Limbo
"Lama banget, aku udah nunggu kamu dari tadi," kata Awan.
"Maaf-maaf... hehehe, kamu jadi menunggu lama." Sheena tersenyum manis, menutup buku sketsanya.
###
Empat pasang langkah terdengar berderap terburu di koridor. Hujan yang turun di luar membuat pakaian keempatnya basah dan air menetes-netes di lantai. Beberapa saat sebelumnya, Ava menerima telepon dari aparat yang mengabarkan tubuh Sheea ditemukan di persawahan di daerah Dalung. Tanpa menunggu lama, ia bersama Indira dan Kadek, juga Bob yang datang belakangan segera meluncur menuju RSUP Sanglah.
Hujan turun kian deras, mengiringi langkah-langkah resah yang menyusuri selasar rumah sakit yang temaram.
Di sepanjang lorong itu Indira tak bisa berhenti sesengukan, dan Bob berkali-kali mengusap matanya yang banjir, diikuti Kadek yang melangkah terburu, sibuk menenangkan kedua orang itu.
Sementara Ava hanya mampu membisu, melangkah dengan tatapan kosong. Di telinganya, deru hujan terdengar seperti marche funebre, lirih dan memilukan... mengiringi kenangan yang berputar seperti film...
Keterpisahan adalah ilusi.
Dunia jasad dan dunia roh,
dunia materi dan dunia energi;
hanyalah dua sisi dari koin yang sama.
###Flashback on
12 Oktober 2002
"Lama banget, aku udah nunggu kamu dari tadi," kata Awan."Maaf-maaf... hehehe, kamu jadi menunggu lama." Sheena tersenyum manis, menutup buku sketsanya.
Pemuda itu tiba-tiba muncul di sekretariat klub jurnalistik, mengejutkan Sheena yang dari tadi sibuk menggambar komiknya.
Senyum kikuk menghiasi wajah Sheena remaja ketika anak itu membetulkan letak kacamata. "Bentar, ya... beres-beres dulu."
"Huu... "Awan mendekat, membuka lembaran-lembaran buku sketsa yang dipenuhi gambar komik. Matanya sibuk meneliti gambar dan panel-panel sudah ditebalkan Sheena dengan tinta hitam.
"Na, Gambarmu bagus banget, kamu emang bakat gambar, nih!"
"Gambar komik, tepatnya." Lalu Sheena sibuk berceloteh tentang judul-judul komik yang sebagian bahkan tidak diketahui Awan,
"Wan, kamu suka komik apa?"
"Golden B-... eh, Conan... Detektif Conan bagus... hehe... "
"Kamu harus baca Adolf-nya Osamu Tezuka, gila keren abis." Kemudian Sheena kembali berceloteh tentang teknik menggambar,
"kalau komik jepang, biasanya kebanyakan pakai transisi aspek ke aspek, Wan..."
Awan cuma manggut-manggut pura-pura mengerti.
"Wah, kalau ketemu sama dia, kujamin pasti nyambung obrolan kalian."
"Siapa emang? Bob?"
"Nggak jadi, ah... nanti kamu malah naksir dia lagi, hehe..."
"Wek, memangnya kenapa kalau aku naksir dia? Kita kan cuma temenan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradiso
FanfictionCarita ini bukan ane yang buat, ane hanya membantu shere cerita ini. Bagi yg berminat membaca cerita ini silahkan. Cerita ini, bercerita tentang 3 anak manusia memiliki masa lalu yang sama. Ava, Indira Sheena. Dari persilangan takdir ketiganya, munc...