SETELAH acara berlangsung sudah di tengah jalan Kayra sama sekali tidak ceria. Hanya sesekali tersenyum kecil ketika ada yang menyapanya. Benar-benar membosankan!
Acara inti seperti pemberian hadiah untuk setiap wali kelas sedang berlangsung. Cewek itu dengan malas mencari tempat agar dapat mengambil gambar dengan bagus.
Semua siswa memenuhi area stage, membuatnya kesulitan. Tapi tak masalah, setidaknya ia sudah mendapatkan beberapa gambar yang bagus untuk liputan kali ini.
Ia kemudian berjalan menjauh dari keramaian dengan kamera ia gantungkan di leher serta mengantungkan note kecil yang selalu ia bawa ke mana-mana saat sedang meliput.
"Ehem!" suara seseorang berdehem. Membuatnya menoleh ke belakang untuk memastikannya.
"Ehm... "
"Sakit?" tanyanya.
"Nggak, lagi bosen aja." Ia melambatkan jalannya, sedangkan cowok itu, Raka juga ikut menyetarakan langkahnya. Raka dengan senyum jahinlya spontan merangkul bahu cewek itu.
"Ih... Ka! Lepasin! Nggak enak tahu!" Kayra menggerutu sembari menatap cowok yang tingginya lebih dari dirinya tersebut.
"Biarin gini!" Raka malah mempererat rangkulannya. Mengajak Kayra menjauh dari keramaian. Mereka berjalan menuju gazebo sebelah lapangan. Mereka duduk di sana.
Seketika suasana hening. Yang terdengar hanyalah seruan pembawa acara dari mini stage tadi entah apa yang sedang diramaikan. Yang jelas salh satu band sekolah tengah tampil.
"Lo kenapa sih Kay? Nggak kayak biasanya," ujar cowok itu. Kayra menghela napas lalu menaruh kameranya di meja depannya.
"Nggak apa, Ka..." Kayra mendengus lelah. Raut wajahnya sudah tidak bisa dikondisikan lagi. Mengerucutkan bibir dan beberapa kali mendengus. Membuat cowok di sampingnya menatap keheranan ke arahnya.
"Ada masalah?" Kayra menggelenbg.
"Cerita aja, Kay," bujuk Raka dengan lembut. Kayra menatap cowok itu kemudian.
"Nggak ada, Ka..." kukuhnya. Cewek itu meremat-remat jemarinya. Raka yang melihat kegelisahan dari temannya tersebut seketika terbesit sesuatu di pikirannya.
"Yaudah kalo nggak mau cerita, eh lihat deh, kita romantis ya," celetuknya dengan tatapan jahil dan langsung saja Kayra menghadiahi pukulan keras di lengan cowok bule tersebut.
"Awsh... that's hurt..." keluhnya.
"Ih... habisnya... ngeselin!" Kayra mengerucutkan bibirnya. Raka terkekeh geli lalu mengacak poni cewek itu dengan gemas.
"Raka!" Kayra melototi cowok itu. Walaupun pelototannya tidak begitu tajam dan Raka malah tertawa terpingkal-pingkal. Kayra tetap menatap jengkel pada Raka.
"Tau ah, ngeselin!" Kayra beranjak lalu mengambil kameranya, namun secepat mungkin Raka memegang lengannya.
"Jangan ngambek dong Kay. Makin gemes gue. Kalo gini, gue mana bisa move on dari lo..." rajuknya manja dengan wajah memohon yang dibuat-buat.
"Raka!" Kayra menghentakkan kakinya kesal.
"Please deh Ka, jangan ngomongin itu lagi," pintanya lembut. Raka berdiri dan maju mendekati cewek itu dengan tatapan serius.
"Maaf, gue nggak bermaksud gitu, Kay." Raka berucap tulus. Terlihat dari matanya.
Kayra mengangguki mengerti jika temannya itu memang sering bercanda dan agak menyebalkan.
"Makasih Kayra yang cantiiik...." tangan Raka reflek mencubit gemas kedua pipi tembam cewek itu.
"Aaaww!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Teen FictionApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...