"YA ampuuun kok masih punya nyali sih tuh anak?"
"Nggak tahu malu!"
"Pacarnya jadi korban hasutan. Wajahnya aja sok polos, sopan, eh... ternyata aslinya..."ujar cewek itu lalu berdecak.
Ya, cibiran itu terlontar dari dua cewek yang tengah berdiri di lorong. Tepat saat Kayra melewati anak tangga. Telinganya tidak tuli. Ia bisa mendengar dengan jelas jika dua cewek kelas 11 itu sedang membicarakannya. Ia bisa melihat jika mereka seangkatan dengannya dari badge yang menempel di kemeja lengan kanan mereka berdua. Tapi ia tidak tahu pasti siapa mereka. Entah dari jurusan apa.
Kayra berhenti di depan mereka berdua. Suasana lorong sedikit sepi. Karena memang masih pagi.
"Wohoo... ngerasa dia?" ujar salah satu dari mereka dengan nada mencibir.
"Apa salah Kay sama Kakak?" tanyanya sopan. Seperti biasa, ia selalu menggunakan panggilan "Kay" untuk menunjuk dirinya sendiri.
"Masih tanya? Lo bego apa sok polos sih?!" sahut yang satunya. Cewek itu lalu bersidekap dan maju satu langkah mendekati Kayra.
"Lo tuh, penyebab Jovi gagal ngeraih impiannya! Ngerti nggak?!" bentak cewek yang satunya.
Bentakan itu membuat Kayra hampir menunjukkan sifat cengengnya namun ia mencoba menahannya.
Ia tidak boleh lemah! Hiburnya dalam hati. Ia harus percaya apa yang dikatakan Jovi kemarin. Ia harus percaya.
"Enggak!" kata Kayra tegas.
"Wohooo udah berani ngelawan?!" cibir cewek itu lagi seraya menatapa Kayra dengan tatapan mencibir.
Kayra menatap balik dua cewek yang tingginya tidak jauh lebih tinggi darinya itu. "Kenapa enggak, Kak?! Kay nggak salah!" tantangnya. Kayra mencoba sebisa mungkin untuk teguh. Ia mencoba melawan agar ia tidak selalu tertindas.
"Ck... Ck." cewek itu berdecak.
"Masih nggak ngaku? Seluruh sekolah juga tahu kali!" ketus cewek itu.
Kayra menatap lemah pada mereka berdua. Dan sesekali dua cewek itu seolah berakting jika ada yang melewati lorong. Berpura-pura tersenyum kecil agar tidak ketahuan jika mereka sedang mem-bully Kayra. Gadis itu hanya bisa memendam amarah. Ia bisa apa? Ia hanya gadis lemah yang terkadang cengeng. Hanya bisa menangis jika ada ketidakadilan atau hal yang salah dengan dirinya.
"Bukan Kay penyebabnya..." ujarnya lirih. Perlahan tapi pasti kakinya berjalan mudur.
"Gara-gara lo ngerayu Jovi, gue jadi nggak bisa ngedektin dia, ngerti nggak?!" bentaknya.
Kayra diam. Jadi cewek itu juga menyukai Jovi? Kekasihnya.
"Kay nggak tahu... bukan salah Kay... bukan..." reflek ia semakin berjalan mundur dan menutup kedua telinganya.
"Enggak... Enggak," ujarnya lirih. Dan---
Bug
Tubuhnya hampir saja terjengkang dan jatuh untung saja sebuah tangan menahannya.
"Kak Jo!" Kayra mendongak sedikit untuk menatap siapa pemilik lengan kekar itu. Kedua cewek itu melotot terkejut melihat siapa yang saat ini di depan mereka.
"Jo?!" kata cewek tersebut.
Jovi menatap murka pada dua cewek di hadapannya saat ini. Sedangkan tangan kanannya memegang lengan Kayra agar gadis itu tetap berada di sampingnya.
"APA YANG UDAH LO LAKUIN SAMA DIA? JAWAB!" bentak Jovi dengan suara keras. Membuat Suasana yang tadinya biasa-biasa saja kini menjadi mencekam. Beberapa siswa mulai mendekat ke tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Roman pour AdolescentsApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...