"Oh koko, aku tak dapat mengampuni mereka... aku harus pergi mencari mereka..."
Belum habis ia berkata, tubuhnya sudah melompat keluar dari kuil tersebut.
Sekali lagi Oh Put-kui dibuat tertegun oleh kejadian ini.
Dia sama sekali tidak menyangka kalau gadis itu akan pergi sedemikian cepatnya, padahal dia sudah menaruh suatu perasaan aneh terhadap gadis tersebut.
Sebaliknya pengemis sinting segera berseru sambil tertawa:
"Lote, aku telah membantunya untuk terlepas dari kesulitan!?
Oh Put Kui yang mendengar ucapan tersebut kembali merasakan hatinya bergetar keras.
Tampaknya bila persoalan sudah mencapai pada puncaknya, si pengemis sinting ini sedikitpun tidak sinting.
Ia tak mengira kalau pengemis tersebut dapat menggunakan siasat semacam ini untuk memaksa Nyoo Siau-sian meninggalkan tempat tersebut...
Karenanya untuk beberapa saat dia hanya bisa mengawasi pengemis sinting dengan wajah termangu mangu.
Pada saat itulah Li CIng-siu telah menjura dan berkata sambil tertawa:
"Terima kasih banyak atas bantuan Oh sauhiap untuk melepaskan kami dari kesulitan, budi kebaikan ini pasti tak akan kulupakan untuk selamanya. Sekarang aku masih ada urusan lain yang harus diselesaikan, bila suatu ketika lote lewat di Seng-ciu, harap mampir ke markas kami, berilah kesempatan kepadaku untuk menjadi tuan rumah yang baik..."
Tidak sampai Li Cing-siu menyelesaikan kata katanya, Oh Put Kui telah menjura dan menukas:
"Boanpwee dan Ciu lote merasa cocok satu sama lainnya, sudah sepantasnya bila boanpwee menyumbang sedikit tenaga demi perkumpulan kalian, bila kau bersikap begitu sungkan, boanpwee malah merasa tak berani untuk menerimanya."
Kemudian setelah berhenti sejenak, katanya lebih jauh:
"Bila kau masih ada urusan silahkan saja untuk diselesaikan, bila Ku Giok-hun sekalian sudah mengetahui tentang kayu-kayu balok itu sehingga mencampurinya, tentu banyak kesulitan yag akan dijumpai..."
Li Cing-siu tertawa penuh rasa terima kasih, setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada Oh Put Kui, dia baru mengajak semua anggota perkumpulannya dan menggotong dua pendeta dari See-ih untuk berangkat meninggalkan tempat itu.
Tak lama setelah kepergian mereka, kakek latah awet muda baru melayang turun ke atas tanah sambil tertawa.
"Huuuh, hampir saja aku mati karena gelisah!"
"Ban tua, bagaimana pendapatmu tentang penyelesaian boanpwee atas kejadian yang berlangsung malam ini?" tanya Oh Put Kui kemudian sambil tertawa.
Kakek latah awet muda segera tertawa tergelak:
"Kalau berbicara soal masalahnya, keadaan sekarang malah bertambah rumit."
Oh Put Kui menjadi tertegun, ia balik bertanya:
"Ban tua, apakah ada hal-hal yang tidak memuaskan hatimu?"
"Tentu saja, kau telah mendatangkan kesulitan yang besar sekali, masa kau belum tahu?"
"Haaahhh... haaahhh.... haaahhh... Ban tuan, kalau cuma Ang Yok-su mah belum sanggup berbuat apa-apa terhadapku!"
"Ang Yok-su?" kakek latah awet muda tertawa tergelak, "kau anggap yang kumaksudkan adalah Ang Yok-su?"
"Selain dia, boanpwee akan peroleh kesulitan dari siapa lagi...?"
Sambil menggelengkan kepalanya kakek latah awet muda menghela napas panjang:
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu Long
AdventureSuara seruling, irama harpa, bayangan pedang, nyanyian lantang, pekikan nyaring, gelak tertawa keras dan pujian Buddha yang menggelegar, setiap bulan purnama pasti akan muncul satu kali di sebuah pulau misterius yang oleh orang-orang rimba persilata...