Jilid 21

3.2K 55 5
                                    

"Benar benar sebilah pedang mestika, meski Hui Bong-ki nampaknya saja seorang yang kasar dan tak berotak, ternyata dia jauh lebih cermat dan licik ketimbang The Tay-hong! Dia melarangku mempergunakan pedang mestika padahal pedang yang ia pergunakan justru merupakan pedang mestika, benar-benar suatu tindakan yang luar biasa..."

Meskipun dalam hati kecilnya berpikir demikian, namun diluaran dia justru berkata sambil tertawa hambar.

"Termashur atau tidak, asal sudah dicoba kau toh akan mengetahui dengan sendirinya!" jengek Hui Bong-ki sambil tertawa dingin.

Begitu selesai berkata, tiba-tiba saja pedangnya digetarkan melancarkan serangan.

Oh Put Kui masih tetap berdiri tenang ditempat semula tanpa bergerak barang sedikitpun jua.

Kembali Hui Bong-ki tertawa dingin sambi membentak:

"Hey, hati-hati..."

Pedang bajanya segera memancarkan selapis cahaya merah yang segera menyelimuti seluruh angkasa.

Oh Put Kui mencoba untuk melayangkan pandangan matanya kesekeliling tempat itu, dia jumpai getaran dari pedang Hui Bong-ki tersebut dapat menciptakan dua puluh satu buah cahaya pedang yang bersama-sama menyerang kearahnya, diam-diam ia mengangguk kagum atas kemampuan tersebut.

Namun pedang yang berada ditangannya masih tetap dihadapkan kebawah tanpa bergerak.

Menanti ujung pedang dari Hu Bong-ki tersebut sudah hampir mencapai depan dadanya, baru dia bertindak.

Tidak nampak dia menggerakkan lengannya, tahu-tahu saja pergelangan tangannya miring kesamping lalu pedangnya ditusukkan kearah atas...

"Traaanggg....!"

Secara tepat sekali ujung pedangnya itu mencukil tubuh pedang Hui Bong-ki sehingga mencelat kesampint.

Tindakan Oh Put Kui yang menghadapi musuh dengan ketengangan ini segera memanding tempik sorak dari Leng Cui-cui

Seban dari kedua puluh satu kuntum bunga pedang yang dilancarkan oleh Hui Bong-ki itu, bunga pedang manakah yang merupakan serangan sebenarnya merupakan suatu hal yang sulit untuk ditentukan secara tepat sekali.

Kecuali bila kau berani menggerakkan pedangnya dan menyongsong datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.

Sudah barang tentu Oh Put Kui enggan menghamburkan tenaga dengan begitu saja.

Itulah sebabnya dia menantikan gerakan musuh berikutnya dengan suatu sikap yang sangat tenang.

Dan kenyataannya, dengan mengandalkan suatu kebasan yang sangat ringan saja dia telah memberikan hasil yang gemilang.

Pada saat itulah si pedang baja hati merah Hui Bong Ki merasakan tenaga getaran yang terpancar keluar dari pergelangan tangan Oh Put Kui itu besarnya bukan kepalang, hal ini sungguh membuat hatinya merasa terkejut sekali.

Sekrang dia tak berani bertindak secara gegabah lagi.

Pedang bajanya segera diputar, kemudian secara beruntun dia melancarkan tujuh buah serangan berantai

Kali ini Oh Put Kui sama sekali tidak mengangkat pedangnya, dia cuma menggerakkan tubuhnya sambil menghindar ke samping, lalu dalam tiga langkah saja dia sudah melepaskan diri dari ancaman serangan musuh...

Kemudian katanya sambil tersenyum:

"Sungguh cepat gerakan pedang dari Hui tayhiap!"

Ketika melihat ketujuh buah serangan pedangnya mengalami kegagalan total, Hui Bong Ki merasakan hatinya amat terkesiap.

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang