Percaya atau tidak, masa-masa menyukai seseorang adalah hal yang sangat menggelikan, karena saat itu apapun cara pasti akan kita tempuh untuk mewujudkan keinginan.
###ANGIN semilir menerpa rambut panjang seorang cewek yang tengah duduk di bangku tepat di bawah pohon mangga. Dengan beberapa camilan sudah terpampang nyata di meja depannya.
Udara di siang hari ini memang sangat cocok untuk merilekskan pikiran. Begitupun dengan Kayra. Ia tengah membaca sebuah novel fiksi remaja dan sesekali mengecek ponselnya.
Di hari minggu ini memang kelas aksel libur, salah satu alasan yang memperkuat peliburannya adalah dominan karena siswa aksel kelas 10 sudah mengikuti olimpiade kemarin.
Memang, hampir seminggu penuh tidak ada waktu kosong bagi Kayra selama menjadi siswa di Rodriguez. Tapi ada suka dan dukanya memang, ditambah lagi dia siswa aksel.
Kayra tersenyum kecil ketika mengingat bagaimana gugupnya dia kemarin, gemetar sampai sesosok itu datang menghampiri Kayra untuk menyemagatinya.
Dan itu adalah kali kedua Dion mencoba menenagkan Kayra yang selalu dilanda nerveous dan demam meja ujian.
Jika ia mengingat-ingat kemarin, mungkin orang lain akan menganggapnya terlalu berlebihan. Tapi untuknya yang memang seperti itu aslinya yah... sebuah hal yang selalu dan pasti terjadi jika berhadapan dengan yang namanya lawan dan penilaian.
Dan pada akhirnya kemarin ia tidak hanya bisa melawan rasa gugupnya yang hampir berkepanjangan selama di dalam ruangan sana. Namun ia juga berhasil menyandang juara pertama olimpiade fisika. Bisa dibayangkan bagaimana ekspresinya kemarin.
Pengumumannya tidak lama. Sekitar satu jam lebih setelah pengerjaan soal selesai. Pengumuman itu sudah disiarkan.
Kayra hampir tidak percaya dia bisa melewati itu. Bagaimana tidak? Soal-soal yang diujikan dominan yang dipelajari oleh siswa kelas 11. Sedangkan dirinya?
Semua itu tidak lepas dari bantuan tutor suka relanya. Siapa lagi kalau bukan Jovi. Ya, walaupun hanya beberapa kali pertemuan tapi hampir semua soal yang sudah diprediksi Jovi akan keluar, memang bener adanya.
Dan untungnya Jovi juga mengajari beberapa cara cepat dan tepat mengerjakan soal-soal yang membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya.
Karena itu ia tidak sampai kehabisan waktu. Lima menit sebelum bel berdering yang menandakan waktu pengerjaan sudah habis, ia sudah menyelesaikan semuanya. Semua sudah ia kerjakan dengan teliti begitupun soal yang harus disertai cara pengerjaannya.
Tidak hanya dia yang memenangkan olimpiade itu.
Semua siswa Rodriguez yang mengikuti olimpiade tersebut berhasil meraih juara, baik pertama maupun kedua.
Sungguh kebanggan tersendiri bagi Rodriguez m memiliki siswa dan siswi yang cerdas serta pintar.
Tidak diragukan lagi memang kemampuan akademik dan non akademik dari siswanya.
Kembali ke Kayra. Ia menatap beberapa pesan yang masuk dari teman-temannya. Terutama teman sekelas. Perasaan sedih seketika melandanya. Bagaimana tidak? Dalam hitungan beberapa bulan ke depan saja ia sudah menjadi kakak kelas bagi mereka.
Ia tidak yakin untuk saat ini, apakah ia akan mendapatkan teman yang sama baiknya seperti di kelasnya saat ini? atau malah sebaliknya? Ditambah lagi ia akan satu kelas dengan kakak kelas yang pastinya lebih mengetahui segalanya tentang proses belajar- mengajar dan sistem dari setiap gurunya.
Tapi apakah bisa seorang Kayra yang pendiam dan selalu mengalah bisa beradaptasi dengan mudah? Entahlah.
Ia membaca satu persatu chat yang masuk. Rata-rata mereka semua mengucapkan selamat atas keberhasilannya. Ia membalas semua pesan itu dengan senang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Teen FictionApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...