Jilid 11

4K 60 5
                                    

"Saudara Oh, persoalan yang diluar dugaan masih banyak sekali, menurut berita dalam dunia persilatan, konon bukan saja saudara Oh pernah berkunjung ke pulau neraka, lagipula......."

Tiba-tiba dia tertawa seram, setelah itu sambungnya:

"Konon saudara Oh merupakan jago lihay dari Hud-mo-siang-siu (sepasang manusia sakti Buddha dan iblis) !"

"Hud-mo-siang-siu ?" seru Oh Put Kui terperanjat, "apa maksudmu? Mengapa saudara Nyoo tidak mengutarakan dengan blak-blakan?"

Nyoo Ban-hu tertawa sinis, katanya:

"Saudara Oh, buat apa kau mesti berlagak pilon lagi?"

Oh Put Kui benar-benar dibikin tidak habis mengerti oleh perkataan orang itu.

"Saudara Nyoo, sejak dilahirkan didunia ini aku selalu berusaha untuk jujur dan tak berbicara bohong walau sepatah katapun, tapi kini saudara Nyoo menuduhku berlagak pilon, sebenarnya apa yang kau maksudkan ?"

Nyoo Ban-hu memandang pemuda itu sekejap, kemudian tertawa dingin tiada hentinya.

"Heeehhhh... heeehhhh.... heeeehhhh.... saudara Oh, masa apa yang kau lakukan tidak kau pahami sendiri?"

"Saudara Nyoo, sebenarnya apa maksudmu?" seru Oh Put Kui semakin naik pitam.

Tiba-tiba Nyoo Ban-hu tertawa, "saudara Oh, apakah pulau neraka yang berada dilautan timur adalah suatu tempat yang bisa dikunjungi oleh sembarang orang?"

"Tentu saja bukan setiap orang dapat kesitu."

"Bagaimana dengan umat persilatan?"

"Setiap orang boleh berkunjung kesitu!"

Nyoo Ban-hu segera mengalihkan sorot matanya kewajah setiap orang yang berada disana, lalu katanya sambil tertawa:

"Percayakah kau dengan perkataan itu?"

Kit Hu-seng segera menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Saudara Oh, ucapanmu itu tidak benar!"

"Tapi.... saudara Kit, aku berbicara sejujurnya!"

"Bukan sejujurnya!" kata Kit Hu-seng sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, "saudara Oh, dalam dunia persilatan dewasa ini, kecuali kau, belum pernah ada orang yang dapat berhasil mencapai pulau neraka, oleh karena itu siaute rasa kau tidak berbicara sejujurnya."

Oh Put Kui segera tertawa terbahak-bahak.

"Haaaahhhh... hhaaaahhh... haaaahhhh... tapi paling tidak, sinelayan sakti dari lautan timur Cin-poo-tion dan sipengemis pikun Lik Jin-ki dua orang tua pernah pula berkunjung kepulau neraka!"

"Apakah mereka berangkat kesana bersama sama saudara Oh?" tanya Nyoo Ban-hu sambil tertawa.

"Yaaa benar, mereka memang berangkat kesana bersama-sama aku!"

Mencorong sinar tajam dari balik mata Nyoo Ban-hu, dia segera tertawa dingin tiada hentinya.

"Ucapanmu itu bukankah berarti ucapan yang sama sekali tak ada gunanya? Mereka kalau berangkat bersama saudara Oh, berarti sang kelinci berjalan mengikuti rembulan, mereka membonceng dirimu, tentu saja hal ini tak bisa dimasukkan hitungan."

Mendengar perkataan itu, Oh Put Kui merasa sangat tidak senang hati, katanya:

"Saudara Nyoo, kau sangat pandai untuk memutar balikkan persoalan guna mencari menangnya sendiri !"

"Aaaah, siapa bilang siaute hanya ingin mencari menangnya sendiri," Nyoo Ban-hu tertawa, "apalagi toh bukan aku saja yang berkata demikian, setiap umat persilatan telah mengabarkan kalau saudara Oh mempunyai hubungan yang erat dengan kawanan iblis yang berdiam dipulau neraka, aku lihat apa yang dikabarkan itu bukan kabar bohong belaka!"

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang