Weekend kemarin Nayeon dan Seokjin ikut mama sama papa ke rumah nenek di Ciamis. Papa mereka asli Ciamis kalau mamanya orang Bandung. Nayeon tuh paling seneng ke Ciamis karena udaranya enak buat bobo siang. Ciamis itu dari gabungan dua kata cai yang artinya air dan amis yang artinya manis dalam bahasa sunda.
"Harusnya kita ajak Dahyun sama Rose pa." Kata Nayeon.
"Jangan nanti kepala kakak pusing." Ujar Jin.
"Ya kan kalau berempat gini sepi Kak." Kata Nayeon.
"Tapi mama setuju sama kakak kamu. Malah nenek kamu nanti pusing sama kelakuan sepupu kamu itu." Ujar Mama Dara.
Setelah perjalanan 8 jam, dengan macet sedikit di daerah Rancaekek. Mereka sampai di rumah nenek. Rumahnya ga jauh dari pusat kota. Belok ke belakang Bank BUMN deket alun - alun kota.
"Nenek." Kata Nayeon.
"Eh dedek. Makin cantik aja cucu nenek. Kok ga diajakin Jaebum Rose sama Dahyunnya." Ujar Nenek.
"Aku juga pengen ajakin mereka. Tapi kata kakak jangan nanti kepala nenek pusing." Jujur Nayeon.
"Padahal nenek kangen mereka. Lebaran ini kan mereka ke rumah bundanya." Ujar Nenek.
"Tenang nek kalau mau mereka tinggal kesini. Dahyun mau ospek sih dan kak Jaebum belum dapet cuti." Kata Nayeon.
Nayeon pun terus bermanja - manja pada neneknya. Hanya Jin yang mengangkat barang dari mobil. Papa sama Mana langsung pinjem motor yang ada di rumah nenek, cari bakso.
Selama di rumah nenek beberapa kali Nayeon VC sama Jinyoung. Pasangan ter-unch ini emang selalu komunikasi. Katanya Nayeon komunikasi bisa mengurangi badai yang menghadang.
"Vc an mulu temenin nenek lo." Kata Jin.
"Idih biarin gua kan kangen Jinyoung. Kasian deh Sowon nya jarang buka HP." Ujar Nayeon.
"Kok ribut sih Kalian?" Tanya Nenek.
"Tuh Nek Nayeon video call mulu sama pacarnya." Kata Jin.
"Pacar kamu teh yang mana de?" Tanya Nenek.
"Masih yang dulu. Ade kan setia sama Jinyoung." Jawab Nayeon.
"Tapi cowoknya eyang subur nek, banyak istrinya." Kata Jin.
"Kata siapa ngga kok Jinyoung setia sama aku." Kekeh Nayeon.
"Udah udah jangan ribut. Sini nenek ada biskuit. Sengaja stock buat lebaran." Ujar nenek.
Nayeon sama Jin ikut ke ruang tengah tadi mereka adu mulut di teras.
"Nek kok banyak banget?" Tanya Nayeon liat neneknya punya banyak biskuit kaleng.
"Kan mau nenek bekelin buat Kalian sama anak paman kalian." Jawab Nenek.
"Ini asli kan nek?" Tanya Jin.
Beberapa kali nenek ngasih biskuit kaleng isinya Jin selalu dapat renginang atau keripik pisang."Asli lah masa ngga." Kata Nenek.
Pas dibuka ternyata bener, itu isinya biskuit. Sambil menikmati suasana malam di kota kelahiran papa. Mereka makan kue kue itu.
Tiba saatnya mereka pulang. Nenek ngasih 5 kaleng biskuit. Katanya oleh oleh buat cucunya yang lain. Sampai ke rumah siang hari, soalnya Nayeon berangkat abis sahur. Dia langsung ke rumah sepupunya.
"ROSE DAHYUN KAK JAEBUM." Teriak Nayeon.
"Kak nayeonnnnn mana oleh oleh nenek buat aku." Kata Dahyun yang masih di tangga.
"Ini nih gua nganterin. Sama ada amplop buat lo Hyun." Kata Nayeon.
"Gua kok ga dikasih amplop sih." Rose protes.
"Liat kak Oceu nenek sayang dede sama kakak ngga." Ujar Dahyun.
"Kata nenek lo ga minta Ceu. Gua aja ga dikasih amplop cuma sekaleng biskuit lebaran." Kata Nayeon.
"Ah nenek pilih kasih." Protes Rose.
"Gua kan mau kuliah bayar uang spp mahal kak. Makanya nenek ngasih gua doang. Kan ayah udah ga ada. Mungkin maksud nenek pengen ringanin beban bunda." Kata Dahyun dengan muka serius.
"Ih kok jadi mellow sih dede. Iya kakak ngerti kok becanda aja. Duh buka masih lama ya. Pengen buka biskuitnya." Kata Rose berusaha ngalihin.
Nayeon jadi awkward sendiri terjebak disituasi itu.
"Ati - ati ceu, dapet zonk. Nenek kan suka lupa mana yang asli mana yang boongan." Kata Nayeon.
Waktu berbuka pun tiba. Rose sama Dahyun udah siap buka biskuit dari nenek. Mana udah dilabelin buat siapa - siapa nya.
"Kakak kakak ini biskuit siapa?" Tanya Mark.
"Punya kakak. Jangan dulu minta." Kata Rose.
"Kita mau ritual." Ujar Dahyun.
Mark bingung, dia kan belum ngerti ritual apaan cuma nyimak.
"KAK JAEBUM CEPETAN." Teriak Rose.
"IYA KAK CEPET." Kali ini Dahyun yang teriak.
"Buka aja tanpa nunggu gua elah." Kata Jaebum.
"Ga bisa ritual kita buka biskuit dari nenek ya harus barengan." Kata Dahyun.
"Kenapa harus barengan?" Tanya Taeyong yang juga bingung sama ritual saudara tirinya.
"Nanti juga lo tau Yong." Jawab jaebum.
Sekarang di meja ruang tengah ada Jaebum, Rose sama Dahyun masing - masing pegang kaleng biskuit. Taeyong, Mina, sama Mark nontonin mereka.
"Yang dapet zonk ngapain nih?" Tanya Jaebum.
"Traktir PH aja." Jawab Rose.
"Kalau kakak yang dapet gimana emang punya uang." Kata Dahyun.
"Gua yakin kali ini isinya kue beneran. Masa nenek pikun ngasih kue isi seroja renginang atau sale pisang ke gua mulu." Ujar Rose.
"Okedeh deal." Kata Jaebum.
Mereka membuka biskuit kaleng barengan.
Dan. ....
"YESSSS." Kata Jaebum senang.
"ASEEEKKKKKKKK. REZEKI OCEU MAKAN PH GRATIS."
Dahyun cengo depan kaleng biskuit yang isinya keripik pisang. Mana ada kertas suratnya.
Kesukaan dede, lama ga kerumah nenek jadi nenek bekelin ini. Uangnya pake traktir kakak kamu aja. Buat sekolah udah nenek transfer ke bunda kamu.
Jadilah Dahyun nangis.
"Laah kok nangis?" Tanya Mina.
"Huhuhu kakak nenek sweet banget ngasih aku amplop karena Nenek tau kita suka taruhan buka kaleng biskuit." Jawab Dahyun.
Rose sama Jaebum pun liat tulisan itu jadi terharu.
"Besok ke rumah nenek yu." Ajak Rose.
"Kalau lo udah libur ceu. Uts dulu. Tapi hyun taruhan tetep taruhan. Telepon PHD sana."kata Jaebum.
Akhirnya malam itu mereka makan PH barengan. Saudara tiri mereka ikutan makan tanpa ngerti apa arti dan maksud ritual buka kaleng biskuit.
"Kak Yong, kok mereka cacat ya."
"Udah biasa de. Biarin aja. Enak kan kamu makan PH gratis."
KAMU SEDANG MEMBACA
tetangga masa gitu ✔
Poetryblok A tidak pernah tidak ramai. 24 kepala keluarga dengan putra - putri berusia sebaya. Kadang ada berantem kadang ada yang dinistakan kadang ada yang ga pernah ngerti orang lain ngomong apa. Cover by paradisehun Highest Rank #2 in fanfiction [201...