Jilid 30

1.8K 44 0
                                    

Tapi Lim Yu-kong telah bertindak mendahuluinya, dia berseru:

"Saudara Im, biar siaute yang pergi melihatnya..."

Belum selesai berkata, tubuhnya sudah menyerobot keluar dari pintu.

Tak lama kemudian Lim Yu-kong telah muncul kembali, di belakang tubuhnya mengikuti seorang nona berbaju kuning.

Tiba-tiba saja Oh Put Kui merasakan hatinya berat seperti tenggelam ke air, pikirnya diam-diam:

"Aduh celaka, mengapa dia bisa mencari sampai disini...?"

Tapi disamping itupun timbul suatu perasaan aneh yang tidak dipahami olehnya.

Ia seperti merasa amat senang dan gembira.

Sementara itu Im-tiong-hok telah bangkit berdiri untuk menyambut kedatangan tamunya itu.

Sedangkan si nona berbaju kuning itu sedang berjalan masuk ke dalam kamar baca dengan langkah lebar.

Lim Yu kong segera berkata kepada Im-tiong-hok:

"Nona ini datang untuk mencari saudara Oh..."

Oh Put Kui yang sudah bangkit berdiri, segera menyapa:

"Nona Nyoo, kau..."

Baru beberapa patah kata dia berkata, ucapannya sudah dipotong oleh suara tertawa dari Hian-leng-giok-li Nyoo Siau-sian.

Sikap nona ini begitu terbuka dan amat luwes, terdengar ia berseru:

"Oh toako, ternyata kau memang berada disini..."

"Darimana nona bisa tahu kalau aku berada disini? Mana gurumu...?"

"Tentu saja aku dapat mencarimu, tiada urusan di dunia ini yang bisa mengelabui guruku..." kata Nyoo Siau-sian sambil tertawa merdu.

Sambil berkata, matanya melirik ke arah si kakek latah awet muda.

xxxxx

Tiba-tiba saja Kakek latah awet muda merasakan hatinya bergetar keras, segera pikirnya:

"Entah apa maksud budak cilik itu berkata demikian? Jangan-jangan Hian-hian sudah tahu kalau waktu itu aku bersembunyi didalam ruangan perahu? Tapi mengapa dia tidak mencariku untuk menantang bertarung atau mungkin dia sudah memaafkan aku?"

Berpikir demikian, tanpa terasa lagi Kakek latah awet muda berteriak keras:

"Hey, budak kecil, apa maksud dengan perkataanmu tadi?"

"Apakah locianpwe masih belum paham?" tanya Nyoo Siau-sian sambil tertawa.

"Heeehh... heeehh... heeehhh... apa yang kupahami?" Kakek latah tertawa pula.

"Guruku kenal dengan kau orang tua."

"Tentu saja, apalagi yang dikatakan gurumu?"

"Persoalan apapun pasti suhu bicarakan denganku, kalau tidak, bagaimana mungkin aku tahu kalau kalian pasti berada didalam gedung Tiong-gi-hu ini?"

"Budak cilik, apa yang suhumu bicarakan tentang aku?"

Sambil tertawa Nyoo Siau-sian menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya:

"Aku tak bisa membicarakannya denganmu suhu bilang bila aku mengatakannya maka selanjutnya dia tak bisa hidup dengan tenang, locianpwe, sebetulnya mengapa bisa begitu? Dapatkah kau memberitahukan kepadaku?"

Ketika mendengar perkataan tersebut, tiba tiba saja Kakek latah awet muda termenung dan tidak berbicara lagi.

Dalam keadaan demikian, Im Tiong hok, pengemis sinting, Oh Put Kui tak berani menimbrung ataupun mengusik ketenangannya.

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang