Maaf Pa, untuk saat ini Jovi belum bisa memenuhi keinginan Papa sebagai seorang anak - Jovian.
###Jovi sudah siap dengan setelan jas hitamnya. Meski acaranya memang tidak terlalu formal, ia tetap harus berpenampilan sopan, apalagi di depan rekan bisnis sang ayah.
Ia menata rambutnya dengan pomed agar terlihat lebih segar. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam, ia bergegas turun ke bawah untuk berangkat ke alamat yang sudah diberitahu ayahnya lewat SMS. Ayahnya akan langsung menuju ke tempat tersebut, sehingga tidak datang bersamaan.
"Mas Jo mau kemana rapi banget?" tanya Bi Jum--pembantu di rumah Jovi ketika melihat Jovi membuka pintu utama.
"Oh... Papa nyuruh Jovi ikut pertemuan dengan rekan bisnisnya, Bi," jelas Jovi dengan nada lembut. "Jovi pergi dulu ya Bi," pamitnya, kemudian berlalu menuju motor sport-nya.
"Hati-hati Mas Jovi," ucap Bi Jum namun sepertinya tidak terdengar oleh Jovi karena ia sudah keluar dari gerbang.
Jovi memasuki sebuah perumahan besar. Namun ketika ia akan memasuki pekarangan rumah yang sesuai dengan alamat yang diberi ayahnya, seorang satpam menyegatnya.
"Maaf Mas, Mas ada perlu apa ke sini?" tanya satpam itu pada Jovi.
"Em.... Apa benar ini rumahnya Pak Andrew Aditama?" tanya Jovi, turun dari motornya untuk memastikan bahwa ia tidak salah alamat.
"Benar, apa Mas, putra Pak Fero? Kalau iya, Mas sudah ditunggu oleh Pak Fero di dalam," jelas satpam itu. Sepertinya ia mulai percaya pada Jovi dengan hanya melihat penampilannya saja. Jovi hanya menganggukkan kepala.
"Ya sudah Mas silahkan masuk, biar motornya saya jagain di sini. Tenang saya satpam di sini kok," ucap satpam tersebut dengan ramah dan meyakinkan.
Jovi pun memarkirkan motornya di samping tempat satpam tadi. Kemudian berjalan ke arah pintu. Rumah itu sangat besar, didominasi dengan warna putih dan abu-abu. Pekarangannya juga luas, sepertinya memang rekan bisnis sang ayah. Dan terlihat juga mobil sedan milik Fero sudah terparkir di depan rumah tersebut.
Setibanya Jovi di depan pintu masuk, ia melihat pintu itu terbuka. Namun ia tidak langsung masuk begitu saja , ia juga mempunyai tata krama. Ia menekan bel yang berada di samping pintu tersebut hingga seorang wanita paruh baya berambut sebahu berjalan ke arahnya.
"Silahkan masuk," ucap wanita tersebut lembut. Jovi berjalan masuk.
***
Setengah jam sebelumnya...
"Kay! Kamu nanti malam nggak ada acara ke luar kan?" tanya Maria ketika berada di kamar anaknya, sedangkan Kayra tengah duduk di depan meja belajarnya setelah pulang sekolah.
"Enggak, emang kenapa sih? biasanya juga Kay kan nggak pernah keluar kecuali urusan mendesak." Kayra menghadap ke arah mamanya yang sedang duduk di tepi ranjan.
"Cuma mau bilang aja, nanti temannya Papa mau ke sini. Makan malam bareng sekalian ngomongin soal bisnisnya. Dia bawa anaknya lo Kay. Katanya juga sekolah di Rodriguez," ucap mamanya dengan antusias.
"Terus? Hubungannya sama Kay apa?" tanya Kayra dengan nada bosan.
"Ya, kamu harus ikut nemenin," jawab Maria dengan entengnya.
"Harus ya Ma? Kay males banget." Kayra memasang wajah bete nya.
"Ya harus dong! Yaudah cepet mandi, terus habis itu pakai baju yang sopan. Mama mau nyiapain keperluan buat nanti," ujar Maria dan langsung bergegas keluar, sedangkan Kayra beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Novela JuvenilApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...