Jilid 39

2.9K 50 0
                                    

"Yaa, tentu saja kita semua akan pergi bersama!"

Lan Ciu-sui segera tertawa tergelak:

"Aaaahh, menbuang tenaga degnan percuma, aku tak ingin turut!"

Oh Put Kui menjadi tertegun, dia tak habis mengerti mengapa kakeknya enggan turut serta.

"Yaya, kau hendak pergi kemana?" tanyanya kemudian.

"Nak, yaya akan pergi menjemput ayahmu sekalian untuk diajak pulang kedaratan Tionggoan........"

Rupanya disaat Lan Cui-siu telah memperoleh kembali tenaga dalamnya, Oh Put kui telah menceritakan pengalamannya sewaktu dipulau neraka kepada orang tua itu.

Ketika memperoleh berita tersebut Lan Cui-siu segera menyatakan rasa gusarnya, dia menganggap tiga dewa dari luar wilayah dan sepasang manusia sakti dari Thian-tok adalah manusia-manusia busuk yang kelewat menghina orang...........

Tapi setelah Oh Put Kui menuturkan pula kisah perjumpaannya dengan Thian-hiang-huicu, amarah Lan Cui-siu baru agak mereda.

Waktu itu diapun segera memutuskan akan berangkat kepulau neraka serta menjemput kembali ayahnya sekalian untuk diajak pulang kedaratan Tionggoan.........

Karena inilah, ketika Peng-goan-koay-kek mengemukakan keinginannya sekarang, Oh Put Kui merasa serba salah dibuatnya.

Dia tak tahu apakah Poan-cay siansu telah bertemu serta berunding dengan keempat orang lainnya?

Disamping itu dia pun percaya perkataan dari Thian-hian-huicu yang minta kepadanya menjemput tujuh orang tua dipulau neraka setelah hari Pekcun mengandung satu maksud tertentu...............

Sekarang dia ingin mencegah kepergian orang tua tersebut, tapi diapun tak tahu bagaimana harus berkata........

Terpaksa Oh Put Kui mengalihkan sorot matanya kewajah si kakek latah awet muda.

Kakek latah awet muda segera tersenyum, kepada Peng-goan-koay-kek serunya keras-keras:

"Lan lote, buat apa kau mesti bersusah payah pergi kelautan timur? Setengah bulan lagi bocah muda ini akan pergi kepulau neraka, cepat atau lambat toh cuma menunggu setengah bulan saja, masa kau tak sabar untuk menunggu ?"

Lan Ciu-sui termenung sejenak, lalu sahutnya:

"Saudara Ban, aku cuma merasa penasaran dengan hwesio-hwesio liar itu........."

Kakek latah awet muda segera menukas sambil tertawa:

"Sudahlah Lan lote, buat apa sih kau mesti mengambek terhadap mereka? Lebih baik kita cari dulu manusia licik yang berada dibelakang layar itu sebelum membicarakan persoalan lain."

Lan Ciu-sui yang mendengar ucapan tersebut segera menggelengkan kepalanya sambil tertawa getir.

"Saudara Ban, terpaksa aku mesti menyetujui usulmu itu."

Kakek latah awet muda segera tertawa tergelak:

"Nah, tindakanmu ini baru cocok dengan seleraku lote........... hanya manusia yang tahu keadaan barulah manusia sejati............."

Oh Put Kui yang menjumpai kesemuanya ini diam-diam tertawa geli, dia tak mengira Kakek latah awet muda pandai juga membujuk seseorang..........

Dalam pada itu kakek cengeng beralis putih telah berkata pula secara tiba-tiba:

"Ban tua, kepergian kalian kebukit Ngo-tay-san tidak termasuk diriku..............?"

"Kau sikurus enggan pergi?" tanya Kakek latah awet muda sambil berkerut kening.

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang