Lisa lagi aksi ngambek sama ten plus bambam. Karena ga dijemput dari club dance nya. Sekarang ia ngurung diri di kamar. Udah lima jam lisa diem di kamar. Kakak - kakaknya cuek aja. Jadilah lisa makin sebel.
"Kak ga bahaya emang lisa di dalem terus?" tanya bambam.
"Kagak tenang aja. Laper pasti keluar. Kebelet pasti keluar juga." Jawan Ten santai.
Lisa itu tak tahan kalau kelaparan. Ten yakin si bungsu pasti akan keluar kamar. Sejak sore dia belum makan.
"Kok ga yakin ya kak. Lisa kan udah berubah bukan bocah lagi. Lapar pasti ditahan karena gengsi." Kata Bambam. Mungkin telepati anak kembar sampai bambam tau banget jalan pikiran lisa.
Sekarang lisa memang sedang menahan lapar. Mana dia juga belum mandi. Bau keringet. Kalau keluar pasti diketawain Ten sama Bambam. Lisa harus bertahan di kamar. Gengsi.
Lisa tidak kehabisan akal. Maklumlah ia tergolong anak cerdas dibalik kelakuan minusnya.
Hallo kak nayeon. Boleh minta tolong.
Delivery-in ayam dong yang porsi besar sama paket gocengannya burger plus kentang yang sedang. Minumnya yang paketan aja. Kalau bisa kakak kasihin pinjemin botol yang seliter. Maaf ya repotin
iya aku lagi ngambek. Uangnya aku kasihin lewat balkon.
Kamar lisa itu balkonnya ngadep rumah nayeon. Jadi dia minta tolong buat delivery. Lisa yakin kakaknya ga akan ngegap dia keluar balkon. Karena kamar dia bersebrangan sama mereka.
***
Jam menunjukan pukul sebelas malam . Lisa malah tidur pules. Malah kakak - kakaknya yang panik sekarang. Mama juga ikut panik."Kalau pingsan gimana ten bam? Duh anak gadis mama satu - satunya." Ujar mama.
"Tenang dia ga akan pingsan." Jawab Ten
"Mama ga percaya. Lisa tuh kurus. Rentan pinsan. Pokoknya mama mau kalian dobrak pintunya." Ujar mama.
Ten sama bambam sih males kalau harus dobrak buang tenaga.
"Kak.. kenapa baru kepikiran liat dari pintu balkonnya." Ujar bambam.
"Nah iya. Bener juga."
Segera bambam dan ten menuju kamar di sebelah kamar lisa. Balkonnya nyambung sama balkon kamar lisa soalnya. Mereka kaget. Kok pintu kamar lisa ke balkon ga dikunci. Pas masuk kamar. Ada bekas delivery *** ditambah tissue basah segepok di tempat sampah. Lisanya bobo cantik.
"Apa gua bilang juga ga usah khawatir sama si cabe ini." Ujar Ten.
"Kembaran gua pinter ya." Bambam bangga.
Akhirnya kakaknya keluar lewat pintu kamar Lisa.
"Kok keluar dari dalam kalian masuk darimana?" Tanya mama keheranan.
"Mendingan mama liat sendiri deh. Pesen Ten jangan khawatirin Lisa dia itu kancil. Cerdik." Jawab Ten.
****
Pagi hari nya. Lisa bangun seperti biasa. Kamarnya udah rapih. Tempat sampah juga kosong. Jangan - jangan semalam lupa kunci pintu ke balkon. Buru - buru Lisa cek, terkunci. Lisa tenang. Aksinya berhasil. Pas mau buka kunci, kok ga dikunci. Lisa mikir pasti tadi malam pipis."Akhirnya yang ngambek keluar juga." Sindir ten
"Pinter ya makan delivery mandi pake tissue basah." Ujar bambam.
"Kok kalian tahu?" Tanya lisa.
"Ya gimana ga tau. Pintu balkon ga dikunci. Emang kakak - kakak lo ga pinter juga." Jawab Ten
"Lisa kenapa marah sih?" Tanya bambam
"Gua kesel sama kalian. Udah ga care lagi. Biasanya jemput mau. Terus sekarang kalian sibuk sama dunianya. Padahal kalian jomblo. Gimana kalau kalian punya pacar. Pasti kalian akan lupain gua. Pokoknya kalian ga boleh punya pacar sebelum gua pacaran." Jawab lisa.
"Kenapa? Kok jadi kakak ga boleh pacaran?" Tanya Ten.
"Ga boleh. Sampai lisa punya pacar. Kalau kalian ga nurut. Liat aja gua akan ngembek lebih dari kemarin." Posesif Lisa
Bambam sama Ten cuma pasrah. Ya sudahlah kalau lisa sudah bilang A harus A. Daripada kaya kemarin. Belum ditambah mama yang bawel.
"Gini ya kak nasib kita."
"Iya bam. Padahal udah ada inceran."
"Sama kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
tetangga masa gitu ✔
Poetryblok A tidak pernah tidak ramai. 24 kepala keluarga dengan putra - putri berusia sebaya. Kadang ada berantem kadang ada yang dinistakan kadang ada yang ga pernah ngerti orang lain ngomong apa. Cover by paradisehun Highest Rank #2 in fanfiction [201...