Angel and The Dream Painter
Adalah 'The Beautifull Creature', proyek terbaru Sang Maestro. Beberapa bulan lagi, mahakarya Pak De akan dipajang di Perancis. Jika pameran ini benar akan terlaksana, maka Gede Subrata akan menjadi satu-satunya pelukis Indonesia yang masih hidup yang memperoleh kehormatan bersanding dengan nama-nama besar seperti Affandi dan Basoeki Abdullah.
Hadir dengan ciri khasnya yang menampilkan tubuh-tubuh telanjang manusia, dalam karya-karyanya yang megusung tema 'Lustfully Beautifull' ini, Sang Maestro akan tampil dengan lebih pretensius. Erotis, Provokatif, tapi Indah! Seru Pak De berapi-api kepada Ava.
Hari yang dinanti tiba. Sang Mestro memilih senja hari untuk memulai melukis mahakaryanya. Di saat matahari sudah condong ke barat dan cahaya putihnya dipendarkan oleh atmosfer menjadi spektrum berwarna jingga-kekuningan. Angin berhembus sepoi-sepoi dari arah sawah yang bertingkat-tingkat, membawa bunyi rindik, sejenis gamelan yang terbuat dari bambu yang mengalun dari Bale Banjar di kejauhan.
Sinar senja menelusup dari jendela kayu, membentuk garis-garis cahaya di udara. Indira melintas di antaranya. Sekilas pandangan mata Indira menyapu mata Ava yang resah menunggu. Angin berhembus, membuat rambut dan kimono batik coklat yang dikenakan sang bidadari berkibar di udara. Sepersekian detik kemudian kimono tipis itu tejuntai jatuh ke lantai, meninggalkan telanjang tubuh yang tak tertutup sehelai benangpun.
Ava memandang tak berkedip ke sosok indah di hadapannya. Rambut Indira yang coklat dan bergelombang tergerai indah menutup payudaranya yang ranum, menyisakan sepasang benda merah muda misterius yang mengintip dari ribuan helainya.
Indira menunduk tersipu, menyadari pandangan Ava ke arah tubuhnya yang tak tertutup sehelai benangpun. Malu-malu, disilangkannya tangan mungilnya di atas tato mawar, menutupi bagian terpenting tubuhnya.Indira duduk di sofa panjang di depan Ava, menyilangkan paha sambil tangan kirinya sibuk mendekap dadanya rapat-rapat, seolah enggan mewariskan misteri yang belum juga terkuak ke dalam benak sang pemuda.
Ava hanya bisa berdiri jengah melihat Indira dalam keadaan tak berbusana. Mati-matian ia berusaha menahan diri kejantanannya agar tak mengeras tanpa izin resmi.
"Gimana, Ava? Indira cantik, kan?" Pak De bertanya sambil mengaduk beberapa warna cat minyak menjadi satu dalam palet.
"Enggak cantik, Pak De... tapi jegeg."
Tawa Pak De dan Indira pecah mendengarnya. Dua kata itu memang berarti sama.
"Ih! Ava sok-sokan bisa bahasa Bali! Pasti diajarin Kadek!" cemberutnya bercampur tawa.
"Jeg jelas, toh!" Pak De berdehem, memandang lekat-lekat tubuh puterinya. "Indira adalah model saya yang terbaik kedua."
"Yang pertama siapa kalau boleh tahu?"
"Almarhumah istri saya."
Ava tidak enak hati mendengarnya. "M-maaf, b-bukan maksud saya."
Pak De mengekeh getir. "Haha, santai saja. Hidup ini ujungnya cuma satu. Mau Hindu, Selam, Budha. Kamu, saya, kita sebenarnya menuju akhir yang sama. Semua tinggal masalah waktu. Saya hanya berharap mudah-mudahan dia bereinkarnasi jadi cucu saya. Ah, ngomong-ngomong soal cucu. Indira! Kapan kamu nikah?" Pak De menoleh kepada Indira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradiso
FanfictionCarita ini bukan ane yang buat, ane hanya membantu shere cerita ini. Bagi yg berminat membaca cerita ini silahkan. Cerita ini, bercerita tentang 3 anak manusia memiliki masa lalu yang sama. Ava, Indira Sheena. Dari persilangan takdir ketiganya, munc...