Jilid 29

3.1K 55 0
                                    

Kakek latah awet muda segera tertawa tergelak:

"Hhaaaahh..... haaaaahh..... hhaaaaah...... kesulitan dan kemurungan dalam soal cinta memang mendatangkan kekuatan yang sangat besar......."

Kemudian setelah berhenti sejenak, tiba-tiba kakek itu menghela napas dan berkata lebih jauh:

"Anak muda, tahukah kau andaikata aku munculkan diri tadi, maka ditelaga ini sekarang tak akan demikian tenang dan heningnya, mungkin dunia akan terbalik......."

"Kenapa? Apakah antara kau dengan sinni terikat dendam atau permusuhan?" tanya Oh Put Kui tertegun.

"Tidak ada," Kakek latah awet muda menggeleng, "tapi memang terjadi suatu kesalahan paham kecil!"

Sementara itu perahu yang ditumpangi Pek Biau-peng sudah berlayar menjauh dari situ.

Sambil mengawasi bayangan perahu yang sudah berada berapa li jauhnya itu, kembali Kakek latah berkata:

"Anak muda, kau tak akan mengira bila aku munculkan diri tadi, maka mereka Kakak beradik seperguruan pasti akan turun tangan bersama untuk mencabut nyawaku."

"Aaah, masa begitu?" seru Samwan To terkejut.

"Ban loko, sebenarnya kesalahan paham apa sih yang terjalin diantara kalian berdua?" tanya Ibun Hau pula.

Kakek latah awet muda menghela napas panjang:

"Aaai, mereka mengira Tiau-ki lonie tewas ditanganku."

"Ooooh......." Samwan To semakin terkejut "kalau begitu tak aneh lagi...... jadi mereka menyangka kau adalah musuh besar pembunuh guru mereka?"

"Locianpwe, mengapa kau tidak memberi penjelasan kepadanya?" tanya Oh Put Kui pula dengan kening berkerut.

"Percuma, diberi penjelasanpun tak ada gunanya." kata Kakek latah awet muda sambil menggeleng, "kecuali kalau aku berhasil menemukan si pembunuhnya."

"Pernahkah Ban loko melakukan pencarian?" seru Ibun Hau.

"Siapa bilang tak pernah? Aku sudah mencari selama enam puluh tahunan." kata Kakek latah awet muda dengan mata melotot.

"Kalau begitu kejadian tersebut sudah berlangsung semenjak enam puluh tahun berselang." pikir Oh Put Kui kemudian, "sudah jelas penghidupan mereka bertiga selama ini pun amat menderita."

Sementara itu terdengar Ibun Hau berkata:

"Dengan kepandaian silat yang dimiliki kalian bertiga, masa selama enam puluh tahun ini tidak berhasil menemukan siapa pembunuhnya? Kalau begitu cara bekerjanya orang itu pasti luar biasa sekali."

"Belum tentu begitu." sela Oh Put Kui sambil tertawa. mengapa orang itu ingin membunuh Tiau-ki locianpwe? Apakah Ban tua pun tahu?"

"Jika aku tahu, persoalan ini tentu sudah berhasil kuselidiki sedari dulu."

"Betul," kata Samwan To pula sambil tertawa, hanya pembunuhan yang tidak diketahui sebab musababnya yang paling sukar diselidiki......."

Oh Put Kui yang mendengar perkataan tersebut, tiba-tiba saja teringat akan urusan sendiri.

Cepat-cepat dia berseru kepada kakek latah:

"Ban tua, kita harus segera berangkat!"

"Yaa betul, kita memang harus segera berangkat!" kata Kakek latah awet muda dengan pandangan sedih.

Tanpa menyapa atau menegur lagi, ia segera melompat ke perahu yang berada di samping perahu Samwan To itu.

Pengemis sinting segera melongokkan kepalanya dari balik ruang perahu, melihat Kakek latah telah kembali keperahunya, cepat-cepat diapun menyusul keluar.

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang