SEBENARNYA dia hendak mengatakan kalau "Paling tidak lohu bukan manusia yang tak tahu diri!"
Tapi teringat akan nama baik Hoa san pay yang mungkin akan tersinggung ole perkataan itu, ucapan yang sudah sampai di bibir itu segera ditelan kembali.
Oh put kui segera tersenyum mendadak dia melangkah menuju keluar, kemudian katanya :
"Maksud baik cengcu, biar kuterima didalam hati saja!"
Sebenarnya tangan yang sebelah kiri masih dipegang kencang-kencang oleh pengemis tua Lok Jin ki, tapi setelah dia berjalan dengan cepat, serta merta pengemis itu turut terseret keluar juga.
Paras muka Hoa Tay siu segera berubah hebat, diam-diam ia tertawa dingin, pikirannya. "Bedebah kau benar-benar memandang hina kami semua."
Tapi sebagai tuan rumah, dia tak ingin kehilangan rasa hormatnya maka sambil menahan rasa gusarnya, ia berkata lagi :
"Lote sekalipun kau ingin pergi, seharusnya delapan ribu tahil emas murni ini harus kau bawa serta."
Dalam pada itu Hian pek Cinjin sedang berjalan mendekat sambil membawa empat lembar uang kertas berlapis perak.
Tanpa berpaling, Oh put kui berkata dengan ketus:
"Semua uang emas itu sudah menjadi milik pengemis Lok, harap cengcu suka berikan kepada pengemis Lok!"
Mendengar ucapan tersebut, tak tahan lagi Hoa Tay siu tertawa seram, mendadak pengemis pikun Lok jin ki melepaskan cengkeramannya dan membalikkan badan, kemudian setelah merebut kelima lembar uang kertas tadi, tanpa dilihat lagi dia segera mengejar ke arah Oh Put kui.
"Hei, bocah keparat, uang itu sudah aku terima !" serunya.
"Kalau sudah diterima lebih baik lagi' gunakanlah secara baik-baik bagimu pribadi" sementara mulutnya berbicara, kakinya sama sekali tidak berhenti, dalam waktu singkat dia sudah berjalan keluar dari pintu gerbang perkampungan itu.
Pengemis pikun mengikuti di belakangnya dengan ketat, sambil tertawa aneh, serunya berulang kali :
"Bocah keparat, kau telah menyiksa aku si pengemis tua.....kau anggap uang sebanyak ini bisa kupakai sampai habis? Sampai ke dalam liang kubur pun uang itu belum tentu habis dipakai......"
Mendadak Oh put kui menghentikan perjalanannya. Si pengemis tua Lok Jin ki juga segera turut berhenti, bahkan berdiri dengan mata mendelong.
Ternyata di depan pintu gerbang perkampungan Tang mo san ceng telah muncul manusia-manusia tak dikenal ketiga orang itu berdiri tetap di depan pintu.
Yang berada di sebelah tengah adalah seorang manusia berwajah kuning seperti orang penyakitan, alis matanya gundul, rambutnya pendek, matanya memancarkan sinar dingin yang menyeramkan, sebilah pedang tersoren di punggungnya, dia adalah seorang kakek yang ceking.
Di sebelah kiri berdiri seorang lelaki setengah umur yang tubuh kekar, penuh bercabang, bermata besar, bermulut lebar dari mengenakan pakaian ringkas berwarna hijau,
Di bawah ketiak lelaki itu tergantung sebilah pedang aneh yang amat lebar, sedangkan di sebelah kanannya adalah seorang gadis berusia dua puluh tahunan, wajahnya amat cantik Cuma sayang membawa hawa pembunuhan yang menyeramkan.
Dia memakai baju merah, ketika terhembus angin, ujung bajunya berkibar-kibar,
Oh put kui tidak kenal dengan ketiga orang ini, lain dengan si pengemis tua, paras mukanya segera berubah hebat setelah menjumpai kemunculan orang-orang itu.
"Haaahhh.....rupanya ke tiga orang gembong iblis ini......"
Suara seruan dari pengemis tua, pada hakekatnya jauh lebih tak sedap dari pada suara menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu Long
AdventureSuara seruling, irama harpa, bayangan pedang, nyanyian lantang, pekikan nyaring, gelak tertawa keras dan pujian Buddha yang menggelegar, setiap bulan purnama pasti akan muncul satu kali di sebuah pulau misterius yang oleh orang-orang rimba persilata...