Jika dihadapkan dengan sebuah pilihan memang susah. Tapi hasil dari itulah yang seharusnya dipermudah.
###BEL pulang sudah berbunyi, Kayra bergegas keluar menuju pintu gerbang. Dan ia memilih untuk melewati lapangan basket agar lebih dekat.
Drrt... Drrt...
Ponselnya bergetar.
Sebuah nama tercantum di sana. Seorang teman baiknya di kelas 10 dulu. Abella Diandra.
Bella: Kay, bisa ke sini nggak. Lo masih belum pulang kan? Gue di gazebo dekat lapangan basket. Sebelah ring.
Kayra membaca pesan itu sekilas.
Lalu dengan cepat ia berjalan menuju arah yang sudah dituliskan dengan menenteng tas bekalnya tadi.
Dilihatnya siswa kelas 12 belum ada yang pulang. Mungkin masih ada keperluan.
Ia mengedarkan pandangannya.
Sampai pandangannya tertuju pada seorang perempuan yang tengah duduk di gazebo.
Kayra berjalan cepat menuju sana.
"Hei! " sapanya.
Bella menoleh ke Kayra.
"Duduk sini aja, Kay," kata Bella.
Kayra duduk di sebelah temannya itu.
Dilihatnya temannya itu tampak murung. Belum juga genap satu bulan ia meninggalkan kelas 10. Rasanya seperti sangat lama.
Kayra duduk menggantung di gazebo itu.
"Kamu kenapa Bell?" Kayra menggeser duduknya lalu memeluk pundak temannya itu.
"Gue bingung Kay," ucap Bella pelan.
"Kenapa?"
"Lo pasti tahu, sejak lo pindah ke kelas 11 gue duduknya sama Devan." Bella mulai bercerita.
"Terus?"
"Devan udah beberapa kali nembak gue Kay."
Kayra bergeming.
Hah... Kenapa malah masalah percintaan ujung-ujungnya.
Ia tidak tahu apa-apa. Jujur. Yah... Walaupun ia memiliki Jovi.
"Apa yang buat kamu bingung Bell? Setahuku, Devan emang suka sama kamu."
Kayra menaruh tas bekal itu di sampingnya.
"Gue bingung sama perasaan gue Kay!"
"Di sisi lain... Gue suka sama Devan. Dia selalu bisa buat gue seneng setelah lo pindah. Tapi gue nggak yakin.. Karena itu gue belum ngasih jawaban ke dia."
Kayra mengembuskan napasnya. Ia sebenarnya tidak tahu menahu tentang masalah yang semacam itu.
Kayra memberanikan diri untuk bersuara "Kamu suka orang lain?"
Dan seketika itu pula Bella menatap Kayra. Gadis berponi tipis itu menatap temannya intens.
Bella mengangguk samar.
"Tapi kayaknya itu nggak mungkin. Gue sama dia beda banget," ucap Bella pesimis.
"Dia siapa?"
"Kak Dave..." jawabnya pelan.
Hah... Kenapa selalu ada nama komdis? Pikirnya.
Tiada hari tanpa menyebut nama salah satu komdis.
"Lo tahu kan Kay, dia kayak apa, gue kayak nunggu kepastian dari dia. Jujur aja... Gue tertarik sama dia. Sikapnya, perhatiannya ke gue itu yang buat gue suka sama tuh komdis," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Teen FictionApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...