Jilid 12

3.5K 47 0
                                    

Cheng-Thian-Kui-Ong sendiri sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa sekalipun sudah disemprot oleh pemuda tersebut dengan kata-kata yang pedas.

Dia hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa, lalu berkata :

"Bocah muda, kau benar-benar pantas disebut sebagai putranya Seng-siu... Hari ini lohu tak akan menyusahkan dirimu, tapi mengharapkan kau bisa melanjutkan cita-cita ayahmu dan mengangkat tinggi nama besar ayahmu di masa lalu..."

Apa yang diucapkan ternyata adalah kata kata semacam itu, peristiwa mana benar-benar merupakan suatu kejadian yang sama sekali diluar dugaan siapapun.

Untuk sesaat lamanya Nyoo Ban-bu menjadi tertegun, kemudian serunya dengan cepat :

"Apa maksud saudara dengan mengucapkan perkataan semacam itu ?"

Wi Thiau-yang tertawa terbahak bahak.

"Haaah... haaahh... haaahh.. menanti kau sudah mempunyai nama dan kedudukan separti Wan-sim-seng-siu dahulu, lohu pasti akan mencarimu dan menantangmu untuk berduel. Bocah muda, apakah kau belum memahami maksudku?"

Paras muka Nyoo Ban-bu berubah hebat.

"Saudara. kau tak usah menunggu lebih lama lagi, kalau ingin bertarung maka sekarang juga aku akan melayani keinginanmu itu," serunya dengan lantang.

Kit Ha-seng segera bersorak sambil bertepuk tangan:

"Benar! Saudara Nyoo, kau benar-benar bersemangat!"

Sedangkan si Kakek setan berhati cacad hanya menundukkan kepala sambil minum arak, dia berlagak seolah-olah sama sekali tidak mendengar pembicaraan tersebut.

"Sobat kecil, apa yang kau ucapkan memang benar," kata Wi-thian-yang kemudian dengan suara lirih. "kau memang benar-benar punya semangat jantan..."

Setelah berhenti sejenak, mendadak dia menengadah dan tertawa terbahak bahak.

"Haahh.... haaahh... haaahhh... sayang sekali keberanianmu yang membabi buta itu hanya akan merugikan dirimu sendiri, bahkan bisa merembet pada keselamatan jiwamu! Coba kalau menuruti tabiat lohu dimasa lalu, nyawamu itu sudah melayang semenjak tadi..."

"Heehhh... heehhh... heeehhh... asal nama baik bisa dijaga keutuhannya, sekalipun mati juga tak mengapa," kata Nyoo Ban-bu sambil tertawa dingin.

Raja setan yang menggetarkan langit Wi-thian-yang yang mendengar perkataan itu, diam-diam mengangguk, ucapnya:

"Perkataanmu memang benar, tapi tak bermanfaat bagi seorang manusia sejati... bocah muda, kesetiaan yang bodoh, kebaktian yang bodoh, keberanian yang bodoh dan menjaga nama bodoh merupakan perbuatan perbuatan bodoh yang hanya dilakukan oleh manusia manusia tak berotak..."

Sesudah bernhenti sebentar, sambil menggelengkan kepala dan menghela napas, terusnya:

"Bilamana kau memiliki kemampuan untuk menahan sabar dan menunggu sampai mendapat kesuksesan dikemudian hari, maka segala sesuatunya bisa berjalan dengan sukses, sebaliknya bisa kau tak mampu menahan gejolak perasaanmu sekarang, meski dikemudian hari mencapai suatu keberhasilan tak mungkin keberhasilan itu akan mengejutkan orang, apalagi menandingi keberhasilan ayahmu!"

Nyoo Ban-bu yang mendengar perkataan itu segera merasakan seluruh badannya gemetar keras, untuk beberapa saat lamanya dia tak sanggup untuk mengucapkan sepatah katapun.

Wi Thian-yang tertawa, sambil berpaling kearah Siau Lun katanya kemudian:

"Siau loko, siaute ingin mohon diri dulu!"

"Apakah kau hendak mencari Hui Lok?" tanya Siau Lun sambil meletakkan sumpitnya keatas meja.

"Tidak, aku hendak mencari Leng Siau-thian lebih dulu!"

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang