Jilid 28

2.6K 45 0
                                    

Tiba-tiba Ibun Hau tertawa hambar dan berkata kepada Wi Thian-yang:

"Mengapa Wi lote pun ikut melakukan perbuatan tengik macam pencuri saja? Atau mungkin pemunculanmu untuk kedua kalinya ini telah membuat kau merubah lebih rendah dan hina daripada dulu?"

Raja setan penggetar langit Wi Thian-yang tertawa seram:

"Ibun Hau, kau pun sudah mulai belajar memfitnah orang? Kau anggap aku orang she Wi akan memandang sebelah matapun terhadap ruyung Mu-ni-ciang-mo-pian tersebut?"

Berkilat sepasang mata Ibun Hau, serunya pula sambil tertawa dingin:

"Wi Thian-yang, apakah kau tidak merasa kalau bacotmu itu kelewat latah?"

"Haaahh... haaahh... haaahh... dengan mata kepala sendiri aku orang she Wi menyaksikan ruyung tersebut disembunyikan kedalam balok kayu, tapi aku menganggapnya seperti tak berarti malahan sengaja kusampaikan rahasia tersebut kepada orang lain, bagaimana mungkin aku bisa dibilang latah?"

Baru selesai Wi Thian-yang tertawa, Oh Put Kui telah menyambung sambil tertawa:

"Ternyata cara kerja anda benar-benar sukar diraba.."

Pada saat itulah Ibun Hau yang berdiri disampingnya sambil berpeluk tangan itu berkata sambil tertawa:

"Keponakanku, buat apa sih kau mesti banyak berbicara dengannya?"

"Boanpwee hanya ingin membuktikan suatu persoalan..." kata Oh Put Kui sambil tersenyum.

"Persoalan apa? Apakah hiantit sudah berhasil membuktikannya?"

"Boanpwee telah berhasil membuktikan delapan-sembilan puluh persen, aku yakin ruyung Mu-ni-ciang-mo-pian yang hilang dari Istana Siang-hong-hu adalah merupakan hasil curian dari Nyoo Ban bu dan Wi Thian-yang yang berkomplot."

xxxxx

"Dapatkah perkataannya dipercaya?"

Baru selesai Ibun Hau berkata, Oh Put Kui telah menyambung dengan cepat:

"Ibun tua, kali ini pengakuan Wi-thian-yang adalah sejujurnya!"

"Apa? Kau percaya kalau ia tidak berniat mengincar ruyung mestika itu?"

"Tidak..." Oh Put Kui menggelengkan kepalanya berulang kali, "aku bukan bermaksud demikian, Wi thian-yang bukan lantaran mengincar ruyung tersebut maka dia mencuri benda mestika itu, sebaliknya ia berbuat demikian karena mempunyai suatu rencana busuk."

"Oya...?" Ibun Hau segera tertawa dingin.

Sebaliknya Wi-thian-yang tertawa seram:

"Bocah keparat, kau benar-benar menurut suara hati sendiri tanpa memperdulikan bagaimana pendapat orang."

"Aku rasa justru kau sendiri yang terlalu menuruti suara hati sendiri tanpa memperdulikan bagaimana pendapat orang lain," seru Oh Put Kui sambil tertawa, "coba bayangkan saja caramu memfitnah orang, tak segan mengadu domba sesama umat persilatan, tidakkah kau rasakan betapa keji dan buasnya tindakan tersebut."

Tiba-tiba Wi-thian yang mendongakkan kepalanya dan tertawa keras:

"Orang yang berjiwa sempit bukan seorang Kuncu, orang yang tidak berhati keji bukan seorang lelaki sejati, bocah keparat, kau masih ketinggalan jauh sekali..."

"Wi Thian-yang, tampaknya kau benar-benar berniat mencelakai umat persilatan lagi?" tiba-tiba Ibun Hau menegur sambil tertawa dingin.

"Demi rejeki atau demi keuntungan hanya selisih dalam satu ingatan, saudara Ibun darimana kau tahu kalau semua perbuatanku ini bukan demi melenyapkan bibit bencana dari dunia persilatan?"

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang