Fragmen 34

1K 10 0
                                    

Don't Stop Me Now

Tonight I'm gonna have myself a real good time
I feel alive and the world it's turning inside out Yeah!
I'm floating around in ecstasy
So don't stop me now don't stop me
'Cause I'm having a good time having a good time


Semalam Ava bercinta dengan dua orang wanita sekaligus, dua ronde pula. 'Gila, sungguh-sungguh gila,' batin sang pemuda. Hingga pagi ini pahlawan kita menuruni tangga kayu gazebo dengan bangga.

Senyum lebar menghias wajahnya yang dirimbuni brewok tebal, seolah tak mau kalah dengan matahari yang mulai menampakkan cahaya. Entah kekuatan apa yang menggerakannya untuk bangun pukul 5 pagi dengan badan segar bugar, sehat walafiat.

Ava membasuh wajahnya dengan air dingin, dan bergidik-gidik tidak jelas. Dingin pagi yang menusuk tulang dilawannya dengan jumper Converse warna kelabu.

Telinganya tersumbat earphone yang mengumandangkan lagu Don't Stop Me Now-nya Queen, menemaninya mengikat sneakers, bersiap untuk lari pagi.

Enam bulan yang lalu dirinya hanyalah tokoh yang tidak memiliki signifikansi berarti pada jalan cerita: dituduh teroris secara biadab, menjadi kacung di galeri, merelakan Indira jatuh ke pelukan pangeran setampan Dewa, dan terlibat baku hantam dengan preman-preman buas bersama Sheena.

Namun hari ini semesta membolehkan Ava untuk berdiri gagah di bawah langit pagi yang mulai bersinar. Sepasang kakinya melangkah cepat, berderap mantap di jalan tanah yang membelah sawah yang baru disemai.

Dingin kabut menyapa kulitnya, tapi Ava tidak peduli, kali ini ia merasa tidak ada yang dapat menghentikannya lagi. Hari ini Ava merasa keluar sebagai pemenang!

"I'm a rocket ship on my way to Mars... On a collision course / I am a satellite, I'm out of control // I am a sex machine ready to reload / Like an atom bomb about to... Oh oh oh oh oh... explode!"

Bibir Ava berkomat-kamit menirukan suara Freddie Mercury, pinggulnya maju mundur saat menyanyikan lirik di bagian 'sex machine'.

Hingga tanpa terasa dirinya sudah memasuki areal perumahan warga desa.

Sang pemuda terus berlari sambil bernyanyi, hingga di salah satu sudut, di dekat sebuah Pura kecil, seseorang berlari kecil dari arah berlawanan.

"Hoi!" Refleks, Ava menyapa perempuan berambut pendek itu.

Sheena nampaknya agak terkejut dengan Ava yang tahu-tahu muncul di hadapannya.

"U-uit"! Ia membalas cepat.

"Eh, Sheena... Ngapain?"

"Ke pasar, hehe.."

"Jayus, ah..."

"Hehe... Lari, lah... hehe...lho eh, ng-ngapain kamu malah ngikutin aku?" kata Sheena, melihat Ava berbalik arah mensejajarinya.

"Ya udah, aku balik ke arah sana, ya..."

"Eng- eh.. nggak apa-apa... nggak apa-apa..." Sheena menukas cepat.

Ada sedikit rasa kikuk karena insiden semalam, namun keduanya masih bisa terkekeh-kekeh mengingat betapa kombinasi asap kanabis dan arak Bali dapat membuatmu berubah menggila dalam semalam.

Mereka berlari kecil sambil menyusuri jalan desa yang dipenuhi hiasan penjor. Di dekat Bale Banjar mereka berpapasan dengan beberapa warga yang berangkat ke sawah atau ke pasar, tak lupa menyapa ramah.

Mereka memutar kembali ke arah persawahan, sambil bercakap-cakap diselingi tawa kecil dari bibir Sheena tiap Ava melontarkan guyonan.

Sampai akhirnya, berdua mereka terengah, duduk di dangau bambu di pinggir sawah.

ParadisoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang