"KAY! Gue istirahat dulu ya. Lo mau tetap di sini?" Bella berusaha mengajak Kayra untuk ikut dengannya ke kantin, namun gadis tersebut lebih memilih tetap di lapangan basket.
Sedari tadi ia kesulitan dalam bermain basket. Guru olah raganya mengatakan jika minggu depan akan ada pengambilan nilai untuk materi tersebut.
"Kamu duluan aja Bell. Aku pingin latihan sebentar aja biar bisa," ucap Kayra dan Bella pun meninggalkan Kayra dan beberapa temannya yang masih berada di lapangan tersebut usai pelajaran olahraga selesai.
"Kamu nggak istirahat Kay?" seorang teman laki-laki menghampirinya ketika ia masih fokus dengan teknik dribble nya.
"Enggak deh, nanti aja. Lagian habis ini kan istirahatnya masih lama. Kalian ke kelas aja dulu," jawab Kayra lembut. Dan temannya itu kemudian berlalu meninggalkan ia sendiri di lapangan basket yang sangat luas tersebut.
Di sekitar lapangan basket memang tidaklah sepi, karena ada beberapa dari kakak kelas yang juga sedang pelajaran olah raga. Namun ada juga yang sekadar duduk-duduk di bangku sekitar lapangan.
Keringat mulai bercucuran di kening gadis itu, sesekali ia mengusapnya dengan punggung tangan. Walaupun jam sudah menunjukkan jam sembilan siang, tetapi ia masih kuat berpanas-panasan.
"Sini Kay, gue ajarin!" suara itu berasal dari seseorang di belakangnya. Ya, itu memang Raka.
"Eh Ka! Lo nggak ke kantin atau istirahat gitu? Kenapa malah ke sini lagi?" tanya Kayra yang masih heran dengan kedatangan temannya tersebut.
"Enggak apa-apa, barusan habis dari kamar mandi sama Juju." ucapnya dan langsung mengambil bola basket yang berada di tangan Kayra. Kayra masih menatap heran temannya ini.
"Juju siapa?" Kayra mulai penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Raka.
Raka menoleh ke arah Kayra yang terlihat mengerutkan kening. "Juan, Juan. Gitu aja mikirnya sampai keringetan Kay," ucapnya dengan cekikikan.
Kayra hanya bisa mendengus kesal.
"Ih... Ka! Mending lo ke sana aja deh," kata Kayra seolah memperingatkan.
"Emang kenapa?" tanya Raka heran dan... Ya, bola yang dimainkan Raka itu masuk ke ring dengan tepat.
Kayra mencoba mengambil bola tersebut yang memantul ke arah belakang ring. Sedangkan Raka menghampirinya.
"Ya, nggak gitu sih, maksud gue. Lo kan udah ganti seragam, kalau lo panas-panas kan lo sendiri yang susah nantinya. Pasti bakal keringetan lagi dan bau," tegas kayra seolah tidak mau jika Raka mengajarinya. Walaupun ia sangat ingin jika diajari tentang basket. Apalagi ia tahu kalau Raka lihai dalam olahraga tersebut.
"Ouw... Lo ngusir gue?" nada suara Raka terdengar tidak terima yang dibuat-buat.
"Ih... Bukan gitu Raka. Pokoknya mendingan lo ke kelas atau ke mana gitu."
"Yaudah deh gue balik. Tapi awas aja ya kalau lo minta bantuan gue." kata-kata Raka seolah mengintimidasi Kayra. Namun Kayra tahu kalau Raka tidak sungguh-sungguh mengatakan itu.
"Nggak bakal wek!" Kayra menjulurkan lidahnya lalu cekikikan menatap Raka yang mulai menjauh dari area lapangan.
Ia mendengus lega. Sebenarnya ia tidak ingin menyusahkan orang lain. Hanya itu saja.
Terlihat banyak kakak kelas yang menatapnya dari arah lantai atas. Namun ia tidak menghiraukan itu semua.
"Satu... Dua... Lempar!" ia mengaba-aba dirinya sendiri ketika akan memasukkan bola tersebut ke dalam ring. Namun usahanya sia-sia, sampai saat ini ia masih belum bisa. Untunglah waktu istirahat masih lama, jadi ia bisa berlatih ini terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Teen FictionApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...