Jilid 18

3.1K 45 0
                                    

Rasanya kecuali sulaman si rajawali emas yang mementang sayap itu boleh dibilang kakek ceking seperti kena serangan penyakit t.b.c, ini tiada pancaran kegagahan sebagai seorang iblis diatas iblis........

Sementara itu mereka sudah sampai dihadapan si iblis diantara iblis pedang sakti bertenaga raksasa Kit Put-sia, tuan rumahpun menjura sambil mempersilahkan tamunya masuk, sedang matanya mengawasi wajah Oh Put Kui beberapa kejap.

Walaupun wajahnya memperlihatkan rasa kaget dan tercengang, namun ia sama sekali tak mengajukan sepatah katapun.

Dalam pada itu Put-lo-huang-siu telah memasuki ke dalam kota, maka sambil membusungkan dada Oh Put Kui dan pengemis pikun ikut mengangkat dada sambil menyusul dibelakangnya.

"Bagus sekali ! Tempat ini benar-benar merupakan sebuah kota yang amat ramai."

Setelah masuk ke dalam kota, pengemis pikun menyaksikan kedua belah sisi jalan terdapat anyak orang yang berjual beli, sehingga tak kuasa lagi ia berteriak keras.

Oh Put Kui sendiripun merasa terkejut dengan kejadian tersebut. Ia tak menyangka kalau kota kematian ternyata hanya nama belaka, sedangkan kenyataannya berupa sebuah kota sungguhan,

Walaupun para pedagang yang berjualan serta para langganan yang belanja disitu hampir semuanya temasuk gembong-gembong iblis dari dunia persilatan, namun dilihat suadana pasar yang terbentang disitu, sudah cukup membuat orang melupakan segala peristiwa yang berhubungan dengan pembunuhan dan darah.

Yang lebih membuat orang tercengang adalah penghuni dari kota tersebut. Ternyata seratus persen penghuninya adalah para gembong iblis yang dapat membunuh orang tanpa berkedip.

Dari sini dapatlah disimpulkan kalau Kit Put-sia memang seorang manusia yang luar biasa.

Dengan cepat mereka sudah melalui tiga buah jalanan besar sebelum tiba di tempat kediaman Kit Put-sia.

Tempat tinggal gembong iblis ini sekali lagi membuat Oh Put Kui merasa terkejut sekali.

Semula dia mengira siraja iblis diantara iblis ini pasti berdiam di dalam sebuah bangunan rumah yang megah dan mewah melebihi sebuah istana raja.

Sekalipun tidak lebih mewah daripada sebuah keraton, paling tidak rumahnya akan lebih megah daripada rumah seorang hartawan atau rakyat disekitarnya.

Tapi setelah Kit-Put-sia mempersilahkan mereka memasuki sebuah bangunan rumah, Oh Put Kui baru melongo.

Ternyata rumah yang didiami oleh Raja diraja dari kaum iblis ini tak lebih hanya sebuah rumah biasa, rumah sederhana seperti kebanyakan pedagang.

Sedangkan si iblis itu sendiri pun seorang pedagang beras yang memakai merek:

Warung beras Put-sia.

Peristiwa ini benar-benar diluar dugaan siapapun juga.

Pengemis pikun yang menyaksikan kejadian tersebut segera menggelengkan kepalanya berulang kali, cuma dia sungkan untuk mengutarakan keluar maka selama ini tiada komentar yang kedengaran.

Dagang beras milik Kit-put-sia memang cukup besar dan ramai, pembantunya saja sudah mencapai belasan orang, bahkan langganan yang membeli beras seperti sedang antri karcis saja penuh sesak dan amat ramai..

Beginikah bentuk kota kematian yang digembar gemborkan orang sebagai kota yang mengerikan ?

Benarkah Kit Put sia adalah raja diraja diantara iblis yang menjadi pemilik kota kematian ini ?

Di tengah keheningan yang mencekam, mereka telah diundang masuk ke ruangan tamu. Dengan penuh keramahan Kit Put-sia mempersilahkan mereka duduk, tak lama kemudian hidangan lezatpun dihidangkan.

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang