Jangan kaget dan jangan menganggap remeh pula apa yang dilakukan seorang 'komdis'.
Seseorang yang dianggap pemimpin bukan dilihat dari fisiknya, tapi kemampuannya mengatur apapunyang menyangkut jabatannya. Tanggung jawab salah satunya. Itu sangat penting.
###
BRAKK!!!
SUARA gebrakan pintu mengagetkan semua siswa di ruangan itu. Komdis masuk dengan wajah seperti saat masa orientasi dulu.
Ada apa ini sebenarnya? Pasti semua siswa di ruangan tersebut bertanya-tanya.
"SEMUA BERDIRI! NGGAK ADA YANG PEGANG TAS MASING-MASING! PONSEL NYALAKAN PASSWORD ATAU POLA DAN TETAP TARUH DI MEJA!" bentak Dion. Dan komdis lain juga sama raut wajahnya menunjukkan ada sesuatu yang telah terjadi.
Semua siswa di kelas 10 IPS 1 tampak bergidik ngeri. Tak lama kemudian beberapa guru yang menjadi komite sekolah ikut masuk, namun tak berbicara apapun.
"SEKARANG SEMUA KELUAR!" perintah Dion.
Sikap Dion jika sudah bertugas menjadi komisi disiplin sangat beda dengan biasanya. Ia terlihat sangat tegas.
Dengan tergesa-gesa semua siswa keluar. Namun ketika sampai di ambang pintu. Dua komite sekolah tadi memeriksa mereka. Mulai dari atas sampai ke bawah. Takutnya memang ada yang membawa benda-benda tajam. Mungkin seperti itu.
"Satu orang periksa seisi ruangan, yang lain ikut ke kelas lain, sekarang!" perintah Dion kepada anggota komdis yang lain.
Hari ini adalah hari yang pasti tidak terduga bagi semua siswa.
Memang, komdis memiliki wewenang untuk hal apapun yang menyangkut siswa terutama kedisiplinan dan ketertiban. Komdis memiliki misi yang sama dengan komite sekolah. Seperti saat ini.
Dion beserta komdis lain memasuki satu persatu kelas tanpa terkecuali. Bisa dipastikan jika ekspresi semua siswa sama. Sama-sama kaget dan ketakutan.
Setelah sekitar setengah jam Dion dan komdis lainnya memeriksa satu persatu kelas, akhirnya mereka akan langsung menuju ke lapangan utama. Di sana sudah berdiri ratusan murid Rodriguez tentunya. Setelah mendapat perintah tadi, semua siswa Rodriguez mulai dari kelas 10 sampai 12 diperintahkan untuk ke lapangan semua tanpa terkecuali.
Beberapa guru juga mengawasi di depan lapangan. Tak ada satupun yang mengatakan kenapa dan untuk apa mereka semua diperintahkan ke lapangan.
Dion beserta kelima komdis berjalan melewati lorong yang berujung ke lapangan. Anggota komdis ada yang kurang. Ya, hari ini Jovi memang tidak masuk mungkin kondisinya masih tidak memungkinkan.
Tidak ada satupun anggota OSIS baru yang tahu tentang razia ini. Hanya komdis dan beberapa jajaran guru saja.
Keenam komdis itu berjalan dengan gayanya seperti dulu. Sesampainya di lapangan mereka berjajar di depan dan masih diam.
Terdengar gaduh memang dari barisan siswa kelas 12. Mungkin untuk kelas 11 dan 12 razia ini sudah biasa, tapi untuk kelas 10 pastinya ini adalah hal baru yang menyangkut mereka juga.
"KALIAN TAHU KENAPA KITA SURUH KE SINI?!" ucap Dion menggelegar.
Walaupun Dion sebenarnya bukan seumuran dengan kelas 12 tapi sikapnya sudah menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang tegas. Itu bisa dibuktikan dengan ia tidak pernah pandang bulu dan juga sangat bertanggung jawab selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Ficção AdolescenteApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...