Setelah belajar di rumah selama seminggu bagi kelas 10 dan 11, saat ini waktunya mereka kembali ke sekolah untuk menimba ilmu lagi.
Kelas 12 juga masuk.
Rasanya memang kurang puas, tapi mau bagaimana lagi? Mereka juga harus kembali ke sekolah untuk menuntut ilmu yang akan membawa mereka pada kesuksesan kelak.
"Dekaaa ambilin kanebo di lemari dong!" perintah Ratih pada cowok yang tengah bermain ponsel dengan kaki yang ditumpukan di atas meja.
"Ganggu aja!" sahutnya tanpa menoleh ke Ratih.
Ratih berdecak. "Lo tuh, ya, udah nggak mau ikut ngebersihin kelas malah maen hape mulu!" sungutnya kesal.
Ya, setelah libur kemarin, semua siswa membersihkan kelas mereka masing-masing.
Dengan berat hati Deka berdiri kemudian mengambil kanebo berwarna biri muda tersebut lalu melemparkan dengan asal ke arah Ratih.
"Bilang aja, nggak ikhlas, Dek!" kesal Ratih sambil mengambil kanebo yang jatuh di lantai tersebut.
Deka melengos keluar kelas. Masa bodoh dengan teman-temannya yang sibuk membersihkan kelas. Mulai dari membersikan kaca, menyapu, mengepel serta menyemprotkan wangi-wangian.
Sesampainnya di depan kelas, deka malah terkena teriakan Kayra.
"Kak Dekaaa!" sungutnya kesal.
"Apa sih, ya ampuuun. Di dalem diomelin! Di luar diomelin. Kalian para cewek maunya apa sih?" jawab Deka sok benar.
"Ih... Ih! Lihat tuh, lantainya kotor kena jejak sepatu Kakak!"
Deka kemudian menoleh ke bawah.
"O ouw," ucapnya sok imut.
"Yaudah, gini." Deka mengambil alat pel yang dipegang Kayra. Tanpa Kayra duga, Deka mengusapkan bagian bawah sepatuya ke kain pela tersebut seperti berkeset.
Kayra ternganga melihat salah satu biang gombal di kelasnya itu.
"Duh... Kak Deka lama-lama nyebelin ya."
"Janga marah, Cantik, bye!" Deka berlalu dari hadapan Kayra. Dan betapa menyebalkannya cowok itu malah duduk di bangku depan kelas. Dimana teman-temannya semua tengah bebersih.
Kayra pun melanjutkan aktivitasnya.
Setelah sekitar setangah jam-an, mereka semua memasuki kelas yang sudah bersih dan wangi. Yang pastinya nyaman untuk dibuat belajar kembali.
Guru yang mengajar belum datang. Malahan salah satu biang gombal yang sedari tadi tidak terlihat tiba-tiba muncul dari balik pintu yang tertutup.
Fano berjalan lesu menuju tempat duduknya.
Ekspresi Fano yang tidak biasa mengundang beberapa temannya langsung menggerombol di tempat duduk cowok itu.
"Lo kenapa No?"
"Nggak apa." Cowok itu menjawab dengan lesu.
Teman-temannya yang menggerombol menatap heran ke arahnya. Begitupun dengan Kayra, Ratih, Bila dan Arin yang mengarahkan pandangan ke arah kerumunan tersebut.
"Kok lo lemes? Lo sakit? Tumben, biasanya ceria," sahut Billy dengan pertanyaan beruntun.
Fano malah menaruh kepalanya di atas meja.
"Jangan bilang, lo putus?" tebak Deka. Dan tanpa mereka duga, Fano mengangguk.
"AELAH.... PUTUS?!" sahut kor membahana dari segerombolan teman-temannya itu. Kontan semua temannya menertawai pelan dan ada juga yang hanya mengembuskan napas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Teen FictionApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...