PART 16.2 - PENYELESAIAN

9.3K 481 9
                                    

Kegilaan siswa SMA sepertinya sebuah tradisi di setiap tahunnya.
###

SEPULANG sekolah, Dion mencoba mencari siswa kelas 10 yang bernama Arsyad itu. Setelah keluar kelas tadi, ia langsung menuju ke area kelas 10. Ia berhenti di depan kelas 10 IPA 4.

Di sepanjang jalannya banyak yang menyapanya. Seperti biasa juga, ia selalu membalas senyuman itu dengan ramah.

"Eh, Dek. Lihat Arsyad nggak?" tanya Dion pada seorang siswa perempuan yang baru saja keluar kelas tersebut.

"Kak Dion?" gadis itu terlihat kaget dan senang dengan keberadaan Dion.

"Iya."

"Oh, Arsyad Oktovian?"

Dion mengangguk
"Dia nggak masuk Kak," kata gadis itu.

"Emang ada apa Kakak cari dia?" tanya gadis itu lagi.

"Eh.. enggak kok. Yaudah, aku duluan ya," ujar Dion lalu meninggalakan area itu.

Ia berjalan ke area parkir.

Tidak masuk?

Ia sedikt berlari menuju parkiran.

Menyalakan mesin motornya lalu keluar gerbang untuk menuju sebuah tempat.

Yah, panti asuhan yang pernah ia lihat kemarin.

Sebenarnya ia sangat terbantu sekali dengan keikutsertaan guru BP dalam menangani masalah ini. Mereka ambil langkah cepat memang.

Dan tinggal bagaimana caranya Dion menjelaskan pada adik kelasnya itu agar apa yang ada di pikiran Dion tidak benar terjadi kalau Arsyad... keluar dari Rodriguez.

Sangat disayangkan siswa berprestasi seperti dia.

Setelah sekitar 20 menitan, ia sampai di depan tempat yang dituju. Dion memarkirkan motornya di depan tempat tersebut.

Ia melepas helm yang dikenakannnya. Lalu berjalan menuju pintu.

"Permisi!" Dion mengetuk pintu utama. Tempat tersebut lumayan besar dan terlihat juga halaman yang bersih.

Tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya berjilbab membukakan pintu.

"Eh... ada tamu. Silahkan masuk," ucap wanita itu ramah.

"Di sini saja Bu, Arsyadnya ada?" tanya Dion.

"Kamu temannya?"

Dion tersenyum kecil. "Saya kakak kelasnya."

"Ada, itu dia. Lagi ngajarin adik-adiknya." wanita itu menunjuk sebuah tempat mirip pendopo.

Di sana ada banyak anak kecil.

"Ah, iya. Boleh saya menemuinya?"

"Tentu, biar Ibu antar."
Dion dan wanita itu berjalan menuju pendopo tersebut.

Terlihat di sana, cowok yang dicari-cari Dion ada di sana, tengah menulis sesuatu di papan tulis hitam.

"Arsyad!" panggil wanita itu.
Dan yang dipanggil pun menoleh.

Arsyad sedikit terkejut dengan kehadiran Dion. "Kalian kerjakan dulu ya," kata Arsyad pada anak-anak kecil di pendopo itu.

Lalu ia melangkah menuju Dion.

"Yaudah, kalian bisa bicara. Ibu mau ke dalam dulu ya."

"Iya Bu," kata Arsyad.

Cowok berkaus putih dan bercelana loreng-loreng itu kemudian duduk di pinggiran pendopo. Dion duduk di samping adik kelasnya itu.

Komisi Disiplin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang