Fragmen 22

1.1K 8 0
                                    

Your are not alone

Apabila hidup diibaratkan sebuah sinema dalam teater imajiner Maha Raksasa, di mana kita dapat merunut sebuah titik dari rol film dan memutar ulang perjalanan panjang yang bernama hidup, tentu saja tato di lengan Sheena perlahan akan menghilang dan rambut pendeknya akan kembali memanjang sepundak.

10 tahun yang lalu, cewek punker bertato itu tentu akan kembali menjelma menjadi gadis manis dengan pipi membundar, lengkap dengan poni menutupi kening dan sepasang mata bulat yang bergerak lucu di balik kacamata kotak ber-frame tebal.

Dan andai kata hidup memang dapat diputar ulang seperti itu, maka tentu "dia" akan masih berada di sampingnya: Pemuda bereragam putih-abu, berambut ikal, dengan sepasang mata yang menatap teduh, seperti sekumpulan uap air yang bergumpal putih di biru langit.


'Flashback on'

"Cocok," Awan berkata.

Membidikkan lensa ke arah gadis kecil yang sedang asyik membuat sketsa di hadapannya.

"Cocok napa?"

"Cocok jadi model! Gantiin Kak Luna."

"Ngejek, yah!"

"Eh, aku serius nih!" Awan mendekat, melepas kacamata Sheena.

"Nah, gini kan cakep!" kata pemuda itu sambil memperhatikan wajah Sheena yang langsung merona.

Sheena tersipu sambil memainkan rambutnya.

"Awan, kamu serius aku cocok jadi model?"

"Dua rius! Kamu lebih natural dari Kak Luna!"

Awan menekan tombol picu. Kilatan blitz memberkas ke dalam mata Sheena.

Remaja itu menunduk tersipu.

"Kenapa?"

"Kayaknya mimpinya ketinggian, deh."

"Lho, apa salahnya punya mimpi?"

Awan lalu menjelaskan tentang visi hidupnya. Bahwa hidup manusia harus dipenuhi mimpi. Kita harus berani bermimpi, tapi jangan hidup dalam mimpi! Kita harus mewujudkan mimpi itu!

Sheena tersenyum sendu, teringat betapa benak pemuda itu dipenuhi dengan mimpi-mimpi, dan betapa dirinya senantiasa merasa bahwa Awan selalu bisa membuatnya berani bermimpi dan melangkah ke masa depan.

"Oke, sekali lagi ya kutanya: apa mimpimu?"

"Komikus!"

"Komikus? Hmm boleh juga! Nggak pengin jadi model?"

"Pengeen jugaa! Aku mau jadi model!"

"Kalau gitu aku yang jadi fotogafer!"

"Terus?"

"Aku yang motret kamu buat Vogue!"

"Asyik!"

"Kita wujudin mimpi kita!"

"Serius?"

ParadisoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang