Bukan diri kita sendiri yang akan mengenang jasa kita, namun orang-orang yang telah merasakan kesan yang mendalam pada apa yang kita perbuag sebelumnya.
###To: Aldion Dyanta
Kak Dion, selamat ya sekali lagi. Kakak hebat, selalu jadi panutanku dalam meraih prestasi. Selain itu, jiwa pemimpin Kakak udah buat aku sadar, kalau menuntut ilmu nggak boleh diremehin. Sekali lagi terima kasih. Semoga sukses, Kak!
Dion tersenyum setelah membaca surat yang entah keberapa yang diberikan untuknya. Masih ada ratusan surat yang belum ia baca. Ia berniat akan membuka satu persatu hari ini juga. Selagi ada waktu sebelum ia pergi untuk melanjutkan study-nya di negeri paman Sam, lusa.
Ia tersenyum haru mengingat kejadian siang tadi. Semua anggota OSIS menyiapkan sesuatu untuk dia dan keenam komdis. Ralat, mantan komdis.
"Ada apa sih emang, kita disuruh ke ruang OSIS?" tanya Bryan sembari menekuk lengan kemejanya sesiku. Dion mengendikkan bahunya. "Gue juga nggak tahu Bry, untung aja hari ini kalian masuk semua." Dion menoleh pada kelima temannya yang berjalan di belakangnya.
"Mungkin ada sesuatu yang penting buat dibicarain," sahut Jovi.
"Masalah lo udah kelar kan Jo?" tanya David. Jovi mengangguk mengerti apa yang tengah ditanyakan temannya itu. Cowok itu sudah tenang setelah kejadian kemarin. Menurutnya, itu pantas ia lakukan demi melindungi orang yang ia cintai. Ia yakin tidak akan ada yang berani mem bully Kayra lagi. Kalaupun ada, ia akan bertindak.
Jovi memasang wajah kejamnya sedari tadi. Ia sangat tidak mood untuk tersenyum pada cewek yang menyapanya sedari tadi. Bukan, bukan ia sombong, hanya saja ada sedikit rasa kesal dengan mereka.
"Kalau gue jadi lo, gue juga akan lakuin hal yang sama Jo," sahut Bryan dengan pedenya.
"Cih! Yang ada lo didemo sama mantan-mantan lo yang seperempatnya cewek di sini Bry!" Dion menjitak pelipis Bryan.
"Awsssh... gila lo! Sakit tahu, gimana kalau gue nggak ganteng lagi? Lo mau tanggung jawab?" Bryan mengusap pelipisnya dengan menggerutu tidak jelas.
Keenam temannya tertawa mengejek melihat tingkah Bryan. Mereka bertujuh melanjutkan langkah mereka.
"Oh ya Bry, Dave, kalian berangkat ke Inggris kapan?" tanya Dion sembari menoleh pada David dan Bryan.
"Gue masih sebulan lagi. Lagian gue mah... woles," jawab Bryan dengan pedenya.
"Sama. Gue juga."
Ya, David dan si playboy periode ini, berniat melanjutkan study mereka di Cambridge University.
Bisa dilihat bukan? Jika harapan mereka tidak main-main. Kalau perlu mereka akan mencari ilmu hingga ke ujung dunia. Itu pegangan semua siswa Rodriguez.
Tahun ini saja, sudah ada banyak prestasi yang dikantongi Rodriguez setelah Dion dan Jovi. Ya, beberapa siswa yang mengikuti ajang di Singapura kemarin berhasil menyabit juara. Tidak tanggung-tanggung. Semua bahkan mendapat predikat juara. Salah satunya Raka. Anak dari pemilik yayasan tersebut berhasil menjadi peraih juara pertama olimpiade matematika tingkat internasional di Singapura kemarin.
Siapa yang tidak menginginkan bersekolah di tempat tersebut?
Kembali pada ketujuh mantan komdis tadi.
Tok tok
Dion mengetuk pintu ruang OSIS. Tidak lama kemudian salah satu anggota OSIS membukakan. Dilihatnya sudah ada banyak anggota OSIS terutama para komdis baru dan Andhika. Si ketua OSIS yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komisi Disiplin✔
Teen FictionApa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata 'Komdis'? *** Berawal dari keterlambatan seorang muba di hari pertamanya MOS, yang membuatnya berhadapan dengan makhluk-makhluk yang berjulukan 'Komdis'. Kayrasaya Aditama, cewek cantik nan pintar...