannya seneng diem disini."
"Pasti gara gara Wendy ya?" Tanya Jinyoung.
"Iya, ga nyangka aja si Mark gercep. Padahal udah bikin lagu buat dia." Curhat Yeol.
"Gua juga putus kak sama Nayeon."
"Lah jangan becanda."
"Kagaklah. Makannya lebih seneng diem di perpus. Ternyata kita bikin Joy ngerasa dicuekin. Biasanya kan kita gangguin." Kata Jinyoung.
"Iya Nyoung. Mana Ayah sama Ibu kan sibuk, yang perhatiin dia ya cuma kita."
"Jadi ngerasa bersalah sama gua."
"Sama. Kita makan dulu aja. Abis ini ajakin dia main."
Walaupun sikap Chanyeol dan Jinyoung kadang cuek dan ngeselin tapi mereka sangat menyayangi adiknya. Sayang pada saat yang hampir bersamaan Chanyeol dan Jinyoung patah hati, tetapi mereka enggan untuk saling berbagi. Imbasnya berperilaku autis dan Joy merasa tak dianggap.
Selesai makan si sulung memulai pembicaraan.
"Besok kan libur nih. Mau ga Joy main ke pantai sama kakak?" Tanya Chanyeol
"Ini dalam rangka nyogok ya." Kata Joy
"Iya anggap aja permintaan maaf Kak Yeol sama kakak." Kata Jinyoung.
"Ngga ga mau capek kalau jalan jauh."
"Terus Joy maunya apa?" Tanya chanyeol
"Mau kakak berdua ga usah malu. Kalau galau jangan kaya kemarin. Emang Joy ga tau Kak Yeol naksir Kak Wendy tapi Kak Wendy jadian sama Kak Mark bulan lalu. Trus kak Jinyoung emang Joy ga tau kalau kakak sama Nayeon putus. Terus baru seminggu putus Nayeonnya udah punya gebetan baru makanya kakak galau. Coba deh kak jangan malu. Joy emang ember tapi ga mungkinlah bilang ke orang kakak - kakak ganteng lagi galau." jelas Joy. Sebenarnya ia tahu insiden percintaan kakaknya tapi ia memilih diam menunggu mereka cerita. Tapi kenyataannya mereka malah diam.
"Tuh kan diem. Nih ya udah seminggu ini banyak temen Joy sampe kating yang nitip coklat lah surat cinta lah buat kakak - kakak. Ujungnya ga joy kasih percuma. Kakaknya aja pada galau. Joy ga mau kakak terpuruk karena perempuan, yang naksir kakak itu banyak. Gausahlah galauin kak Wendy sama kak Nayeon. Tapi emang mereka cantik sih. Cuma banyak yang cantik juga."
Kalimat joy langsung membuat kakak - kakaknya KO. Mereka sadar bahwa adiknya bukan bocah lagi. Mereka bisa berbagi dengannya. Walau usia joy paling muda. Ia lebih cepat matang pemikirannya.
"Duh malu kakak diceramahin bocah."
"Bener kak, ternyata si bungsu sudah dewasa ga cuma bongsor aja."
"Lagian kelakuan biasanya macem evil galauin cewek. Norak tau kalian norak." Kata Joy.
"Wah nyoung berani dia."
"Sikatlah kak."
Terjadilah keributan seperti sebulan yang lalu. Mereka akan berlarian kejar - kejaran bagai bocah lima tahun.
"Giliran rumah rame lagi, Bibi kerjaan banyak lagi." Gerutu Bibi. Setelah sebulan ini rumah adem ayem.
KAMU SEDANG MEMBACA
tetangga masa gitu ✔
Poetryblok A tidak pernah tidak ramai. 24 kepala keluarga dengan putra - putri berusia sebaya. Kadang ada berantem kadang ada yang dinistakan kadang ada yang ga pernah ngerti orang lain ngomong apa. Cover by paradisehun Highest Rank #2 in fanfiction [201...