Sudah pukul 5 pagi, alarm berbunyi membangunkan Tifa dan Diyo yang sedang tidur di satu ranjang itu.
Mendengar suara alarm itu, Tifa pun terbangun dan menyadari bahwa hari ini dia harus sekolah. Ia pun langsung berjalan ke arah kamar mandi, sedangkan Diyo masih terlelap tidur di kasur itu.
Tifa menikmati setiap aliran dari shower air hangat itu, membuatnya melupakan beban pikiran yang ada didalam otaknya.
Ia membasuhi setiap wajahnya hingga terdengar suara gedoran dari pintu itu. "Cepet mandinya lambat kayak siput, gue juga mau mandi" suara Diyo terdengar dari balik pintu. Tetapi Tifa tak memperdulikannya dan tetap menikmati setiap percikan air membasahi tubuhnya.
Ia pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi bagian tubuhnya.
"Lo mandi lama banget sih" ucap Diyo sebal pada Tifa
"Ya sabar dong, makannya bangun duluan biar lo mandi duluan"
"Udah minggir, gue mau mandi. Bikin lambat aja"
Sementara Diyo mandi, Tifa mengenakan pakaian dan menyiapkan buku yang akan ia bawa ke sekolah. Setelah itu, ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
Ia mencari bahan bahan yang bisa ia masak, kemudian ia melihat bahwa nasi yang dimasak Diyo kemarin masih ada. Akhirnya ia membuat nasi goreng, lalu menggoreng ayam yang sudah ia lumuri dengan tepung.
Ia memasak, sedangkan Diyo baru saja keluar dari kamar mandi sudah mengenakan kaos dan baju putihnya yang tak ia kancing dan juga celana hitam sekolahnya yang sedikit botol.
"Lo tuh, mau jadi brandalan apa. Baju ga dikancing" ungkap Tifa yang melihat Diyo melewati dapur menuju kamar.
"Ntar gue kancing, lagi malas ngancing baju" jawab Diyo yang langsung menuju kamar.
"Habis dari kamar, buka meja depan sofa. Gue udah masak buat sarapan"
"Ho, Arasso" jawab Diyo cuek
Percakapan yang singkat untuk dipagi hari. Kemudian Diyo langsung melakukan apa yang diperintahkan Tifa, sedangkan Tifa masih sibuk memasak untuk mereka berdua
"Mau gue bantuin ga?"
"Nggak usah, lo angkat ini aja ke meja. Udah mau selesai kok"
"Oke oke" ucap Diyo kemudian berdiri dan mengambil beberapa makanan untuk mereka dan membawanya ke meja.
Akhirnya Tifa selesai memasak dan membawa sisanya ke meja itu. Mereka makan dengan lahap makanan didepan mereka, tak ada yang bicara dan membuat Tifa gerah. Akhirnya ia yang memulai bicara
"Lo kok tinggal di apartemen sih yo"
"Gapapa"
"Lo tuh kan kaya, masa tinggal di aparetemen kecil kayak gini"
"Gue suka yang kayak gini, ngga ribet buat tinggal sendiri"
"Kenapa kita ga tinggal sama orang tua gue atau ngga orang tua lo"
"Nggak!"
"Emang kenapa sih yo"
"Ntar malah kita di awasi, gue gamau"
"Ya kalo gitu, lo bilang kek sama orang tua lo minta kita tinggal di perumahan. Atau gue yang bilang sama bokap gue supaya kita dicarikan perumahan"
"Ini tempat strategis, deket sama klub malam yang sering lo datangi. Deket sama sekolah, deket sama tempat makan, deket sama mall, deket sama pasar. Jadi ga ribet"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married High School
Любовные романы[PROSES REVISI] "Ya apa? Kasih aku 5 alasan yang masuk akal dan buat aku bertahan disini karna alasan kamu" ucap Diyo "Alasan pertama, aku cuma mau sama kamu, alasan kedua aku cuma mau tinggal sama kamu, alasan ketiga aku mau hidup sama kamu, alas...