Part 4

114K 5.5K 25
                                    


H

ari kelima setelah pertemuan di Resto malam itu, hati Diyo berdegub kencang saat duduk di atas sofa kamarnya sambil memainkan jari jemarinya di atas pahanya, terlihat mulutnya komat kamit baca mantra eh salah maksudnya bacaan untuk ijab qabul 2 jam lagi. Ia menggelengkan kepalanya setiap kali ia salah melafalkan bacaan ijab qabul 'duh gimana nih kalo salah, bisa bisa diketawain pas acara' batin Diyo.

***

Dilain sisi, Tifa yang cantik menggunakan gaunnya tengah sibuk mereject telfon dari Tommy. Ia nampak khawatir tentang pernikahan hari ini. Ia tak begitu gugup karna nanti saat akad nikah bukan dia yang mengatakannya, tetapi Diyo yang akan mengatakan didepan penghulu. Dia lebih mengkhawatirkan tentang Tommy.

Diyo POV

Hari ini adalah yang terburuk yang pernah ku alami selama hidupku. Hari dimana aku tak akan merasakan masa bujang-ku karna di usiaku yang 18 tahun ini harus memiliki tanggung jawab yang besar arghhh... Pernikahan itu bukan hal yang main main, dilakukan sekali seumur hidup dan yang aku inginkan menikah dengan orang yang aku cintai. Tapi pada akhirnya aku akan menikah dengan seseorang yang bahkan baru 5 hari aku mengenalnya.

***

Author POV

Tepat jam 10 pagi, acara sudah akan dimulai. Terlihat bodyguard hanya orang orang terpenting yang diperbolehkan masuk, selain itu dijaga ketat untuk tidak masuk dikediaman Keluarga Aditama. Terlihat Keluarga Willyan memasuki kediaman Aditama dengan mengendarai mobil sedan hitam. Nampak Diyo keluar dari mobil mengenakan jas hitam dan juga memegang peci ditangan kirinya bersama dengan kedua orang tuanya yang berada di kanan dan kirinya, ia memasuki kediaman tersebut dengan langkah yang gagah, pelan, namun tepat dan tak melihat disekelilingnya.

***

Duduk dihadapan penghulu membuat Diyo semakin gugup tak beraturan. Terdengar suara lirih 'jangan gugup yo, dibawa santai aja' dari sepupunya yang datang jauh jauh dari pondok yaitu Iqra. Diyo semakin gugup mendengar suara lirih tersebut, membuatnya tak bisa diam dikursi yang ia duduki. Terdengar suara MC 'Pengantin perempuannya sudah datang' semakin membuat Diyo gugup, tak disadari Diyo melihat ke arah tangga dimana Tifa jalan turun ke lantai dasar. Diyo yang sembari memandang Tifa itu memuji muji calon istrinya didalam hati sampai tepat Tifa duduk di sebelahnya.

Para tamu terdekat yang sudah datang membuat acara tersebut lebih cepat mulai. Penghulu membacakan sedikit doa lalu memulai pembacaan ijab qabul. Kemudian tepat di samping penghulu tersebut ayah dari Tila

"SAUDARA Dimas Diyo Willyan Bin Hendra Susilo Willyan SAYA NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU DENGAN ANAK SAYA YANG BERNAMA Tatifa Tasya Aditama Binti Hafizh Aditama DENGAN MASKAWINNYA BERUPA UANG TUNAI SEBESAR Rp. 5.000.000 DAN SEPERANGKAT ALAT SHALAT DIBAYAR, TUNAI." Ucap Ayah Tifa dengan nada yang tegas membuat jantung Diyo semakin berdegub kencang.

"SAYA TERIMA NIKAHNYA DAN KAWINNYA Tatifa Tasya Aditama Binti Hafizh Aditama DENGAN MASKAWINNYA YANG TERSEBUT TUNAI." Ucap lantang Diyo membalas tegasnya ucapan ayah Tifa.

Akhirnya, saat itu juga Diyo dan Tifa resmi menjadi seorang suami dan istri di usia mereka yang menginjak 18 tahun.

Setelah selesai acara akad nikah tersebut. Diyo mendatangi sepupu sepupunya yaitu Iqra, Zihad, dan juga Fateh.

Iqra yang langsung mengucapkan selamat pada Diyo sambil berkata "Kalo sudah jadi imam, kamu harus bimbing istri kamu ke jalan yang benar yo. Karna tugas imam itu lebih berat, harus menafkahi dan menuntut keluarganya ke jalan Allah"

"Kamu kan sudah nikah yo, jadi kamu harus jadi imam yang bisa melindungi istri kamu. di sekolah saya di SMA taruna, laki laki harus melindungi seorang perempuan dengan penuh. Jadi saya bangga punya sepupu kayak kamu yang bisa menjaga istri kamu nanti" ucap Zihad dengan memukul pundak Diyo

Married High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang