Umapatan adalah hal biasa di rumah ini. Semua anaknya bermulut pedas. Soojung, Junhoe dan Sinb.
"June, lo beli sarapan gih" kata Soojung.
"Beli apaan?"
"Soto aja yang di perempatan."
"Suruh Sinb aja sih. Kenapa gua?"
"Soalnya lo doang yang bisa bawa motor disini, Jun."
"Kan lo bisa bawa mobil, Jung."
"Lo yang isi bensinnya ya Jun."
"Ahelah 300rebu full tank."
"Oke." Soojung mengiyakan sambil tersenyum licik.
"Bi, ayo sarapan disana aja. Biar si Junet gausah sarapan aja. Sekalian kita jalan - jalan mau diisiin bensin full tank." Kata Soojung.
"Siap kak."
***
"Kak kok sarapan di Mc* kan kita belum dikasih jajan sama ayah?" Tanya Sinb.
"Pesen aja apapun yang kamu mau. Kakak bayarin."
"Wih tumbenan? Biasanya kakak pelit." Ujar Sinb.
"Komen mulu kaya fb. Buru pesen kalau ga batal nih."
Soojung dan Sinb sarapan bahagia di sebuah restoran fast food yang ikonnya huruf M.
***
Sudah dua jam Soojung dan Sinb ga pulang-pulang. Junhoe kelaparan. Iyalah sekarang jam 10 udah lewat jam sarapan.
"Ee nih Soojunh sama Sinb beli sarapan apa shoping. Lama bener. Jam segini tukang bubur dah pada abis lagi. Ee bener gua punya sodara." Gerutu June.
Karena lapar ngalain mager, akhirnya Junhoe keluar rumah. Niat beli makan. Untunglah tukang soto masih buka dan pembelinya juga ga banyak banget.
"Mak soto satu ya. Jangan pedes."
"Tumben den ga pake cabe."
"Lagi kesel sama cabe-cabean mak."
"Berantem sama Soojung lagi ya ?" Tanya mak soto. Si emak ini udah kaya tempat curhat June soalnya kan papa sama mama nya mereka udah pisah dari lima tahun lalu. Jadilah tidak ada sosok ibu yang bisa jadi tempat curhat. Pada si mak sotolah June berkeluh kesah. Apalagi sotonya udah jadi favorit keluarga dari waktu mama belum pergi.
((Agak sedih nulis yang ini))
"Iya, mak taulah dia kan begitu anaknya."
June makan dengan lahapnya. Malah nambah nasinya sepiring lagi.
"Mak enak banget sotonya. Jadi berapa?" Tanya June.
"Buat kamu mah 12000 aja semuanya."
June berniat mengambil dompet di saku celananya. Di cek saku depan ga ada, saku belakang ga ada. June mulai panik. Malu lah kalau ngutang. Apalagi sekarang tetangganya Kyulkyung lagi beli soto juga. Hancur harga dirinya kalau sampai ngutang.
"Kak June kenapa kok panik gitu mukanya?" Tanya Kyulkyung .
"Ga apa kok gua."
"Kok kakak ga pulang-pulang sih?" Tanya Kyulkyung lagi. Ia sudah curiga kalau June lupa bawa dompet. Soalnya dari tadi raba-raba saku celana.
"Ga apa , duluan aja."
"Oh iya kak." Kata Kyulkyung. Lalu ia menghampiri mak soto. Ngasih uang 12.000. Tadi ia sempet denger nominal yang harus June bayar. Terus langsung pergi.
Setelah memastikan ga ada orang June langsung nyamperin mak soto.
"Mak dompet June ketinggalan. Boleh ga ngutang dulu besok dibayar?" Tanya june.
"Udah dibayarin non Kyulkyung den."
June ngefreeze. Sebegiu ketarakah ia ga bawa dompet?
"Oh, makasih mak."
Kyulkyung naik sepeda, jadi belum terlalu jauh dari warung soto. Buru-buru june kejar pake motor.
"Jieqiong. Kok lo bayarin soto gua sih?"
"Kan kakak ketinggalan dompetnya. Kasian kalau ngutangin si emak soto udah tua. 12000 bisa berarti buat beliau, mending utang ke aku aja." Jawab Kyulkyung yang masih ngayuh sepeda. June tertohok omongan Kyulkyung ada benernya juga. Tapi tengsin kan ngutang.
"Makasih ya Kyung. Nanti gua ganti kalau sampe rumah."
"Ya slow aja kak. Rumah sebrangan ini."
Sampai ke rumah Junhoe langsung nyari dompet ke kamar ke ruang tv ke seantero rumah hasilnya nihil. Dia bingung banget soalnya ada stnk motor, ktp, uangnya juga lumayan 400ribu.
Tak lama ada suara mobil parkir. Sinb langsung masuk kamar. Soojung malah nyamperin Junhoe.
"Udah sarapan belom? Nih." Kata Soojung ngasih paket happy meal.
"Anjir kenapa happy meal?"
"Duitnya cuma sisa buat itu. Eh makasih June adik kakak tersayang buat bensin sama traktir sarapannya."
Saat itu June menemukan dompetnya di dalam plastik bungkusan happy meal. Tinggal sisa 20ribu.
"PARAH BENER BAKSOM LO SOOJUNG. BALIKIN DUIT GUA." Teriak June.
Ia langsung ngejar Soojung ke kamarnya. Tapi dikunci.
"EH MEJIKJER BUKA KAMAR LO. SHINBI LO JUGA ANJIR MAKE DUIT GUA."
"BUKA KAGAK GUA DOBRAK NIH. JANGAN PURA - PURA TULI LO BERDUA."
"Anggap aja itu uang tutup mulut lo suka nonton bokep biar ga gua aduin." Kata Soojung sambil cekikikan di kamar. Kalau Sinb diem aja. Dia yang penting aman. Tidak memihak kubu Soojung ataupun June.
Dengan berat hati June keluar rumah. Busuk semua memang saudaranya. 400ribu hasil berhemat ludes sisa 20ribu itupun tinggal 8ribu punya dia, soalnya harus bayar 12rebu ke Kyulkyung.
"Jun, kok lo kaya mayat idup? Hidup segan mati tak mau?" Tanya Donghyuk yang kebetulan lewat depan rumah.
"Duir gua, Hyuk."
"Kenapa?"
"Diambil kakak gua. Tinggal 8rebu sampai lusa."
"Tenang lo kaya ga punya temen aja." Kata Donghyuk.
"Rasanya gua pengen ganti keluarga bisa ga?" Tanya June.
Donghyuk cuma menatap iba. Kasian Junhoe garang-garang tertindas.
KAMU SEDANG MEMBACA
tetangga masa gitu ✔
Poetryblok A tidak pernah tidak ramai. 24 kepala keluarga dengan putra - putri berusia sebaya. Kadang ada berantem kadang ada yang dinistakan kadang ada yang ga pernah ngerti orang lain ngomong apa. Cover by paradisehun Highest Rank #2 in fanfiction [201...